Segala bentuk seks memiliki risiko. Pada seks penetrasi vagina, bisa terjadi kehamilan, infeksi penyakit menular seksual, iritasi, dan lain sebagainya.
Meski tidak berpotensi hamil, seks penetrasi pada anus tetap berisiko menularkan penyakit seksual. Anus tidak memproduksi pelumas alami yang berarti lebih berisiko terjadi iritasi. Sementara itu, lapisan dinding anus juga tidak lebih elastis sehingga mungkin mengalami robekan.
Namun, potensi risiko ini bisa dihindari dengan menerapkan seks aman dan sehat. Termasuk tidak bergonta-ganti pasangan, melakukan skrining kesehatan, serta menggunakan kondom fisik dan alat kontrasepsi pencegah kehamilan lainnya. Satu hal lainnya, bisa pula dengan menambahkan pelumas jika perlu.
Apa itu penetrasi lebih dari sekadar bertemunya penis dengan vagina. Ada banyak mitos dan potensi risiko yang perlu menjadi pertimbangan sebelum memutuskan melakukannya.
Referensi:
"pe.net.ra.si". KBBI. Diakses Oktober 2024.
Herbenick, Debby. dkk. “Women’s Experiences with Genital Touching, Sexual Pleasure, and Orgasm: Results from a U.S. Probability Sample of Women Ages 18 to 94.” Journal of Sex & Marital Therapy 44, no. 2 (July 5, 2017): 201–12.
"The Riddle of the Sphincter". Slate. Diakses Oktober 2024.