10 Mitos tentang Kanker Serviks Ini Masih Sering Diyakini Perempuan!

Jika screening dilakukan pada tahap awal dan dilakukan secara rutin, orang yang didiagnosis terkena kanker serviks akan memiliki peluang hidup sebesar 92 persen. Screening rutin akan sangat membantu dalam mendeteksi pada tahap awal dan mendapat penanganan yang cepat.

Saat proses penyembuhan, pasien kanker serviks akan menjalani histerektomi (pengangkatan rahim) dan/atau kemoterapi, serta terapi radiasi di area sekitar pinggul. Jika kamu masih berharap memiliki anak, bisa dibicarakan kepada pihak dokter, agar dokter memberikan alternatif penanganan yang lain.

Menurut para ahli medis, melahirkan berkali-kali tidak akan menimbulkan kanker serviks. Asalkan pasangan setia, kemungkinan itu akan terbantahkan, karena tidak ada paparan infeksi Human Papillomavirus Virus (HPV).

Gumpalan darah saat menstruasi adalah sesuatu yang wajar terjadi. Tetapi jika berlebihan memang sepatutnya segera melakukan pengecekan.

Namun hal yang lebih penting dari itu adalah jika adanya darah di luar siklus menstruasi. Jika kamu mengalami ini apalagi sudah menikah, jangan tunggu waktu lama segera lakukan screening.

Kondom tidak bisa diandalkan 100 persen dalam mencegah infeksi kanker serviks. Sebab, penyebaran virus HPV tidak hanya melalui penetrasi seksual, tetapi juga bisa melalui kontak kulit di area genital. Perempuan yang aktif melakukan aktivitas seksual rentan terhadap infeksi HPV sepanjang hidupnya.

Kanker payudara dan kanker ovarium memang diwariskan dari orangtua ke anak. Namun, beda halnya dengan kanker serviks.

Penyakit ini lebih dipicu oleh adanya infeksi HPV. Oleh sebab itu, demi terhindar dari penyakit berbahaya satu ini, caranya adalah dengan memberikan dan memastikan sudah mendapatkan vaksin HPV.

Perjalanan seseorang hingga bisa dinyatakan secara resmi mengidap penyakit kanker membutuhkan waktu bertahun-tahun, tidak secara instan. Proses yang panjang tersebut masih memungkinkan untuk dilakukannya pencegahan. Seperti salah satunya adalah dengan melakukan screening awal.

Perkembangan sel yang abnormal pada penderita kanker tidak pernah menunjukkan gejala-gejala khusus. Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi kamu melakukan screening kanker serviks rutin meskipun kamu tidak merasakan tanda-tanda apapun. Pencegahannya dapat dilakukan dengan dua cara, yakni vaksin HPV dan pencegahan sekunder dengan melakukan screening.

Perlu diketahui bahwa penyebab kanker serviks bukanlah karena kehamilan. Akan tetapi usia hubungan seks yang lebih dini, sehingga memudahkan untuk terpapar terinfeksi HPV. Hal ini bisa terjadi, sebab tingkat kematangan dinding leher rahim yang belum sempurna yang memudahkan penyebaran virus HPV.

Mitos ini sungguh tidak benar adanya. Semua perempuan memiliki kesempatan untuk bisa terserang kanker serviks tanpa memandang usia. Adenokarsinoma (kanker serviks yang paling agresif) merupakan kanker yang lebih sering terjadi pada perempuan yang lebih muda dan lebih sulit dideteksi saat screening dini.

Demikianlah mitos-mitos yang berkembang di masyarakat. Semoga dengan penjelasan di atas dapat memberikan pemahaman bahwa mitos-mitos tersebut tidak benar adanya. Semoga bermanfaat.