Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Menjaga kesehatan alat reproduksi adalah hal yang penting, terutama menjaga daerah kemaluan agar tetap bersih. Karena, organ seksual yang tidak bersih berpotensi membahayakan kesehatan reproduksi. Salah satu permasalahan yang umum dialami adalah bau tidak sedap pada area kemaluan.
Umumnya, pembahasan bau pada kemaluan lebih banyak pada vagina. Namun, tidak jarang area penis berbau tidak sedap pula. Pada banyak kasus, area penis berbau tidak sedap merupakan kondisi yang cukup normal.
Hal tersebut disampaikan Kelley Pagliai Redbord, M.D., seorang dokter kulit di George Washington University dalam MensHealth (28/1/2021), bahwa keringat dan bakteri alami pada tubuh akan tercampur dalam kondisi lembap dan menyebabkan munculnya bau khas.
Meski begitu, pada beberapa kasus ketika area penis berbau tidak sedap rupanya dapat menjadi indikasi penyakit serius. Berikut beberapa penyebab bau tidak sedap yang muncul pada area penis.
1. Hiperhidrosis
Ilustrasi hiperhidrosis (pexels.com/cottonbro) Hiperhidrosis merupakan kondisi ketika seseorang mengeluarkan keringat berlebih. Hiperhidrosis dapat terjadi ketika kulit selangkangan bergesekan dengan kulit penis dan skrotum (kulit pembungkus buah zakar) menghasilkan keringat berlebih.
Keringat berlebih pada daerah penis memicu munculnya bakteri atau jamur, sehingga keduanya bercampur dan menghasilkan bau yang tidak sedap.
2. Smegma
Ilustrasi smegma (pexels.com/NastyaSensei) Smegma adalah tumpukan sel kulit mati, minyak, keringat, dan kotoran yang bersarang di penis. Smegma berbentuk gumpalan seperti keju dan biasa ditemukan di bawah kulup penis yang tidak disunat.
Saat seseorang menghasilkan keringat berlebih atau tidak bebersih secara rutin, maka smegma akan terbentuk sebagai bongkahan putih yang bau dan penuh bakteri. Jika tidak ditangani dengan baik, smegma dapat menyebabkan inflamasi dan infeksi pada penis.
3. Efek samping obat antidepresan
Ilustrasi obat antidepresan (unsplash.com/melany_tuinfosalud) Meskipun jarang terdengar, namun bau tidak sedap pada daerah penis merupakan efek samping pengobatan secara tidak langsung, khususnya dalam penggunaan obat-obatan antidepresan.
Hal ini dikarenakan beberapa obat antidepresan dapat menyebabkan kenaikan produksi keringat sehingga berpotensi menyebabkan bau pada daerah penis.
Beberapa obat yang berpengaruh adalah duloxetine, escitalopram, paroxetine, dan setraline.
Baca Juga: Benarkah Bawang Putih Dapat Memperbesar Ukuran Penis? Ini Faktanya!
4. Infeksi jamur
Ilustrasi jamur penyebab infeksi (unsplash.com/Rachel Horton-Kitchlew) Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Infeksi jamur pada penis terjadi ketika jamur Candida bertumbuh tak terkendali dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Infeksi jamur di penis memiliki beberapa gejala, diantaranya:
- Iritasi dan kemerahan
- Gatal dan terasa terbakar
- Tebal dan putih seperti sariawan
- Kulit penis yang lembap, putih, atau mengkilat
Infeksi jamur dapat terjadi karena berhubungan seksual dengan perempuan yang memiliki infeksi jamur atau tidak membersihkan daerah penis dengan baik.
5. Balanitis
Ilustrasi penis iritasi (unsplash.com/charlesdeluvio) Balanitis merupakan sebuah kondisi ketika bagian kepala penis mengalami inflamasi sehingga menghasilkan bau tidak sedap. Kondisi ini ditandai dengan beberapa gejala, seperti:
- Kemerahan
- Gatal
- Pembengkakan
- Sensasi terbakar saat sedang buang air kecil
- Penumpukan cairan di balik kulup penis
Umumnya, balanitis disebabkan oleh hubungan seksual tanpa kondom, pembentukan smegma, sabun wangi, psoriasis, eksim, dan kebersihan yang tidak terjaga.
6. Penyakit menular seksual (PMS)
Ilustrasi hubungan seksual beresiko (pexels.com/Deon Black) Penyakit menular seksual (PMS) adalah penyakit pada alat kelamin yang disebarkan melalui hubungan seksual beresiko seperti tanpa kondom, lebih dari satu pasangan, seks anal, dan lain sebagainya.
Pada PMS, bau tidak sedap di area penis merupakan salah satu dari beberapa gejala yang umum terjadi. Beberapa contoh PMS yang memungkinkan adalah klamidia dan gonore.
Baca Juga: Fraktur Penis (Penis Patah): Penyebab, Gejala, dan Penanganan