Cara ‘Upgrade’ Posisi Misionaris yang Klasik, Memuaskan!

Ada satu perubahan kecil yang dapat meningkatkan kesenangan jika melakukan ini saat mempraktikkan posisi seks misionaris. Dengan menambah bantal sebagai alat bantu, maka ini akan membuat posisi seks klasik ini naik tingkat lebih nikmat. 

Coba letakkan satu atau beberapa bantal yang memiliki tekstur keras di bawah di pantat, dan rasakan sendiri perbedaannya! Bantal yang menopang pinggul dan pantat dapat menyesuaikan sudut untuk penetrasi yang lebih baik. Dengan begitu, penis bisa masuk lebih dalam dan memberikan sensasi baru bagi pasangan.

Penggunaan bantal yang mengatur posisi penetrasi menjadi lebih tinggi juga akan lebih merangsang klitoris, sehingga baik laki-laki maupun perempuan dimungkinkan bisa mengalami orgasme yang lebih hebat dan intens. 

Melanjutkan trik bantal, sekarang saatnya untuk menaruh kedua kaki di atas pundak pasangan. Ketinggian ekstra yang ditawarkan oleh bantal yang dikombinasikan dengan sudut dan tulang pinggul akan memberikan hasil mengejutkan. 

Posisi ini akan memudahkan laki-laki untuk mencapai G-spot dan perempuan dapat duduk, bersantai, dan menikmati sensasi yang mungkin belum pernah dirasakan. Bereksperimenlah dengan berganti posisi menjadi berbaring sambil menggunakan tangan atau siku untuk menopang tubuh. Lalu, kamu dan pasangan bisa memutuskan mana sudut yang terasa paling pas untuk kesenangan berdua. 

Saat perempuan menantikan orgasme datang, mintalah kepada pasangan untuk memiringkan panggul, sehingga tulang panggulnya bergesekan dengan area intim.

Apabila pria memiliki kekuatan tubuh bagian atas yang cukup baik, maka bisa dilanjutkan dengan meraih tubuh bawah perempuan dan memberikan tekanan lembut ke bagian atas vagina untuk mencapai orgasme lebih cepat. Hal ini akan memanjakan perempuan dan laki-laki pun bisa menemukan cara baru yang efektif untuk menstimulasi pasangan. 

Laki-laki bisa mengambil sikap push-up dengan tangan yang bersandar pada dinding atau posisi tangan sedikit menekuk di kasur lalu mulai menggerakkan pinggul. Sementara laki-laki "bekerja keras" di posisi atas, perempuan bisa mulai perlahan mengikuti gerakan pinggul yang didorong pasangan dengan arah naik turun.

Pasangan yang ada di posisi bawah bisa aktif terlibat dalam mengontrol ritme pinggul, baik mempercepat atau memperlambat, tergantung yang dirasa lebih enak. Lewat kerja sama tersebut, setiap pihak sama-sama berusaha dalam berhubungan seks daripada yang hanya menyerahkan kendali pada orang yang di posisi atas.

Posisi misionaris yang mengharuskan pasangan saling berhadapan secara alami akan menyebabkan banyak kontak mata. Di satu sisi, kontak mata ini sangat membantu untuk membangun keintiman. Namun, jika terus-menerus mengulang posisi ini, mungkin kamu menginginkan sensasi yang berbeda. 

Dengan mencoba menutup mata selama beberapa saat, kamu mungkin bisa membayangkan fantasi sedang berada di tempat yang diimpikan, atau sesederhana menutup mata bisa membantu rileks dan fokus menikmati sensasi "liar" di atas kasur. Pasangan juga mungkin akan menganggap kamu begitu menikmati sesi bercinta dengannya. Jadi, saat membuka mata kamu bisa mendapat kepuasan baru sekaligus memberikan senyum apresiasi ke pasangan. 

Jika tertarik untuk mengeksplorasi hal baru dengan posisi misionaris, bereksperimen dengan mengganti beberapa detail mungkin akan memberikan pengalaman seks yang tak terlupakan. Misalnya dengan keluar dari kamar tidur dan mencoba berhubungan seks di berbagai tempat seperti ruang tamu, dapur, ruang mencuci, atau kamar mandi.

Mengganti tempat bercinta akan membawa gairah seksual yang berbeda, yang mana itu akan memberikan kesenangan baru untuk pasangan.

Posisi misionaris yang klasik dan populer ini bisa jadi membosankan bagi pasangan bila terus dilakukan tanpa ada bumbu. Mengubah lingkungan sekitar atau melakukan beberapa "upgrade" seperti yang disebutkan di atas tadi dapat membuatnya lebih menarik. Dengan menyesuaikan beberapa hal, kamu dan pasangan bisa menikmati posisi misionaris dengan tingkat kepuasan yang berbeda. 

Bagaimana, tertarik untuk mencobanya malam ini? 

Penulis: Dian Rahma Fika Alnina