ilustrasi masalah hubungan (pexels.com/rodnae productions)
Melibatkan orang lain, terlebih dalam aktivitas seksual ke hubungan, tentu menimbulkan dampak besar. Dampak yang muncul bisa saja positif, seperti makin eratnya hubungan cuck dengan cuckoldress, sebagaimana diceritakan dalam kisah cuckold relationship.
Namun, risiko negatif yang dibawa juga tidak main-main. Praktik seks ini mengharuskan seseorang melakukan kontak fisik, kesehatan, dan dalam jangka waktu tertentu mungkin memunculkan perasaan. Hal tersebut tentu membuat hubungan dengan pasangan tidak lagi sama. Dilansir Very Well Mind, cuckolding dapat membawa risiko seperti berikut.
Risiko kesehatan
Memperkenalkan orang baru dalam aktivitas seksual dapat memengaruhi kesehatan reproduksi. Salah satu bahaya yang mengancam tentu saja penularan penyakit menular seksual. Jika kamu menerapkan cuckolding, ada baiknya melakukan tes kesehatan secara rutin dan pastikan memilih bull yang jujur terkait riwayat kesehatannya.
Risiko emosional
Rasa cemburu, amarah, kesedihan, persaingan adalah perasaan yang sering muncul dalam hubungan multipasangan. Apabila tidak mengontrolnya dengan baik, kurang komunikasi dan komitmen, maka cuckolding justru berisiko mengganggu hubungan yang sebelumnya baik-baik saja. Bahkan jika pada awalnya terasa bersemangat, salah satu di antara cuck, cuckoldress, atau bull dapat merasa tidak tertarik lagi.
Komunikasikan terlebih dahulu dengan pasangan, karena tidak semua individu menikmati cuckold, secara prinsip bahkan akan menolaknya. Apabila pasangan setuju, ada baiknya tidak langsung melibatkan orang lain secara seksual. Libatkan imajinasi terlebih dahulu, seperti bagaimana jika pasangan melakukan seks dengan orang lain. Kemudian, naikkan level secara perlahan dengan melihat pasangan dipijit orang lain hingga akhirnya melibatkan bull pada aktivitas seksual. Kalau tidak yakin, sebaiknya jangan dilakukan, ya!
Cuckolding bisa jadi fetish atau kink yang terasa tabu. Oleh karena itu, aktivitas seksual ini tidak dapat diterima atau dilakukan semua orang. Namun, jika kamu melakukannya, pastikan memberikan aturan dan komitmen, serta pertimbangkan dampak negatif dari keputusan yang sudah diambil.