TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Vagina Kering: Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahannya

Menyebabkan sakit atau ketidaknyamanan saat berhubungan seks

ilustrasi dokter menjelaskan vagina kering kepada pasien (completewomencare.com)

Kekeringan pada vagina atau vagina kering (vaginal dryness) adalah gejala menyakitkan yang mungkin dialami banyak perempuan pada beberapa titik kehidupannya. Penyebabnya beragam, seperti penurunan kadar hormon, menyusui, atau efek obat-obatan tertentu. Vagina kering juga biasanya berhubungan dengan menopause.

Berikut ini akan dijelaskan seputar penyebab, gejala, pengobatan, dan pencegahan vagina kering. Simak sampai tuntas, ya!

1. Vagina kering, kondisi apa itu?

ilustrasi celana dalam perempuan (pexels.com/Cliff Booth)

Vagina kering adalah gejala umum selama dan setelah menopause. Akan tetapi, kekeringan pada vagina juga bisa terjadi pada usia berapa pun dan karena berbagai alasan.

Vagina kering biasanya merupakan akibat dari kadar hormon estrogen yang rendah dalam tubuh. Estrogen adalah hormon yang membuat lapisan vagina terlumasi, tebal, dan elastis.

Kondisi umum terjadi, tetapi banyak perempuan yang tidak mencari bantuan medis, karena mereka mungkin tidak menyadari bahwa itu adalah masalah kesehatan yang bisa ditangani.

Menurut laporan dalam EPMA Journal tahun 2019, vagina kering dapat menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seks, berkontribusi pada kehilangan minat akan seks. Kondisi ini juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan saat berolahraga atau beraktivitas fisik lainnya, serta meningkatkan risiko infeksi vagina.

Baca Juga: Mengenal Hidrosalping, Penyebab Gangguan Kesuburan pada Perempuan

2. Gejala atau efek dari vagina kering

ilustrasi gatal pada vagina (indiatimes.com)

Dilansir Healthline, vagina kering dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada area vagina dan panggul. Kondisi ini juga bisa menyebabkan:

  • Sensasi terbakar.
  • Hilang minat terhadap seks.
  • Nyeri saat berhubungan seksual.
  • Perdarahan ringan setelah berhubungan seks.
  • Rasa sakit.
  • Infeksi saluran kemih yang tak kunjung sembuh atau sering kambuh.
  • Vagina gatal atau sensasi seperti tersengat.

3. Penyebab

Stres dan kecemasan bisa menjadi salah satu penyebab vagina kering. (womenshealth.gov)

Mengutip Medical News Today, vagina kering biasanya disebabkan oleh penurunan kadar estrogen, umumnya mulai menurun saat mendekati menopause.

Ovarium menghasilkan estrogen, dan estrogen mengontrol perkembangan karakteristik tubuh perempuan, seperti payudara dan bentuk tubuh. Ini juga memainkan peran penting dalam siklus menstruasi dan kehamilan.

Estrogen membantu menjaga jaringan yang melapisi vagina tetap tebal, lembap, dan sehat. Saat kadarnya menurun, lapisan menjadi lebih tipis, lebih kering, dan kurang elastis. Perubahan ini dikenal sebagai atrofi vagina.

Tingkat estrogen dapat turun karena berbagai alasan termasuk:

  • Menopause.
  • Operasi pengangkatan ovarium (yang dapat memicu menopause).
  • Melahirkan dan menyusui.
  • Terapi kanker seperti kemoterapi dan radiasi.
  • Obat antiestrogen untuk mengobati kanker payudara atau endometriosis.

Penyebab lain kekeringan pada vagina dapat meliputi:

  • Sindrom Sjögren, yaitu gangguan autoimun yang melibatkan peradangan kelenjar ludah dan air mata.
  • Penggunaan antihistamin, yang mana ini membantu mengelola gejala pilek dan alergi dengan mengeringkan sekresi. Efek sampingnya bisa berupa kekeringan pada vagina dan kesulitan buang air kecil.
  • Antidepresan, yang kadang memiliki efek samping seksual seperti vagina kering, penurunan libido, dan kesulitan mencapai orgasme.
  • Stres dan kecemasan dapat memengaruhi libido dan pelumasan vagina, menurut laporan dalam EPMA Journal tahun 2019.
  • Berkurangnya suplai darah ke vagina.
  • Sindrom Flammer, yaitu kondisi saat pembuluh darah bereaksi dengan cara yang tidak biasa terhadap rangsangan, seperti dingin dan stres.

Perempuan yang merokok mungkin mengalami menopause lebih cepat, sehingga kekeringan pada vagina dapat terjadi pada usia lebih dini dalam kelompok ini.

4. Pencegahan

ilustrasi pasangan di ranjang (unsplash.com/Becca Tapert)

Mengutip Everyday Health, kamu bisa mencegah atau meminimalkan risiko vagina kering dengan cara-cara ini:

  • Melakukan seks secara rutin.
  • Tidak menggunakan douche, pewangi, atau deodoran di atau dekat area vagina, dan pastikan untuk membersihkan vagina hanya dengan sabun tanpa pewangi dan pewarna.
  • Luangkan lebih banyak waktu untuk foreplay saat berhubungan seks dengan pasangan untuk membangkitkan dan merangsang diri sendiri, yang mana ini dapat meningkatkan sekresi vagina.

Baca Juga: Demiseksual: Ketertarikan Seksual karena Ikatan Emosional

Verified Writer

Derinda Astri Irdiyana

Jual hamster Bergas Ungaran Kabupaten Semarang Instagram @dekyrahamster030721

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya