TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Risiko Serius dari Sexting, Depresi hingga Penurunan Percaya Diri

#IDNTimesHealth Jangan berlebihan jika membahayakan

ilustrasi orang mengirim pesan (Pexels/RODNAE Productions)

Sexting merupakan istilah yang merujuk pada sex dan texting. Dua istilah ini bermakna kegiatan seksual yang dilakukan melalui pesan di dalam ponsel. Pada dasarnya, sexting adalah hal wajar dan umum yang dilakukan oleh banyak orang.

Entah dimulai dari sesuatu yang berkaitan dengan flirting atau vulgar, sexting tetap memiliki ragamnya tersendiri.

Di balik maraknya sexting, ternyata beberapa risiko berikut ini menjadi konsekuensi yang mungkin saja harus dihadapi ketika berlebihan melakukannya. 

1. Adanya bahaya kebocoran data

ilustrasi dark mode ponsel (Unsplash/Maxim Ilyahov)

Segala hal yang terdapat di ponsel memang kadang kala rentan mengalami kebocoran. Risiko kebocoran data itu yang nantinya bisa berbahaya bagi kamu.

Tentunya data tersebut bahkan bisa berisi pesan bernada sexting yang pernah kamu kirim. Jika data tersebut bocor, maka bukan tak mungkin dapat disalahgunakan oleh oknum tak bertanggung jawab.

2. Risiko menjadi korban perundungan

ilustrasi perundungan seseorang (Pexels/Keira Burton)

Kasus bully atau perundungan tak hanya terjadi secara langsung saja. Faktanya sudah banyak perundungan yang terjadi melalui jejaring sosial.

Salah satu faktor dan alasan adanya perundungan adalah karena data sexting yang bocor. Bukan tak mungkin hal tersebut akan menjadi bahan bual-bualan.

Baca Juga: 5 Alasan Hubungan Cinta Tidak Bisa Diawali dengan Seks, Jangan Salah!

3. Penurunan kepercayaan diri

ilustrasi percaya diri turun (pexels.com/@charlotte-may)

Mereka yang melakukan sexting memang memiliki alasannya tersendiri mengapa melakukan hal tersebut. Padahal, risiko yang mungkin terjadi adalah kepercayaan diri yang menurun.

Terbiasa melakukan secara virtual akan memberikan batasan sekaligus menimbulkan turunnya percaya diri jika harus melakukan kegiatan seksual secara langsung. 

4. Berisiko menjadi objek pelecahan seksual

ilustrasi pelecehan seksual (Pexels/Dainis Graveris)

Pelecehan seksual tak hanya terjadi secara langsung, namun banyak pula yang melakukannya melalui jejaring media sosial. 

Risiko ini menjadi semakin besar ketika data sexting yang kamu miliki bocor dan membuat kamu sekaligus subjek yang bersangkutan turut menjadi korban dari pelecehan seksual. Tentunya ini akan berpengaruh pada mental. 

Baca Juga: Buat Suami-Istri yang LDR, Ini Alasannya Kenapa Kamu Perlu Sexting

Verified Writer

Abdi K Tresna

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya