ilustrasi pembuahan sel telur oleh sperma (pexels.com/Nadezhda Moryak)
Masturbasi yang mencapai ejakulasi, bisakah mengurangi jumlah sperma?
Faktanya, tubuh melalui testis, memproduksi sperma secara terus-menerus. Saat tersimpan di dalam testis dalam waktu lama, kualitasnya justru menurun, melansir Give Legacy. Bahkan jika tidak dikeluarkan, tubuh secara otomatis memompanya. Misalnya, melalui mimpi basah atau hal lainnya.
Testis menghasilkan sekitar 50-100 juta sperma yang layak setiap hari. Meski demikian, mulanya sel sperma belum matang dan tidak bisa berenang.
Sperma-sperma tersebut harus melewati serangkaian ‘latihan’ yang dapat menciptakan variasi genetik, hingga akhirnya bisa bergerak sendiri. Dari baby sperma terbentuk hingga menjadi matang sepenuhnya, membutuhkan waktu sekitar 74 hari.
Selanjutnya, tubuh menyimpan sperma matang di cauda epididimis. Ketika siap, tetapi tidak dikeluarkan, sperma akan menetap di sana sebelum akhirnya diserap kembali oleh testis.
Lantas, dengan waktu yang cukup lama alias nyaris 3 bulan hingga sperma siap, apakah sperma benar-benar bisa habis? Dilansir Planned Parenthood, jawabannya adalah tidak. Sederhananya, tubuh telah menyetok jumlah sperma agar terus ada setiap harinya.
Namun, lain halnya jika membicarakan tentang volume air mani. Meski jumlah sperma tidak terdampak, terlalu sering masturbasi mungkin memengaruhi volume air mani yang keluar saat ejakulasi.
Dr. Jay Mehta dalam artikel Shree IVF Clinic menyarankan, untuk tidak mendapat ejakulasi 2-3 hari hingga sampai waktu pengambilan sperma inseminasi. Ini dilakukan, guna menjaga kemampuan sperma berenang dan membuahi sel telur.
Terlalu sering masturbasi juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi tubuh. Risikonya cukup serius, termasuk kemungkinan ejakulasi dini, kehilangan sensitivitas saat seks dengan pasangan, rasa lelah berlebih, dan masih banyak lainnya. Masturbasi terlalu sering mungkin dianggap tidak normal apabila menyebabkan gangguan kehidupan sehari-hari.
Di sisi lain, masturbasi untuk mengeluarkan sperma secara rutin mampu memberikan dampak positif. Termasuk melepaskan hormon kortisol penyebab stres dan ketegangan fisik, penghilang rasa sakit alami, seks lebih aman, dan paling penting, membantu mengenali tubuh sendiri.
Jadi, apakah masturbasi mengurangi jumlah sperma? Secara teknis, iya, karena ada sperma yang dikeluarkan. Meski begitu, tubuh akan dengan cepat memproduksi sperma kembali, sehingga masturbasi tidak menyebabkan azoospermia atau kehabisan sperma di air mani.