7 Hal yang Dialami Tubuh saat Berhenti Minum Pil KB

Siap-siap dengan perubahan ini, ya!

Kamu mungkin merasakan beberapa perubahan pada tubuh saat mulai mengonsumsi pil KB, seperti menstruasi lebih ringan, kram menstruasi yang berkurang, berat badan meningkat, jerawat berkurang, dan tentunya pencegahan kehamilan. Ini semua terjadi karena pil KB membantu mengatur produksi hormon.

Kamu mungkin bertanya-tanya, setelah bertahun-tahun rutin minum pil KB, apa yang akan terjadi jika kemudian kamu berhenti meminumnya? Apakah ini juga akan memengaruhi tubuhmu? Jawabannya, ya. Setelah berhenti minum pil KB, akan ada beberapa perubahan yang dialami tubuh. Apa saja perubahan tersebut? Jawabannya ada dalam pembahasan berikut.

1. Menstruasi yang lebih berat dan kram yang lebih buruk

7 Hal yang Dialami Tubuh saat Berhenti Minum Pil KBilustrasi kram perut menjelang menstruasi (pexels.com/Sora Shimazaki)

Banyak perempuan menggunakan pil KB dengan tujuan untuk meringankan gejala menstruasi. Jadi, jika sebelum rutin mengonsumsi pil KB kamu biasanya mengalami kram perut dan gejala sindrom pramenstruasi (PMS) lainnya, gejala ini kemungkinan besar akan kembali setelah kamu berhenti meminum pil KB.

Dijelaskan dalam laman WebMD, pil KB membantu tubuh mengatasi fluktuasi hormonal menjelang menstruasi, yang meringankan gejala PMS. Setelah kamu berhenti minum pil KB, hormon kembali mengalami fluktuasi sehingga kamu mulai merasakan gejala PMS yang berat, seperti kram perut dan masalah suasana hati.

2. Segera hamil

Banyak perempuan beranggapan bahwa perlu waktu lama untuk hamil setelah berhenti minum pil KB. Namun, yang sering terjadi adalah perempuan langsung hamil tak lama setelah berhenti minum pil KB.

Menurut laman WebMD, hingga 96 persen mantan pengguna pil KB hamil dalam waktu satu tahun. Lebih lanjut, lebih dari setengahnya hamil dalam waktu 6 bulan setelah berhenti minum pil KB. Namun, beberapa perempuan mungkin perlu waktu lebih lama untuk bisa hamil.

3. Dorongan seks mengalami peningkatan

7 Hal yang Dialami Tubuh saat Berhenti Minum Pil KBilustrasi posisi seks (pexels.com/Anna Pou)

Pada beberapa perempuan, konsumsi pil KB menyebabkan penurunan gairah seks. Hal ini mungkin disebabkan karena pil KB memengaruhi pengaturan hormon tubuh, menurut penjelasan laman Women's Health.

Beberapa perempuan memiliki kadar testosteron yang lebih rendah selama menggunakan pil KB, dan tidak adanya ovulasi juga dapat memengaruhi gairah seks mereka.

Sebagian perempuan juga mengalami vagina kering akibat menggunakan alat kontrasepsi, yang memengaruhi kenikmatan saat berhubungan seks. Berhenti minum pil KB bisa menghilangkan semua masalah ini dan membuat gairah seks meningkat.

Baca Juga: 7 Kontrasepsi Terbaik setelah Melahirkan, Cegah Kehamilan Tak Terduga 

4. Berat badan mengalami penurunan

Diterangkan dalam laman Women's Health, sekitar sepertiga perempuan mengalami penurunan berat badan, sepertiga mengalami peningkatan berat badan, dan sepertiga tetap sama saat minum pil KB. Ini mungkin terjadi sebagai akibat dari perubahan pengaturan hormonal selama mengonsumsi pil KB, yang kemudian memengaruhi pola makan, retensi cairan, dan sebagainya. 

Karenanya, beberapa perempuan mungkin mengalami penurunan berat badan begitu menghentikan konsumsi pil KB. Kadar penurunan yang dialami tiap perempuan bisa berbeda-beda, tergantung pada jenis pil KB yang biasa dikonsumsi dan kondisi fisik.

5. Menstruasi menjadi tidak teratur

7 Hal yang Dialami Tubuh saat Berhenti Minum Pil KBilustrasi kalender menstruasi (freepik.com/freepik)

Penggunaan pil KB bisa sangat memengaruhi periode menstruasi, seperti membuat siklus haid menjadi lebih teratur, lebih ringan, dan durasinya lebih singkat. Setelah berhenti mengonsumsi pil, kemungkinan besar kamu akan mengalami perubahan pada siklus menstruasi.

Menurut laman Livestrong, setelah lepas dari pil KB, menstruasi kemungkinan menjadi kurang teratur, lebih berat, dan lebih lama. Hal ini berlaku untuk mantan pengguna jenis pil progestin maupun kombinasi. Mungkin dibutuhkan waktu hingga satu tahun agar siklus menstruasi kembali normal.

6. Tumbuh jerawat atau rambut rontok

Beberapa perempuan sengaja menggunakan pil KB untuk mengontrol jerawat. Dijelaskan laman Livestrong, saat kamu menggunakan pil KB, kadar testosteron akan turun, yang mencegah munculnya jerawat. Sebagai hasilnya, kulitmu menjadi lebih bersih selama menggunakan pil KB.

Sayangnya, jika kamu berhenti mengonsumsi pil KB, hormon akan kembali mengalami fluktuasi, yang akan membuat kulit mulai berjerawat lagi. Selain itu, kamu mungkin juga mengalami kerontokan rambut dan pertumbuhan rambut pada wajah. 

7. Perubahan suasana hati

7 Hal yang Dialami Tubuh saat Berhenti Minum Pil KBilustrasi perempuan mengalami mood swing (pexels.com/medium photoclub)

Mood swing yang dialami banyak perempuan selama menjelang periode menstruasi terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan hormon. Saat kamu menggunakan pil KB, hormon menjadi lebih seimbang dan masalah suasana hati saat PMS ini menjadi lebih ringan.

Namun, dilansir Healthline, saat berhenti minum pil KB, masalah suasana hati akan menjadi lebih kuat, terutama saat PMS. Kamu mungkin akan sering bad mood tiba-tiba, mudah marah, sedih, dan sebagainya. Untungnya, ini hanya terjadi sementara waktu dan akan menjadi semakin baik seiring waktu.

Selain itu, kamu bisa meringankan masalah suasana hati ini dengan beberapa cara, seperti:

  • Latihan meditasi secara teratur. Ini adalah salah satu cara efektif untuk mengelola stres, kecemasan, dan mendatangkan pikiran positif.
  • Kurangi kopi. Kafein dalam kopi bisa menyebabkan perasaan gelisah. Jika kamu belum bisa meninggalkan kopi sepenuhnya, cobalah kurangi asupan kopi harian.
  • Komunikasi terbuka dengan pasangan. Perubahan suasana hati dapat menyebabkan hubungan menjadi tegang, jadi baiknya kamu belajar menyuarakan perasaan. Juga, kamu perlu kembali belajar mengelola emosi.

Dengan mengetahui hal-hal yang dialami tubuh saat berhenti minum pil KB, harapannya kamu dapat menjadi lebih siap menghadapinya. Sering kali, perubahan ini hanya terjadi untuk sementara waktu sampai tubuh menyesuaikan diri tanpa hormon sintesis. Namun, jika semua gejala terasa menyulitkan, konsultasikan dengan dokter.

Baca Juga: 5 Mitos Alat Kontrasepsi yang Banyak Beredar, Bagaimana Faktanya?

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya