Apa itu test pack? Sederhananya, istilah ini digunakan untuk menyebut alat tes kehamilan. Bentuknya bisa bermacam-macam, ada yang batangan maupun elektronik untuk versi lebih canggih.
Meski berbeda bentuk, cara penggunaannya tetap sama, yakni ujung tester dicelupkan ke dalam urine. Alat ini kemudian akan mendeteksi kandungan hormon yang menandakan kehamilan.
Dilansir Cleveland Clinic, pengujian menggunakan test pack memiliki keakuratan hingga 99 persen jika digunakan dengan benar. Artinya, kamu perlu memperhatikan cara menggunakan test pack, termasuk waktu pengambilan sampelnya.
Seperti dijelaskan sebelumnya, alat ini mendeteksi adanya kandungan hormon bernama human Chorionic Gonadotropin alias hCG dalam urine. Hormon tersebut tidak serta merta ada setiap waktu, lho!
Tubuh hanya memproduksi hCG saat mendeteksi adanya kehamilan. Kadarnya pun terus meningkat sesuai usia kandungan guna menyesuaikan perkembangan janin dalam rahim. Nah, test pack baru bisa mendeteksi adanya hCG setelah hormon tersebut mencapai kadar yang cukup.
Lantas, kapan tubuh menghasilkan hormon hCG? Semua bisa diperkirakan dari proses pembuahan dan implantasi. Bermula ketika laki-laki mendapatkan ejakulasi ketika melakukan seks penetrasi.
Sperma yang diproduksi akan berenang menuju saluran tuba untuk bertemu pujaan hati alias sel telur. Proses ini paling singkat berlangsung selama 4 menit hingga 5 hari sebagaimana usia sperma bertahan di luar tubuh, melansir Planned Parenthood.
Sel telur yang telah dibuahi berubah menjadi zigot, lalu melakukan perjalanan menuju rahim. Selama di perjalanan, zigot membelah lalu berubah menjadi blastokista ketika sampai di rahim. Apabila kondisi rahim memenuhi syarat, blastokista akan menempel dan tumbuh menjadi embrio.
Untuk mencapai tahap tersebut, membutuhkan waktu setidaknya 6-12 hari, melansir Healthline. Bisa juga terjadi 1 minggu setelah ovulasi dan 1 minggu sebelum jadwal menstruasi berikutnya tiba.