TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Teratozoospermia, Kelainan Bentuk pada Sperma

Masalah ini bisa memengaruhi kesuburan laki-laki, lho 

ilustrasi sperma (pexels.com/Dainis Graveris)

Ketidaksuburan bukan hanya terjadi pada perempuan, laki-laki juga mengalami risiko yang serupa. Kualitas produksi sperma menjadi faktor yang berhubungan dengan kesuburan. Pemeriksaan analisis sperma diperlukan untuk mengetahui kualitasnya.

Bagaimana kriteria sperma kondisi prima? Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan ciri-cirinya antara lain:

  • Volume total air mani minimal 1,5 ml;
  • Jumlah total sperma paling sedikit 39 juta sel tiap sekali ejakulasi;
  • Konsentrasi sperma normal 20 juta sel/ml dalam air mani;
  • Total gerak sperma 50 persen;
  • Dari segi morfologi, sperma berbentuk normal minimal 30 persen dari total yang dikeluarkan.

Salah satu gangguan pada sperma adalah teratozoospermania. Bagaimana penjelasan mengenai teratozoospermia? Yuk, simak ulasan berikut.

1. Apa itu teratozoospermia? 

ilustrasi teratozoospermia (pixabay.com)

Teratozoospermia adalah keadaan sperma yang memiliki bentuk tidak normal. Kepala sperma berisi kromosom dan bagian utama yang masuk ke sel telur. Leher sebagai penghubung antara kepala dan ekor.

Pada bagian ujung, ekor berfungsi sebagai alat gerak sperma. Bentuk dan ukuran sperma tidak normal menghambat pembuahan sel telur. Bentuk sperma yang lebih dari 30 persen abnormal bisa berpengaruh pada kesuburan pria.

Baca Juga: 5 Karakteristik Sperma Sehat yang Mendukung Kesuburan Pria 

2. Bagaimana kelainan bentuk sperma? 

ilustrasi bentuk kepala sperma (pixabay.com)

Sperma dalam kondisi baik mempunyai satu kepala berbentuk oval, ada leher sebagai penghubung, dan ekor yang panjang. Bagaimana bentuk sperma yang tidak normal?

Sebuah studi dalam Jurnal Kesehatan Andalas meneliti gambaran kelainan teratozoospermia pada sperma. Bentuk kepala spermatozoa tidak normal meliputi kepala amorf, berukuran lebih besar, pin-headed (seperti jarum), berongga, kepala ganda, lisong, dan ukuran lebih kecil.

Kelainan ekor sperma yaitu ekor lebih pendek, ganda, patah, tergulung, serta ekor dengan tetesan di ujungnya, serta kombinasi dari beberapa kelainan. Sedangkan, kelainan leher sperma berupa bagian tengah membengkak, bengkok, dan tipis.

3. Faktor risiko teratozoospermia 

ilustrasi merokok (pexels.com/Maksim Goncharenok)

Penyebab ketidaksuburan pada pria tidak dapat dijelaskan (idiopatik). Namun, ada faktor risiko yang diyakini memengaruhi teratozoospermia. Faktor genetik, gaya hidup, serta lingkungan berperan terhadap kesuburan pria.

Apa kamu masih suka konsumsi alkohol dan merokok? Sebaiknya hal tersebut dihindari, karena gaya hidup lebih sehat bisa mencegah kejadian teratozoospermia. Perbanyak olahraga, istirahat yang cukup, serta hindari gaya hidup tidak sehat.

4. Tingkat keparahan

ilustrasi pasien teratozoospermia (pexels.com/Alex Green)

Teratozoospermia dikelompokkan berdasarkan tingkat keparahannya. Pada kasus teratozoospermia ringan, kemungkinan kehamilan secara alami bisa dengan melakukan perawatan kesuburan. Teratozoospermia tingkat sedang sampai berat serta kombinasi gangguan sperma, perlu bantuan prosedur in vitro fertilization (IVF) atau intra-cytoplasmic sperm injection (ICSI) untuk program kehamilan.

Merujuk laporan dari Jurnal Prosiding Seminar Nasional, kelainan morfologi sperma ini digolongkan menjadi tiga, antara lain:

  • Teratozoospermia ringan: sperma yang memiliki bentuk normal sekitar 15 persen.
  • Teratozoospermia sedang: sperma dengan bentuk normal 10-15 persen.
  • Teratozoospermia berat: sperma yang memiliki bentuk nomal kurang dari 10 persen.

Baca Juga: Fungsi Labia Minora dalam Sistem Reproduksi Perempuan

Verified Writer

Septin SLD

Bukan anak sastra, tapi kadang suka nulis saja

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya