ilustrasi cairan vagina (unsplash.com/deon black)
Cairan ejakulasi pada perempuan memang keluar melalui uretra. Selain itu, terdapat kandungan urea dan kreatinin seperti halnya urine. Namun, cairan ejakulasi perempuan berbeda dengan urine. Cairan ini juga gak memiliki bau layaknya urine, kecuali memang tercampur.
Sebuah publikasi pada The Journal of Sexual Medicine menyebutkan, terjadi penumpukan cairan di kandung kemih ketika tubuh perempuan mengalami gairah. Penelitian ini diawali dengan pemeriksaan ultrasound untuk memastikan kandung kemih kosong sebelum responden mendapat rangsangan. Begitu pula pasca ejakulasi, kandung kemih kembali kosong.
Sebagaimana penjelasan sebelumnya, kelenjar skene mengeluarkan PSA dan fruktosa melalui uretra. Saat prosesnya, kedua kandungan mungkin keluar dalam bentuk cairan kental dengan volume gak lebih dari sendok teh. Meski demikian, pada beberapa perempuan mengalami pencampuran PSA dan fruktosa yang keluar bersamaan dengan urine.
Maka dari itu, beberapa orang mungkin mengalami ejakulasi tanpa disadari, sedangkan sebagian lainnya mengeluarkan dalam bentuk semprotan yang disebut dengan squirt.
Seorang seksolog, Dr. Jess O’Reilly, PhD., menjelaskan pada Well and Good bahwa perempuan mungkin mengalami ejakulasi dan mengeluarkan urine secara bersamaan. Berbeda dengan laki-laki, proses keluarnya urine dan air mani gak bisa terjadi bersamaan. Karena saat ejakulasi terjadi pada penis, sfingter internal kandung kemih menjadi menutup. Makanya, urine gak bercampur dengan cairan ejakulasi.