Mengenal Swinger, Aktivitas Saling Bertukar Pasangan Seksual

Salah satu bentuk open relationship

Selain monogami, ada banyak jenis hubungan yang ada di dunia. Salah satunya hubungan swing dan saling tukar pasangan seksual. Pasangan yang menerapkannya hubungan ini disebut swinger. 

Pelaku swinger menerapkan keterbukaan pilihan bagi pasangannya. Jadi, swinger saling berkomitmen untuk melibatkan aktivitas seksual dengan bertukar pasangan. Baca ulasan ini untuk tahu lebih lengkapnya.

Apa itu swinger?

Mengenal Swinger, Aktivitas Saling Bertukar Pasangan Seksualilustrasi pasangan (unsplash.com/felix rostig)

Swinger adalah sebutan pada pasangan yang menerapkan keterbukaan dalam berhubungan. Pelaku swinger memiliki pandangan dan minat terbuka untuk mengeksplorasi seksual dengan orang, selain pasangan utamanya.

Gaya hidup swing terbagi menjadi dua jenis. Pertama, soft swap yang berbatasan pada aktivitas seks hingga seks oral. Kedua, full swap atau hard swap yang melibatkan semua aktivitas seksual, bahkan penetrasi vagina maupun anal sesuai preferensi individu.

Berbeda dengan poliamori yang melibatkan perasaan, swinger cenderung mengandalkan aktivitas seks saja. Jadi, swinger tidak bertujuan mencari kekasih, tetapi lebih untuk mewujudkan sensasi seksual yang berbeda dari pasangan monogami pada umumnya.

Adapun kedua pasangan yang melakukan swing umumnya terikat dalam sebuah komitmen atau pernikahan. Meski demikian, tidak jarang pula pasangan swinger mencari unicorn atau individu yang belum terikat pernikahan, melansir Menshealth.

Selain bertukar pasangan, swinger juga menerapkan aktivitas seksual lainnya, seperti menonton pasangannya melakukan seks oral atau penetrasi dengan orang lain. Kegiatan ini bisa dilakukan secara spontan maupun terencana.

Dilansir Masterclass, pasangan yang melakukan swinger mengklaim kualitas seks mengalami peningkatan kualitas. Hal itu terjadi baik dengan pasangan dalam ikatan komitmen maupun swinger lainnya. 

Mengapa seseorang menjadi swinger?

Mengenal Swinger, Aktivitas Saling Bertukar Pasangan Seksualilustrasi pasangan (pexels.com/koolshooters)

Swing sebetulnya merupakan gaya dan hidup yang dipilih seseorang. Artinya, seseorang memiliki kebebasan untuk memilih dan bertanggungjawab atas pilihannya. 

Cate dari Wanderlust Swingers Podcast mengungkapkan pada O.School, alasan paling umum seseorang menerapkan swing. Salah satunya, untuk mengeksplorasi hasrat seksual diri sendiri. Selain itu, mencoba hal baru bisa jadi opsi yang patut dicoba, tetapi tentunya disepakati dengan pasangan. Beberapa juga menjadikan swinging sebagai upaya memperbaiki hubungan dengan pasangan utama.

Publikasi pada Archive of Sexual Behavior Journal mengungkapkan, keinginan untuk bertemu orang baru dan terlibat dalam swinging, serta tertarik memiliki pasangan dengan pengalaman beragam juga menjadi alasan seseorang menjadi swinger. Apapun itu, keputusan menerapkan swinging bergantung pada keinginan dan kebutuhan masing-masing individu.

Baca Juga: 6 Olahraga untuk Meningkatkan Gairah Seksual Perempuan

Hal lain yang perlu diketahui tentang swinger

Pasangan swinger tidak selingkuh, ya, Guys! Pasangan yang menerapkan gaya hidup swinging melakukannya berdasar consent atau persetujuan masing-masing individu. Setiap orang dalam hubungan ini mengetahui dan memperbolehkan pasangannya untuk saling bertukar.

Swinging juga tidak bisa disamakan dengan open relationship. Walaupun praktiknya swing memiliki kebebasan untuk berhubungan dengan orang lain, tetapi hubungan ini tetap memerlukan kehadiran atau izin pasangan. Berbeda dengan open relationship yang tidak selalu melibatkan pasangan ketika berhubungan dengan orang lain. 

Meski beberapa bertujuan memperbaiki hubungan dengan pasangan utama, seksolog Shamyra Howard, LCSW., mengungkapkan pada Mind Body Green bahwa swinging bukanlah solusi permasalahan dalam hubungan. Swinging tidak akan mencegah perselingkuhan atau menyelamatkan sebuah hubungan. Hubungan swing dianjurkan hanya pada individu yang merasa aman dengan pasangannya.

Risiko swinger

Mengenal Swinger, Aktivitas Saling Bertukar Pasangan Seksualilustrasi pasangan adu argumen (pexels.com/keira burton)

Bagi sebagian orang, gaya hidup swinging memang menyenangkan, seksi, dan sedikit 'nakal'. Namun, tetap memiliki risiko di baliknya.

Swinging bukan cinta satu malam, melainkan mengundang orang lain untuk masuk ke dalam hubunganmu. Dengan begitu, perilaku tersebut tentu dapat mendatangkan risiko. Tak berarti menghantui, tapi mengetahuinya risikonya dapat membuatmu mempertimbangkan gaya hidup swinging.

Risiko kesehatan

Kamu dan pasangan akan melibatkan orang lain, yang mungkin belum melakukan tes kesehatan reproduksi. Swinging dapat meningkatkan penularan HIV/AIDS, herpes, gonore, dan penyakit seksual lainnya. Sebab, aktivitas seksual ini tidak hanya dilakukan dengan satu orang.

Dilansir Reuters, penelitian yang dipublikasi dalam British Medical Journal mengungkap bahwa pasangan swinger menunjukkan tingkat penularan penyakit seksual yang lebih tinggi daripada prostitusi. Pelaku swinger berusia di atas 45 tahun lebih rentan dan memiliki risiko lebih tinggi. Selain itu, swinger perempuan memiliki tingkat infeksi lebih tinggi daripada swinger laki-laki. 

Dr. H. Hunter Handsfield, seorang guru kedokteran di University of Washington Center for AIDS and STD, dilansir Swinger Symbol, mengutarakan bahwa masuk akal jika swinger mengalami tingkat penularan lebih tinggi dibanding kelompok lain. Sebab, mereka melakukan kontak seksual secara bersamaan dengan lebih dari satu orang pada waktu yang sama. Hal ini dapat menginfeksi banyak orang lain jika sebelum ia tak segera mendapatkan pengobatan. Apalagi jika ia sendiri tidak tahu bahwa terinfeksi.

Risiko emosional

Sebagian orang percaya bahwa swinging menjadi pilihan pas untuk mengembalikan kesenangan dalam hubungan. Padahal, hal ini justru jarang berhasil. Jika menerapkan swinging tanpa komunikasi yang baik dengan pasangan, ini justru dapat menimbulkan masalah baru yang membahayakan hubunganmu.

Selain itu, gaya hidup swinging juga mempertaruhkan banyak hal. Lalu, apakah kamu sudah cukup mempercayai pasanganmu? Walau terdapat aturan yang mengikat, tapi tak berarti pasanganmu tidak akan melanggarnya.

Dilansir Swing Social, banyak kasus swinger yang tidak mencapai kesepakatan dengan benar saat menjalaninya. Separuh menyukai interaksi dengan orang lain, sedangkan sisanya tidak menginginkan kontak sosial yang terlalu intens. Jika tidak diantisipasi, hal ini tentu menjadi masalah baru untuk hubunganmu.

Mengomunikasikan pada pasangan adalah hal wajib apabila memutuskan menjadi swinger. Pastikan masing-masing individu memberikan persetujuan dan bertanggungjawab atas risiko yang mungkin timbul.

Lebih lanjut, akan lebih baik, jika kamu mempertimbangkan matang-matang sebelum memutuskan menjalani gaya hidup ini. Selain itu, pastikan untuk melakukan pencegahan dengan menerapkan batasan, serta seleksi dengan tes kesehatan. Ingat, keamanan adalah yang utama!

Baca Juga: Memahami Perbedaan Pelecehan Seksual dan Kekerasan Seksual

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana
  • Bayu Aditya Suryanto
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya