Duh, 7 Gangguan Seksualitas Ini Bakal Membuatmu Mengernyitkan Mata

Penyimpangan seksual ini melibatkan kesenangan sang pelaku dalam menyiksa korbannya. Siksaan tersebut bisa dalam bentuk fisik maupun psikologis. Akan tetapi ini berlaku dalam proses penyiksaannya saja dan tidak melibatkan rasa sakit yang dirasakan oleh sang korban.

Bukan tidak mungkin sang pelaku akan bergairah walaupun sebenarnya tidak dalam kondisi berhubungan seks. Dengan kondisi ini, sadisme digolongkan berbeda dengan mereka yang ada di sadomasokis.

Di kelainan seksual sadomasokis, sang pelaku akan mendapat kepuasan seksual lewat rasa sakit yang dihantarkan ke dirinya dan hal itu bisa lewat kekerasan verbal maupun non-verbal. Sadomasokis seringkali menyerempet ke dalam hal berbahaya, seperti mencekik hingga kekurangan oksigen untuk mencapai orgasme, namun hal ini masih bisa dikontrol. Karena itu di dunia sadomasokis terdapat kesepakatan sampai sejauh mana kegiatan seksual ini berlangsung.

Istilah ini sering kita dengarkan dalam berita-berita yang mana merujuk ke orang-orang yang memiliki nafsu seksual kepada anak kecil. Bentuknya bisa banyak hal.

Mulai dari langsung berhubungan badan langsung dengan anak-anak di bawah umur 13 tahun atau mempertontonkan dirinya melakukan masturbasi di depan anak-anak. Kasus ini biasanya terpicu dari hal-hal traumatis yang sangat berat, yang pernah menimpa sang pelaku.

Untuk kasus ini, kepuasan seksual sang pelaku datang dengan cara bergesekan. Umumnya kegiatan ini diarahkan ke orang asing dan bisa jadi melibatkan gesekan di seluruh tubuh.

Mulai dari menyentuh payudara, bokong atapun langsung ke alat kelamin. Froteurisme sering dipermasalahkan dalam ranah hukum dikarenakan kegiatan seksual ini membawa ketidaknyamanan ke orang-orang sekitar.

Ini adalah kondisi di mana sang pelaku bisa mendapatkan kepuasan seksualnya lewat berhubungan badan dengan mayat. Dari sebuah jurnal di 1989, diketahui ada beberapa motivasi yang menjadi pemicu gangguan ini.

Yang pertama adalah obsesi pelaku untuk memiliki pasangan yang tidak ada atau telah meninggal. Yang kedua adalah rasa reuni terhadap pasangan yang telah meninggal. Yang ketiga adalah ketertarikan seksual terhadap mayat dan lainnya adalah kenyamanan dari rasa isolasi atau mencari kepercayaan diri dengan menunjukkan kekuatan terhadap korban pembunuhan.

Jika nekrofilia adalah ketertarikan kepada mayat, maka beastiality adalah ketertarikan terhadap binatang. Di bestiality, sang pelaku sangat merasa bergairah ketika berhubungan badan dengan binatang.

Menariknya dalam mitologi-mitologi dunia, penggambaran bestiality ini cukup umum terjadi. Sebagai contoh adanya cerita Zeus yang berubah menjadi angsa berhubungan badan dengan wanita bernama Leda.

Mirip, tapi tak sama dengan bestiality. Bestiliality hanya ingin memiliki hubungan dalam kontak fisik saja, sedangkan dalam zoophilia, tak sekedar kontak fisik saja tapi juga hubungan emosi. Kasus-kasus seperti menikah dengan hewan bisa disinyalir sebagai zoophilia, tapi perlu riset yang mendalam karena bisa jadi itu hanyalah untuk mencari sensasi.

Itulah beberapa gangguan seksual yang ada. Masih ada lebih banyak lagi, tapi percayalah, kamu tidak mau mengetahuinya.