TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Selaput Dara Perempuan yang Perlu Dipahami

Selaput dara bukan berfungsi sebagai tanda keperawanan

ilustrasi selaput dara (pexels.com/ Cliff Booth)

Selaput dara (hymen atau himen) adalah salah satu bagian dari sistem reproduksi perempuan berupa membran tipis. Istilah himen ini diambil dari Hymenaios, yaitu dewa pernikahan dan kehidupan perkawinan dari mitologi Yunani. Letak lapisan tipis ini mengelilingi area bukaan vagina.

Kita sebagai perempuan harus mengenal tubuh sendiri karena banyaknya mitos yang beredar luas di masyarakat, yang tidak teruji secara ilmiah. Salah satu mitos yang beredar luas adalah robeknya selaput dara menandakan perempuan tidak perawan. Pernah mendengarnya?

Di balik lapisan selaput dara yang tipis, tersimpan banyak fakta menarik yang perlu dipahami. Apa saja fakta-fakta tentang selaput dara? Yuk, simak ulasan berikut!

1. Tidak menutup vagina secara penuh 

ilustrasi vagina (unsplash.com/Timothy Meinberg)

Selaput dara pada perempuan menjadi pembatas antara bibir vagina dan lubang vagina. Fungsinya adalah sebagai pelindung area vagina dari kuman di luar tubuh. Namun, selaput dara tidak menutup lubang vagina sepenuhnya. Adanya lubang pada himen adalah untuk pengeluaran darah menstruasi.

Kondisi selaput dara yang tidak berlubang dan tertutup rapat disebut selaput dara imperforata. Dalam kondisi tersebut, perlu dilakukan operasi kecil untuk membuat lubang pada selaput dara.

Baca Juga: 5 Efek Buruk yang Terjadi Jika Sudah Lama Tak Berhubungan Intim

2. Jenisnya beragam  

ilustrasi celana dalam perempuan (pexels.com/Cliff Booth)

Tampilan himen para perempuan bisa bervariasi. Jika merasa berbeda, bukan berarti selaput dara tidak normal. Merujuk pada buku Ilmu Biomedik Dasar untuk Mahasiswa Kesehatan, jenis-jenis himen antara lain:

  • Annular hymen: Berbentuk melingkar seperti cincin sehingga darah menstruasi bisa keluar.
  • Cribriform hymen: Lapisan selaput dara memiliki lubang kecil-kecil dan banyak.
  • Separate hymen: Lapisan ini memiliki dua lubang kecil yang terpisahkan oleh sekat.
  • Imperforate hymen: Selaput dara yang tidak memiliki lubang.
  • Parous introitus: Ditemukan pada perempuan yang aktif secara seksual dan melahirkan secara pervaginam.

3. Bisa berubah sesuai umur 

ilustrasi perempuan beragam usia (unsplash.com/Omar Lopez)

Bentuk, ukuran, dan kelenturan selaput dara dapat berubah. Studi dalam jurnal BioMed Central menjelaskan perubahan selaput dara sesuai perubahan usia kaum hawa, mulai dari bayi baru lahir sampai lanjut usia.

Ketika bayi baru lahir, selaput dara tebal karena pengaruh hormon pada ibu. Sebelum pubertas, selaput dara tipis karena kurangnya hormon estrogen. Saat tiba masa pubertas, himen menebal dan lebih elastis. Perubahan terjadi lagi saat perempuan mengalami kehamilan, persalinan, dan produksi hormon menurun saat lansia

4. Selaput dara bukan penentu keperawanan

ilustrasi masturbasi (pexels.com/Deon Black)

Mitos tentang keperawanan beredar luas. Salah satunya yang mengatakan bahwa selaput dara menjadi penanda keperawanan. Apabila "ritual" malam pertama pernikahan tidak ditemukan darah pada seprai, perempuan dianggap tidak perawan.

Faktanya, selaput dara tidak bisa dijadikan tolok ukur keperawanan. Selaput dara memiliki jenis yang berbeda pada setiap perempuan.

Merujuk pada laporan dalam jurnal The Health, disebutkan bahwa keperawanan tidak bisa ditunjukkan dengan kondisi selaput dara karena sifatnya yang elastis dan bisa meregang. Selaput dara bisa robek karena aktivitas olahraga berat, pemakaian tampon, kecelakaan, dan masturbasi.

Baca Juga: Sexual Consent: Pentingnya Persetujuan sebelum Berhubungan Seks

Verified Writer

Septin SLD

Bukan anak sastra, tapi kadang suka nulis saja

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya