Mengetahui Ukuran Testis Normal dan Pengaruh pada Kesehatan

Dengan tahu ukurannya, bisa paham kondisi kesehatan

Jika ada yang memperhatikan ukuran penis, bagaimana dengan testis? Ukuran testis normal sepertinya tidak selalu jadi pembahasan populer. Meski demikian, bukan berarti hal tersebut tidak penting, lho! 

Mengetahui ukuran testis normal bisa digunakan sebagai scanning awal kondisi kesehatan. Lantas, seharusnya berapa besar ukuran buah zakar normal? Yuk, cek jawabannya di uraian ini!

Mengenal testis

Testis merupakan salah satu organ tubuh yang berada di bawah lapisan kulit bernama skrotum. Organ berbentuk telur ini masing-masing melekat pada spermatic cord. 

Organ testis atau testicles berfungsi sebagai rumah produksi sperma dan beberapa hormon. Salah satunya hormon testosteron alias hormon seks utama pada laki-laki. 

Ukuran testis normal

Sama seperti penis, tidak ada ukuran pasti testis dikatakan normal, melansir Cleveland Clinic. Setiap individu bisa memilikinya dengan ukuran dan besar yang berbeda. Meski demikian, terdapat rata-rata yang bisa dilihat dari sisi volumenya.

Saat lahir, testis memiliki ukuran panjang 1,5 sentimeter dan lebar 1 sentimeter. Bentuk tersebut tak mengalami perubahan hingga individu berusai 8 tahun. Saat pubertas, testis bisa mencapai volume sekitar 4 ml, dibarengi dengan rambut yang mulai tumbuh di sekitar skrotum.

Adapun volume testis dewasa umumnya berkisar antara 15 ml hingga 35 ml. Sumber yang sama menyebutkan bahwa ukuran tersebut mungkin sama dengan telur burung ataupun telur ayam kecil. Sementara itu, Radiopaedia mengutip jurnal Radiografi mencantumkan bahwa volume testis antara 12,5-19 mL.

Testis tanpa gangguan kesehatan terasa licin ketika diraba. Selain itu, permukaannya halus tanpa benjolan. Sangat normal apabila mendapati testis besar sebelah atau salah satunya menggantung lebih rendah dari yang lain.

Apakah ukuran testis memengaruhi kesehatan?

Mengetahui Ukuran Testis Normal dan Pengaruh pada Kesehatanilustrasi testis dan penis (Unsplash.com/Dainis Graveris)

Sejatinya, produksi testosteron dan sperma sehat bisa terjadi pada ukuran testis berapa pun. Meski demikian, beberapa penelitian menunjukkan korelasi antara ukuran dengan jumlah produksi sperma dan hormon.

Penelitian mamalia dalam Journal of Animal Ecology  menemukan bahwa testis yang lebih besar menghasilkan lebih banyak testosteron. Sementara itu, British Journal of Urology mengungkapkan bahwa volume testis yang lebih kecil dikaitkan dengan penurunan jumlah sperma.

Ukuran testis menjadi penting untuk diperhatikan jika penyebabnya adalah gangguan kesehatan. Ukuran buah zakar yang jauh lebih kecil mungkin disebabkan oleh sindrom Kinefelter dan hipogonadisme.

Sindrom Kinefelter merupakan kondisi pada individu yang memiliki kromosom X lebih banyak. Cirinya seperti berikut:

  • Ukuran testis lebih kecil atau testis yang tidak turun
  • Tumbuhnya jaringan payudara
  • Rambut tubuh dan wajah yang lebih sedikit

Hal tersebut menunjukkan bahwa kadar testosteron yang rendah. Ketika seseorang mengalaminya dengan sangat ekstrem, maka disebut hipogonadisme. Namun, seseorang yang mengidap hipogonadisme tak selalu karena sindrom Kinefelter walau gejalanya mungkin serupa.

Dampaknya, individu dengan sindrom Kinefelter atau hipogonadisme memiliki aktivitas produksi sperma yang kurang. Kondisi tersebut dapat memengaruhi fertilitas.

Baca Juga: Kanker Testis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Bisakah testis menyusut?

Mengetahui Ukuran Testis Normal dan Pengaruh pada Kesehatanilustrasi testis dan penis (pexels.com/Deon Black)

Jika ada ukuran normal testis, lantas bisakah organ tersebut menyusut? Menariknya, hal ini bisa saja terjadi. Alasan paling umum adalah faktor U alias usia. Ketika memasuki usia lanjut, tubuh umumnya mengalami penurunan produksi hormon testosteron

Akhirnya, testis pun mengalami penyusuturan yang biasa disebut atrofi testis, sebagaimana dicantumkan publikasi dalam jurnal Molecular Imaging and Biology. Namun, perubahannya tidak tiba-tiba, biasanya berproses dan nyaris tidak teramati.

Atrofi testis mungkin diikuti tanda-tanda, seperti penurunan libido dan pengurangan massa otot. Jika kondisi tersebut akibat penuaan, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. 

Namun, ada juga kondisi medis yang menyebabkan individu mengalami atrofi testis. Di antaranya sebagai berikut:

  • Penyakit menular seksual seperti gonore dan sifilis
  • Gondongan, tuberkulosis, dan infeksi virus pada testis
  • Trauma benturan tumpul pada testis.

Penyusutan testis akibat penyakit tertentu biasanya diiringi oleh gejala lain. Maka dari itu, kamu perlu memperhatikan kondisi kesehatan secara berkala untuk mengetahui perbedaannya.

Alasan lain mengapa testis menyusut adalah faktor suhu. Suhu rendah yang cenderung dingin memungkinkan testis tampak lebih kecil. Namun, hal ini berlangsung sementara dan tidak memengaruhi ukuran testis itu sendiri.

Mekanisme menyusutnya testis ketika menghadapi suhu dingin dikenal dengan retraksi kremaster. Prosesnya terjadi ketika testis ditarik lebih dekat ke tubuh sementara untuk mendapatkan kehangatan dan mempertahankan suhu normal demi produksi sperma. 

Memperhatikan kesehatan testis

Terlepas dari ukuran normal testis, kamu perlu melakukan skrining rutin untuk mengetahui kondisi buah zakar. Caranya mudah, cukup biarkan testis rileks lalu usap perlahan dengan ibu jari atau jemari lainnya.

Perhatikan apakah terdapat benjolan atau perubahan lain seperti bentuk, ukuran, dan kekerasannya. Poin ini mungkin mengindikasikan gangguan kesehatan. Selain itu, cermati juga rasa nyeri tidak wajar yang mungkin terus berlangsung atau hilang timbul. 

Jika mengalaminya, jadwalkan temu dokter untuk mengetahui penyebabnya. Semakin cepat tahu kondisinya, makin baik pula untuk segera mendapatkan penanganan medis.

Ukuran normal testis bisa berbeda tiap individu. Hal tersebut bisa dianggap wajar selama tidak menimbulkan keluhan atau gejala lain yang mengganggu.

Baca Juga: Jerawat di Testis, Apakah Normal? Ketahui Penyebabnya! 

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya