Terapi Sex Surrogate: Definisi, Teknik, dan Manfaatnya

Banyak pihak yang mengkhawatirkan etika praktik terapi ini

Pada umumnya, kesehatan seksual termasuk hubungan seks merupakan komponen penting dari kesehatan, meskipun isu tersebut masih dianggap tabu untuk dibicarakan di banyak tempat.

Sama halnya dengan topik kesehatan lain, kesehatan seksual juga memiliki cakupan bahasan yang cukup kompleks, mulai dari jenis kondisi, masalah, sampai aneka pengobatan dan perawatan.

Ada satu pilihan perawatan yang dapat membantu seseorang untuk merasa lebih nyaman dengan keintiman, yaitu sex surrogate atau (pasangan) pengganti seksual. Ini adalah praktik terapi yang dirancang untuk membantu seseorang memanajemen kehidupan seksualnya, meliputi sentuhan fisik dan/atau keterampilan emosional yang dibutuhkan.

Dirangkum dari berbagai sumber, yuk, ketahui fakta menarik terapi sex surrogate lewat ulasan di bawah ini!

1. Apa itu terapi sex surrogate?

Terapi Sex Surrogate: Definisi, Teknik, dan Manfaatnyailustrasi sex surrogate (pexels.com/Juan Pablo Serrano Arenas)

Terapi sex surrogate tampaknya masih menjadi perbincangan hangat baik di kalangan akademisi, praktisi, maupun awam karena kemunculannya sering disalahpahami dan menuai kontroversi. Pasalnya, terapi ini berpotensi penuh kontra terkait etika dan budaya ketimuran.

Istilah lain terapi sex surrogate adalah surrogate partner therapy (SPT) atau terapi pasangan pengganti. Ini termasuk ke dalam jenis terapi yang memberikan bantuan secara langsung (dapat berupa hubungan seksual) untuk klien yang tengah berjuang mengoptimalkan kehidupan seksual mereka.

Tokoh pencetus terapi sex surrogate diketahui adalah seorang ginekolog asal Amerika Serikat (AS), William H. Masters dan seksolog AS, Virginia E. Johnson. Keduanya memperkenalkan terapi ini melalui bukunya yang berjudul Human Sexuality Inadequacy.

Adapun hal yang melatarbelakangi mereka memperkenalkan gagasan terapi tersebut adalah keyakinan bahwa manusia hanya bisa mempelajari keintiman seksual melalui pengalaman.

2. Teknik sex surrogate

Terapi Sex Surrogate: Definisi, Teknik, dan Manfaatnyailustrasi sex surrogate (pexels.com/SHVETS production)

Penting untuk dicatat, terapi sex surrogate tidak selalu melibatkan aktivitas seks secara vulgar. Seseorang yang bertugas sebagai surrogate (pengganti) dapat membantu klien mengelola keterampilan seksual, sosial, serta mendukungnya dalam proses penyembuhan.

Misalnya, dalam kasus ketika klien pernah mengalami peristiwa traumatis seperti pelecehan seksual. Dengan menerapkan praktik terapi ini, klien akan belajar untuk membedakan antara sentuhan yang aman, perhatian, suka sama suka, sampai sentuhan agresif dan berbahaya.

Menurut studi dalam Journal of Counseling Sexology & Sexual Wellness Research Practice and Education tahun 2019, terdapat protokol khusus yang wajib dilaksanakan oleh terapis sex surrogate. Protokol tersebut mencakup empat tahap yang berbeda, yakni:

  • Hubungan emosional: Dasar awal melakukan pekerjaan ini adalah membangun hubungan emosional yang baik. Sama halnya dengan hubungan intim di kehidupan nyata, penting bagi klien dan pekerja pengganti untuk memiliki tingkat keintiman emosional terlebih dahulu.
  • Sensualitas: Dalam tahap, ini teknik yang sering digunakan adalah fokus pada indra, yang melibatkan sentuhan penuh perhatian. Selain itu, individu yang terlibat harus berkonsentrasi pada perasaan, pengalaman, dan persepsi sensoris (bukan tentang alat kelamin atau perilaku yang berorientasi pada pencapaian orgasme).
  • Seksualitas: Meskipun terapi juga disebut sebagai terapi pasangan pengganti, tetapi bukan berarti kegiatan yang berlangsung selalu menomorsatukan hubungan seksual. Studi dalam jurnal Psychiatry Psychology and Law tahun 2013 menyoroti aktivitas seksual dalam terapi ini berkisar hanya 12 persen.
  • Penutupan: Sedari orientasi awal, klien dan terapis pengganti harus diberi tahu bahwa praktik terapi sex surrogate tidak lebih dari hubungan profesional dan terapeutik. Mereka harus menghalau sisi romantisme agar terapi bisa berjalan optimal.

3. Kondisi yang dapat diatasi

Terapi Sex Surrogate: Definisi, Teknik, dan Manfaatnyailustrasi terapi sex surrogate (pexels.com/ANTONI SHKRABA)

Terapi sex surrogate dapat diterapkan untuk membantu mengatasi sejumlah kondisi fisik berkaitan dengan kesehatan seksual, seperti:

  • Anorgasmia.
  • Disfungsi ereksi.
  • Dispareunia.
  • Vaginismus.

Terapi ini juga dapat membantu mengelola kondisi kesehatan mental, termasuk gangguan stres pascatrauma (PTSD) dan gangguan kecemasan. Selain itu, terapi ini bisa berdampak positif terhadap manajemen trauma otak atau yang memiliki masalah terkait skizofrenia dan autisme.

4. Manfaat

Terapi Sex Surrogate: Definisi, Teknik, dan Manfaatnyailustrasi terapi sex surrogate (pexels.com/cottonbro)

Meskipun belum banyak diteliti, tetapi sudah ada beberapa penelitian dalam lingkup kecil yang menyimpulkan manfaat terapi sex surrogate. Salah satunya penelitian dalam The Journal of Sexual Medicine, yang menjelaskan bahwa terapi ini dapat membantu meringankan gejala fisik, seperti vaginismus atau disfungsi ereksi.

Beberapa bukti efektif lain meliputi:

  • Membantu klien penyandang disabilitas dalam mengatasi hambatan fungsi seksual.
  • Membantu seorang wanita biseksual untuk lebih menghargai identitas seksualnya.
  • Membantu perbaikan perilaku pada pasien dengan cedera otak traumatis terkait perilaku seksual yang pantas.

5. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan

Terapi Sex Surrogate: Definisi, Teknik, dan Manfaatnyailustrasi wanita sedang berpikir (pexels.com/Polina Zimmerman)

Terapi sex surrogate menawarkan ragam manfaat sekaligus keberhasilan. Kendati demikian, terapi ini masih kontroversial, mengingat kontak seksual antara klien dan terapis pengganti dianggap ilegal dan tidak etis.

Banyak pihak pun sering mengkhawatirkan etika praktiknya. Ini termasuk efek samping negatif, salah satunya perasaan keterikatan. Penelitian yang sudah ada juga mendapatkan kritik karena condong mengesampingkan efek psikologis dan lebih fokus pada komponen fisik. Beberapa awam pun menganggap bahwa terapi sex surrogate tidak sepenuhnya membantu klien dalam kehidupan sehari-hari.

Terapi sex surrogate tampaknya belum familier di Indonesia. Kemunculan dan praktiknya baru teridentifikasi di negara tetangga, salah satunya AS. Mengingat kontroversi dari terapi ini, siapa pun yang hendak mencobanya harus berpikir ulang sebelum mengambil keputusan. Sebaiknya bicarakan dengan dokter untuk mendapat nasihat netral dari perspektif kesehatan.

Baca Juga: Terapi Bioenergi: Definisi, Cara Melakukan, dan Manfaatnya

Indriyani Photo Verified Writer Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya