TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bondage Sex: Definisi, Alasan Disukai, Manfaat, Risiko, Tips

Salah satu bentuk praktik BDSM

ilustrasi bondage sex (pexel.com/Photo by Noelle Otto)

Bondage sex mengacu pada bentuk permainan seks yang melibatkan mengikat atau menahan pasangan secara sukarela untuk memberi dan menerima kenikmatan seksual. 

Bondage mewakili huruf "B" dalam BDSM yang terdiri dari tiga elemen terpisah lainnya yang bisa digabungkan menjadi:  bondage and discipline, dominance and submission, lalu sadism and masochism. Sebagian juga menyebutnya sebagai kinky sex yang menggambarkan praktik seksual di luar standar normatif masyarakat.

Artikel ini akan menjelaskan tentang bondage sex dan mengapa praktik seks ini dinikmati, serta potensi manfaat dan risikonya. Baca terus untuk tahu informasi lengkap seputar bondage sex.

1. Definisi

ilustrasi bondage sex (pixabay.com/M C)

Dilansir Medical News Today, bondage sex adalah aktivitas seks konsensual yang melibatkan penggunaan pengekangan fisik untuk membatasi kebebasan bergerak pasangan. Dalam praktiknya, bondage sex berbentuk permainan seks konsensual yang melibatkan  mengikat, menahan, atau memborgol yang dapat membatasi pergerakan.

Bondage sex melibatkan permainan kekuasaan, di mana seseorang mengambil peran yang lebih dominan saat berhubungan seks, sementara pasangannya tunduk dalam permainan tersebut. Meskipun ini mengasumsikan hierarki kekuasaan, tetapi lebih baik untuk mencirikan bondage sex sebagai dialog terbuka untuk menegosiasikan perilaku dalam mencapai kenikmatan bersama dari rangsangan fisik dan psikologis.

Minat sebagian orang terhadap bondage sex tercatat dalam studi dalam jurnal PLOS One tahun 2017, yang menunjukkan bahwa 1 dari 5 orang Amerika telah terlibat dalam seks tersebut. Akan tetapi, terlepas prevalensinya, bondage sex tetap menjadi topik yang menerima stigma. Banyak orang yang melihatnya sebagai hal tabu dan dikaitkan dengan kondisi psikologis yang tidak sehat atau menyimpang.

Akan tetapi, berdasarkan International Society for Sexual Medicine, telah terjadi pergeseran narasi dalam beberapa tahun terakhir. Banyak ahli yang sekarang melihat aktivitas BDSM konsensual sebagai bentuk keintiman yang relatif umum dan sehat. 

2. Alasan bondage sex disukai

Menurut studi dalam The Journal of Sex Research tahun 2019, sebanyak 58,9 persen pria dan 54,4 persen perempuan praktisi BDSM mencantum bondage sex sebagai salah satu kegiatan favorit mereka.

Dalam studi tersebut dijelaskan alasan orang menyukai bondage sex karena itu memungkinkan untuk menegaskan dominasi dengan memberi mereka kendali dan kekuasaan penuh atas suatu situasi. 

Hasil penelitian tersebut dipertegas oleh studi tahun 2020 yang menerima pengakuan dari praktisi bondage sex bahwa permainan seksual tersebut menjadi sarana saling bertukar kekuasaan untuk tujuan membangkitkan gairah seksual. Pertukaran kekuatan melalui pengekangan fisik menjadi alasan paling umum orang melakukan aktivitas bondage sex.

Sementara itu, studi dalam jurnal Sexual Medicine tahun 2019 menambahkan informasi yang berbeda. Sistem rasa sakit dan penghargaan otak dapat memengaruhi mengapa seseorang menikmati BDSM. Hal itu disebabkan oleh kesenangan dan rasa sakit yang dapat mengaktifkan bagian otak yang sama, sehingga praktik ini dilakukan karena dapat membantu meningkatkan kesenangan.

Baca Juga: Menarik, Ini 5 Manfaat Seks BDSM untuk Kesehatan

3. Manfaat potensial

ilustrasi pasangan intim (unsplash.com/Jakob Owens)

Beberapa manfaat yang mungkin bisa diperoleh dari bondage sex termasuk:

  • Meningkatkan kesenangan: Studi pendahuluan dalam jurnal Psychology of Consciousness: Theory, Research, and Practice tahun 2016 menunjukkan bahwa berpartisipasi dalam BDSM mengarah ke keadaan kesadaran yang berubah, yang disebut sub-ruang. Orang-orang menggambarkannya sebagai keadaan mengambang dan tinggi yang dialami oleh pihak dominan dan penurut, baik saat aktivitas seksual maupun setelah itu dilakukan. Pengekangan dalam praktik bondage sex dapat menghasilkan deprivasi sensorik. Itu membantu meningkatkan sensasi indra yang bisa mendorong kegembiraan tambahan pada seseorang. 
  • Membangun hubungan lebih dalam: Bondage sex bergantung pada kepercayaan dan keamanan yang membutuhkan kerentanan untuk menyerahkan atau memegang kendali dalam permainan. Praktik ini membantu mengembangkan kedekatan dan meningkatkan keterampilan komunikasi, negosiasi, dan ketegasan. Bondage sex juga mendorong pasangan untuk mengeksplorasi keinginan dan fantasi seks yang dapat menyatukan pasangan menjadi lebih intim. 
  • Menyembuhkan hubungan: Pasangan yang mempraktikkan bondage sex mengungkap bahwa BDSM dapat menawarkan ruang yang mana bagi orang-orang yang sembuh dari trauma, PTSD, dan pelecehan. Terapis seks bahkan bisa menggunakan bondage sex sebagai alat untuk membantu pasangan mengerjakan dinamika kekuasaan untuk melepaskan dan mengambil kembali kendali di dalam permasalahan hubungan.
  • Meningkatkan kesehatan mental dan seksual: Sebuah studi dalam The Journal of Sexual Medicine tahun 2019 menemukan bahwa orang yang mempraktikkan BDSM memiliki lebih sedikit masalah seksual daripada populasi umum. Lalu, studi dalam jurnal Pscychology of Consciousness tahun 2016 mencatat bahwa terlibat dalam aktivitas BDSM konsensual dapat mengurangi kecemasan. Itu juga berkaitan dengan mengurangi stres fisik dan emosional di antara partner penerima. 

4. Risiko potensial

Orang yang mempraktikkan bondage sex mungkin berisiko mengalami cedera fisik. Dalam penelitian yang dipublikasi jurnal Clinical Psychology tahun 2016, lebih dari 70 persen responden melaporkan setidaknya satu kecelakaan dari kegiatan BDSM. Hematoma adalah cedera yang paling umum dialami.

Cedera fatal juga bisa terjadi saat berlatih melakukan BDSM. Tinjauan literatur berjudul How Safe is BDSM? A Literature Review on Fatal Outcome in BDSM Play tahun 2021 mencatat pencekikan adalah penyebab kematian paling sering dan obat-obatan atau alkohol terlibat dalam 64 persen kasus BDSM yang fatal. 

Persetujuan sangat penting dalam komunitas BDSM untuk memastikan keamanan fisik dan emosional di antara para praktisi. Ini dikenal sebagai Safe, Sane, and Consensual (SSC) serta Risk-Aware Consensual Kink (RACK) dalam komunitas BDSM. 

Baca Juga: 5 Fakta BDSM, Bukan Hanya soal Seks dan Kekerasan tapi Ada Maknanya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya