Cuckolding: Fetish Senang Melihat Pasangan Bercinta dengan Orang Lain

Ini termasuk fetish atau kink

Saat mengeksplorasi seputar seks, kamu akan menemukan banyak sekali istilah asing yang mungkin belum pernah didengar sebelumnya. Sebutan unik ini, umumnya menggambarkan sebuah kondisi atau aktivitas seks tertentu. Di antara banyaknya istilah tersebut, tambah glosariummu dengan kata cuckolding.

Cuckolding merupakan sebutan untuk fetish atau kink seseorang. Lantas, seperti apa ketertarikan cuckolding ini? Baca sampai tuntas, ya!

Apa itu cuckolding?

Seperti disebutkan sebelumnya, cuckolding merupakan istilah fetish atau kink  di mana seseorang terangsang saat melihat pasangannya melakukan hubungan seksual dengan orang lain. Istilah cuckolding identik dengan laki-laki yang memperbolehkan dan mendapat kepuasan saat pasangan perempuannya melakukan seks dengan laki-laki lain.

Kata cuckolding sendiri mulai digunakan pada abad 13 Masehi. Lebih jauh, istilah ini merujuk pada seorang laki-laki yang ketakutan memiliki anak hasil selingkuh istrinya dengan laki-laki lain, melansir CNN. Namun, istilah tersebut bergeser maknanya seiring berjalannya waktu. 

Seks cuckolding umumnya dilakukan dengan prinsip saling mengerti. Praktik konsep ini membuat pasangan yang menerapkannya mungkin menjalin open relationship. David Ley, P.hD., seorang psikolog klinis padaMind Body Green, menyebut bahwa cuckolding mirip dengan swinger ataupun poliamori. Namun, hubungan ini lebih mengutamakan aktivitas seks yang dilakukan oleh pasangan perempuan. 

Bagaimana praktik cuckolding?

Cuckolding: Fetish Senang Melihat Pasangan Bercinta dengan Orang Lainilustrasi cuckold relationship (unsplash.com/vidar nordli-mathisen)

Dalam fetish dan kink ini, kamu akan menemukan istilah cuck atau pasangan memperbolehkan perempuannya (cuckoldress) bermain dengan laki-laki lain yang disebut outsider atau bull. Meski demikian, beberapa pendapat mengatakan cuck dan bull tidak harus seorang laki-laki dan cuckoldress pun tak selalu merujuk pada perempuan. Istilah fetish dan kink yang seperti ini disebut cuckqueening

Cuckolding biasanya melibatkan banyak fantasi seks. Sebagian besar termasuk dalam kategori BDSM (Bondage and Discipline, Dominance and Submission) yang meliputi penyerahan diri, dominasi, dan penghinaan. 

Pada praktiknya, seorang cuck bisa saja melibatkan diri pada aktivitas seks atau sekadar menonton cuckoldress berhubungan intim dengan bull. Namun, ada pula yang cukup mendengar cerita atau memilihkan gaun dan mempersiapkan segala sesuatu sebelum cuckoldress bertemu bull.

Baca Juga: 5 Fakta BDSM, Bukan Hanya soal Seks dan Kekerasan tapi Ada Maknanya

Apakah cuckolding umum terjadi?

Dilansir AskMen, sebuah survei yang melibatkan 4200 orang Amerika dilakukan Justin Lehmiller. Pendiri dan editor Sex and Psychology ini mengungkapkan lebih dari separuh laki-laki dan sepertiga perempuan pernah berfantasi tentang cuckolding

Meski demikian, tidak setiap orang mengubah fantasi tersebut menjadi kenyataan, ya. Lebih spesifik, penelitian Lehmiller menunjukkan laki-laki gay dan perempuan lesbian, serta biseksual cenderung memiliki fetish atau kink cuckolding dibanding pasangan heteroseksual.

Mengapa seseorang menikmati cuckolding?

Cuckolding: Fetish Senang Melihat Pasangan Bercinta dengan Orang Lainilustrasi pasangan cuckold (pexels.com/ron lach)

Dilansir Healthline, ada banyak hal yang melatarbelakangi kenapa seseorang dan pasangan menikmati cuckolding. Misalnya saja faktor biologis yang sering disebut ‘sperm competition theory’ atau teori persaingan sperma. 

Sebuah publikasi dalam buku The Handbook of Evolutionary Psychology menyatakan, menonton pasangan dengan laki-laki lain mendorong respons biologis untuk melakukan seks yang lebih kuat dan lama. Munculnya rasa cemburu akibat bull menginginkan pasangan juga menimbulkan motivasi serta meningkatkan gairah seks lebih intens dengan pasangan. 

Kebalikan dari rasa cemburu, faktor senang melihat pasangan bahagia dipuaskan secara seksual oleh orang lain, pun turut menjadi alasan seseorang menikmati cuckolding. Beberapa orang bahkan merasa terangsang ketika cuckoldress dan bull berhubungan intim dengan seolah menghina atau menertawakan cuck.

Bagi cuckoldress, fetish atau kink cuckolding memberikan sensasi tersendiri. Termasuk merasakan kenikmatan fisik yang mungkin tidak diterima saat bersama pasangan. Variasi seks ini menimbulkan kepuasan yang berbeda bagi cuckoldress. Di sisi lain, peran dominasi terhadap cuck tentu memberikan pengalaman lain antara peminat cuckolding.

Risiko cuckolding

Cuckolding: Fetish Senang Melihat Pasangan Bercinta dengan Orang Lainilustrasi masalah hubungan (pexels.com/rodnae productions)

Melibatkan orang lain, terlebih dalam aktivitas seksual ke hubungan, tentu menimbulkan dampak besar. Dampak yang muncul bisa saja positif, seperti makin eratnya hubungan cuck dengan cuckoldress, sebagaimana diceritakan dalam kisah cuckold relationship.

Namun, risiko negatif yang dibawa juga tidak main-main. Praktik seks ini mengharuskan seseorang melakukan kontak fisik, kesehatan, dan dalam jangka waktu tertentu mungkin memunculkan perasaan. Hal tersebut tentu membuat hubungan dengan pasangan tidak lagi sama. Dilansir Very Well Mind, cuckolding dapat membawa risiko seperti berikut.

Risiko kesehatan

Memperkenalkan orang baru dalam aktivitas seksual dapat memengaruhi kesehatan reproduksi. Salah satu bahaya yang mengancam tentu saja penularan penyakit menular seksual. Jika kamu menerapkan cuckolding, ada baiknya melakukan tes kesehatan secara rutin dan pastikan memilih bull yang jujur terkait riwayat kesehatannya.

Risiko emosional

Rasa cemburu, amarah, kesedihan, persaingan adalah perasaan yang sering muncul dalam hubungan multipasangan. Apabila tidak mengontrolnya dengan baik, kurang komunikasi dan komitmen, maka cuckolding justru berisiko mengganggu hubungan yang sebelumnya baik-baik saja. Bahkan jika pada awalnya terasa bersemangat, salah satu di antara cuck, cuckoldress, atau bull dapat merasa tidak tertarik lagi.

Komunikasikan terlebih dahulu dengan pasangan, karena tidak semua individu menikmati cuckold, secara prinsip bahkan akan menolaknya. Apabila pasangan setuju, ada baiknya tidak langsung melibatkan orang lain secara seksual. Libatkan imajinasi terlebih dahulu, seperti bagaimana jika pasangan melakukan seks dengan orang lain. Kemudian, naikkan level secara perlahan dengan melihat pasangan dipijit orang lain hingga akhirnya melibatkan bull pada aktivitas seksual. Kalau tidak yakin, sebaiknya jangan dilakukan, ya!

Cuckolding bisa jadi fetish atau kink yang terasa tabu. Oleh karena itu, aktivitas seksual ini tidak dapat diterima atau dilakukan semua orang. Namun, jika kamu melakukannya, pastikan memberikan aturan dan komitmen, serta pertimbangkan dampak negatif dari keputusan yang sudah diambil.

Baca Juga: 7 Cara Pencegahan Gonore agar Seks Tetap Aman

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya