TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ketahui 8 Penjelasan Medis Kenapa Menstruasi Tidak Teratur

Dipicu oleh stres, gaya hidup, hingga penyakit

pandiahealth.com

Secara teori, menstruasi terjadi setiap 28 hari sekali, meski ada yang lebih cepat atau lebih lama. Menstruasi umumnya berlangsung selama 3-7 hari dengan intensitas yang bervariasi, mulai dari ringan, sedang, hingga berat.

Tetapi, pernahkah kamu mengalami menstruasi beberapa bulan sekali atau justru dua kali dalam sebulan? Mengapa siklus menstruasi menjadi tidak teratur? Inilah penjelasan ilmiahnya!

1. Dipengaruhi oleh gangguan tidur

dailywellness.com

Apakah tidurmu berantakan akhir-akhir ini? Jika iya, ini mungkin adalah alasan di balik menstruasi yang tidak teratur. Tidur membantu mengatur suhu tubuh dan memastikan organ di dalamnya berfungsi normal, seperti yang diungkapkan oleh laman Insider.

Menurut studi yang ditulis oleh Kari Sveum dari Northwestern University di Chicago, Illinois, menyimpulkan bahwa wanita dengan sindrom fase tidur tertunda lebih mungkin mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur dan gejala pramenstruasi.

Penelitian ini melibatkan 13 wanita dengan sindrom fase tidur tertunda dan 13 wanita sehat. Hasilnya, wanita dengan sindrom fase tidur tertunda dua kali lebih banyak mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur.

Selain itu, 69 persen dari wanita dengan sindrom fase tidur tertunda mengalami masalah pramenstruasi, seperti kram dan perubahan suasana hati. Pada kelompok wanita sehat, hanya 16,67 persen yang mengalaminya.

2. Kamu sedang stres dan banyak pikiran

seedpsychology.com.au

Stres bisa memengaruhi banyak hal, termasuk siklus menstruasi. Ini dijelaskan dalam penelitian berjudul "Factors Associated with Menstrual Cycle Irregularity and Menopause" yang diterbitkan di jurnal BMC Women's Health pada tahun 2018.

Mengacu pada studi tersebut, haid tidak teratur dikaitkan dengan banyak faktor, seperti stres, obesitas, dan merokok. Di sisi lain, saat stres meningkat, ada kemungkinan periode menstruasi berhenti untuk sementara. Kondisi ini dikenal sebagai amenore sekunder.

Dilansir dari laman Everyday Health, stres bisa menekan fungsi hipotalamus, yang mengontrol kelenjar pituitari. Ini adalah kelenjar utama tubuh yang mengontrol kelenjar tiroid, adrenal, dan ovarium. Semuanya bekerja sama untuk mengatur hormon.

Disfungsi ovarium bisa mengakibatkan masalah pada produksi estrogen, ovulasi, atau proses reproduksi lainnya. Apabila ovarium tidak berfungsi dengan baik, efek sampingnya adalah menstruasi terlewat atau siklus haid tidak teratur.

3. Terjadi penurunan atau peningkatan berat badan secara tiba-tiba

today.com/Carlos Davila

Menurut UC Riverside Health, ovarium dan sel lemak di seluruh tubuh memproduksi estrogen. Sehingga, peningkatan atau penurunan berat badan dalam waktu singkat bisa mengacaukan siklus menstruasi.

Buktinya, dalam studi yang dipublikasikan di Endocrinology and Metabolism Journal pada tahun 2017, menemukan hubungan antara ketidakteraturan menstruasi dengan penurunan atau kenaikan berat badan. Studi ini melibatkan 4.621 wanita berusia 19-54 tahun.

Baca Juga: Ini Penyebab Menorrhagia, Menstruasi Deras Lebih dari Seminggu

4. Ada perubahan pada kebiasaan olahraga

theconversation.com

Dr. Rose E. Frisch dari Harvard School of Public Health menjelaskan bahwa total periode ovulasi dalam hidup berkaitan langsung dengan kerentanannya terhadap kanker. Menurutnya, estrogen (hormon yang mengontrol siklus reproduksi) menjadi kurang aktif pada wanita muda yang berolahraga terlalu keras.

"Latihan keras 'mematikan siklus menstruasi' dan menyebabkan kemandulan sementara," ungkapnya pada The New York Times.

Lebih lanjut, menarche (permulaan menstruasi) sering tertunda dan menstruasi berikutnya menjadi tidak teratur pada mereka yang berolahraga berat. Atas dasar itu, lebih dianjurkan untuk berolahraga dengan intensitas ringan atau sedang, tetapi frekuensinya lebih sering.

5. Kontrasepsi darurat mungkin menyebabkan terlambat menstruasi

businessinsider.com/Daniel Reinhardt

Kontrasepsi darurat atau morning-after pill dipakai sebagai tindakan pencegahan setelah berhubungan seks tanpa kondom. Princeton melaporkan beberapa penelitian yang menunjukkan perubahan siklus menstruasi setelah wanita memakai kontrasepsi darurat.

Dalam studi tersebut, wanita yang menggunakan kontrasepsi darurat dosis penuh (1,5 mg levonorgestrel) mendapatkan menstruasi lebih cepat daripada wanita yang tidak menggunakan pil. Selain itu, semakin awal pil dikonsumsi, semakin cepat menstruasi datang.

6. Ada perubahan pada tiroid

insider.com/yacobchuk

Tiroid adalah kelenjar berbentuk kupu-kupu yang terletak di pangkal leher. Fungsinya adalah mengatur metabolisme dan suhu tubuh. Tetapi, siklus menstruasi bisa terpengaruh jika tiroid memproduksi terlalu sedikit atau terlalu banyak hormon, laman Insider menerangkan.

Mengacu pada studi berjudul "Disturbances of Menstruation in Thyroid Disease" yang dipublikasikan di Annals of the New York Academy of Sciences, hipotiroidisme dan hipertiroidisme dapat menyebabkan gangguan menstruasi. Dikatakan bahwa 21,5 persen dari 214 pasien mengalami gangguan dalam siklus menstruasi.

7. Mungkin, kamu mengidap sindrom ovarium polikistik (PCOS)

bustle.com

Jika seseorang mengidap sindrom ovarium polikistik (PCOS), terkadang sel telur tidak berkembang sesuai jadwal. Kondisi ini menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan berdampak langsung pada ovarium. Alhasil, ovulasi dan haid tertunda.

Di sisi lain, PCOS bisa dikenali dari penipisan rambut, jerawat, dan peningkatan berat badan. Untuk pengobatan, dokter biasanya memberikan pil yang mengandung estrogen dan progestin untuk mengatur estrogen dan menurunkan produksi androgen, laman Mayo Clinic mengungkapkan.

Baca Juga: Apakah Bisa Berhubungan Seks saat Menstruasi? Ini Plus Minusnya!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya