TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Benarkah Seks Oral Picu Kanker Esofagus? Cek Faktanya!

Waspadai risiko penyakit di balik aktivitas seks oral

ilustrasi oral seks (pixabay.com/Tumisu)

Siapa yang tidak tahu kanker? Sebagian besar pastinya sudah mengenal penyakit satu ini. Bukan kata “kanker” dari akronim kantong kering. Namun, penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal dan perlahan menghancurkan tubuh.

Kali ini kita akan membahas bersama kanker esofagus. Penyakit yang belum ditemukan obatnya hingga saat ini. Buku berjudul Deteksi Dini & Atasi 31 Penyakit Bedah Saluran Cerna (Digestif) menyebutkan kanker esofagus menjadi penyebab kematian keempat di negara berkembang.

Beredar pembicaraan mengenai seks oral picu kanker esofagus. Apakah benar seks oral menyebabkan kanker esofagus? Yuk, simak bersama faktanya.

1. Apa itu kanker esofagus?

ilustrasi sel kanker (unsplash.com/National Cancer Institut)

Sebelum membahas lebih dalam, kita perlu mengetahui tentang esofagus. Biasa dikenal sebagai kerongkongan, esofagus merupakan saluran yang menghubungkan rongga mulut ke lambung. Kerongkongan menjadi jalur dilewati makanan supaya bisa diproses oleh tubuh.

Kanker esofagus terjadi akibat tumbuhnya sel tidak normal dan melebihi batas pada bagian kerongkongan. Buku berjudul Risiko dan Pencegahan Kanker: Ditinjau dari Sisi Genomik dan Non-Genomik menjelaskan kanker esofagus dibagi menjadi dua jenis yaitu esophageal squamous cell carcinoma (ESCC) dan esophageal adenocarcinoma (EAC).

2. Bagaimana gejala kanker esofagus?

ilustrasi sulit menelan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Kanker yang penyebarannya sulit dideteksi memerlukan pemeriksaan khusus. Bukan sebagai acuan self-diagnose, namun kita perlu mengetahui gejala kanker esofagus supaya lebih waspada. Dilansir dari laman WebMD, gejala kanker kerongkongan antara lain:

  • Sulit atau nyeri saat menelan;
  • Berat badan menurun;
  • Sakit di dada atau di belakang tulang dada;
  • Batuk;
  • Suara serak;
  • Adanya gangguan pencernaan.

3. Faktor risiko kanker esofagus

ilustrasi GERD (pexels.com/cottonbro)

Penyebab kanker esofagus tidak diketahui secara pasti. Tetapi terdapat faktor yang meningkat risiko kanker esofagus. Adanya luka iritasi terus-menerus pada kerongkongan bisa menjadi salah satu pemicunya.

Apa saja faktor risiko kanker esofagus? Dilansir dari laman Mayo Clinic menyebutkan faktor risiko kanker pada kerongkongan yaitu:

  • Riwayat penyakit refluks gastroesofageal (GERD);
  • Merokok;
  • Kerusakan saluran esofagus akibat asam lambung berulang (barret’s esophagus);
  • Obesitas;
  • Konsumsi alkohol berlebih;
  • Refluks empedu;
  • Kesulitan menelan karena sfingter esofagus yang tidak relaks (achalasia);
  • Kebiasaan minum cairan sangat panas;
  • Kurang makan sayur dan buah;
  • Pernah menjalani perawatan radiasi pada dada atau perut bagian atas.

4. Benarkah seks oral picu kanker esofagus?

ilustrasi mencegah kanker (pexels.com/Darina Belonogova)

Ternyata, seks oral bisa menjadi salah satu pemicu kanker esofagus. Beberapa orang menyukainya karena dianggap memberikan rangsangan sensual yang lebih. Namun, aktivitas tersebut meningkatkan penularan human papillomavirus (HPV).

Nah, virus HPV ini menjadi gerbang kanker pada kerongkongan. Sebuah studi dalam jurnal Wolters Kluwer Health menjelaskan infeksi HPV meningkatkan risiko kanker esofagus sebesar 22,2 persen.

Baca Juga: 5 Jenis Makanan untuk Pasien Herpes Oral, Aman Dikonsumsi

Verified Writer

Septin SLD

Bukan anak sastra, tapi kadang suka nulis saja

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya