9 Bahan Tambahan dalam Kondom, Ada yang Berpotensi Bahaya

Mulailah rajin baca label kondom yang kamu beli

Kondom terbuat dari beberapa bahan yang berbeda, seperti kulit domba, lateks, poliuretan, atau bahan sintetis lainnya, seperti resin AT-10 dan poliisoprena.

Aditif tambahan dapat menyebabkan reaksi tak terduga pada salah satu atau kedua pasangan, dan sering kali hanya ada sedikit cara untuk mengetahui paparan bahan tertentu, bahkan setelah membaca label produk kondom.

Inilah beberapa bahan yang kerap ditemukan dalam merek kondom populer. Jangan malas baca label karena beberapa berpotensi bahaya.

1. Paraben

Paraben adalah jenis pengawet yang digunakan dalam banyak pelumas seks dan kondom berpelumas. Bahan pengawet ini menghambat pertumbuhan bakteri dan membantu memperpanjang umur simpan produk.

Sementara buktinya masih jauh dari konklusif, paraben diyakini oleh beberapa orang dapat meningkatkan risiko jenis kanker tertentu. Ini karena paraben dapat mengikat reseptor estrogen dan mengganggu aktivitas hormonal normal. Dengan menembus kulit utuh, paraben berpotensi mempercepat pertumbuhan hormon-reseptor-positif kanker payudara atau bahkan memengaruhi kualitas dan kuantitas produksi sperma, dilansir Environmental Working Group.

Apakah jumlah paraben yang relatif kecil dalam kondom dapat menyebabkan efek tersebut masih diperdebatkan.

2. Nonoxynol-9

9 Bahan Tambahan dalam Kondom, Ada yang Berpotensi Bahayailustrasi kondom yang dijual di pasaran (flickr.com/trec_lit)

Nonoxynol-9 adalah detergen spermisida yang membantu mencegah kehamilan. Sering terpapar nonoxynol-9 dapat menyebabkan inflamasi atau peradangan pada serviks, vagina, dan rektum.

Menurut studi, jenis iritasi ini sebenarnya dapat meningkatkan kerentanan seseorang terhadap infeksi menular seksual, termasuk HIV, terutama jika tidak menggunakan kondom secara konsisten (The Journal of Infectious Diseases, 2001). Reaksi peradangan pada perempuan juga terkait dengan peningkatan risiko infeksi saluran kemih.

Sejumlah produsen kondom telah berupaya menghilangkan nonoxynol-9 dari semua produk mereka, atau memperingatkan terhadap penggunaan kondom nonoxynol-9 untuk seks anal atau seks vaginal lebih dari sekali sehari. Akan tetapi, sebagian besar produsen tidak secara khusus memperingatkan tentang risiko dari nonoxynol-9.

3. Benzocaine

Benzocaine adalah anestesi topikal (oles) yang digunakan dalam kondom tertentu untuk mengurangi sensitivitas dan meningkatkan kenyamanan selama hubungan seksual.

Efek samping umum dari benzocaine mungkin termasuk peradangan lokal, iritasi, dan kekeringan. Karena benzocaine mudah diserap kulit, ini berpotensi, meskipun jarang, menyebabkan pusing, detak jantung yang cepat, dan kesulitan bernapas, menurut American College of Cardiology.

Benzocaine sering disertai dengan bahan perangsang jaringan lain, seperti mentol, yang dapat meningkatkan pelumasan vagina dan dubur, tetapi juga dapat menyebabkan gatal-gatal lokal.

4. Gliserin

9 Bahan Tambahan dalam Kondom, Ada yang Berpotensi Bahayailustrasi bahan tambahan dalam kondom (unsplash.com/Reproductive Health Supplies Coalition)

Gliserin adalah pengawet rasa manis yang diklasifikasikan sebagai gula alkohol. Ini biasanya digunakan dalam pelumas seks dan kondom rasa untuk meningkatkan rasa selama seks oral.

Gliserin tidak memberikan manfaat perlindungan, bahkan dapat meningkatkan risiko penyakit menular seksual dengan menaikkan risiko vaginosis bakterialis. Berdasarkan studi, gula memberikan nutrisi yang mendorong pertumbuhan bakteri dan/atau jamur, sekaligus mengganggu keseimbangan pH flora vagina (Environmental Health Perspectives, 2014).

Hal tersebut dapat meningkatkan risiko perempuan terkena HIV, serta bisa meningkatkan risiko penyebaran virus karena viral shedding, yaitu suatu kondisi ketika konsentrasi HIV lebih tinggi pada jaringan yang secara aktif meradang, memerah, dan bengkak.

Baca Juga: Pakai Kondom Dua Lapis Bikin Seks Makin Aman?

5. Kasein

Banyak produsen menambahkan protein susu yang disebut kasein ke dalam kondom lateks untuk membuatnya lebih halus. Kamu mungkin tidak akan memiliki kondom jenis ini jika mengikuti prinsip-prinsip vegan yang etis.

Karena tidak ada peraturan internasional atau federal yang mengatur sertifikasi vegan, hanya segelintir produsen yang telah menyatakan bahwa kondom mereka bebas dari produk hewani dengan badan pengatur seperti Vegan Society.

Ada risiko, walaupun sedikit, reaksi alergi jika kamu memiliki alergi susu jika menggunakan kondom yang mengandung kasein.

6. Rasa

9 Bahan Tambahan dalam Kondom, Ada yang Berpotensi Bahayailustrasi kondom (pixabay.com/Christos Giakkas)

Istilah "rasa" atau "flavor" dapat menunjukkan campuran bahan yang kompleks, berpotensi mengandung lebih dari 100 bahan. Dilansir MADE SAFE, yang perlu diperhatikan adalah beberapa bahan yang termasuk dalam kategori "rasa", seperti pelarut, pengawet, pengubah rasa, pengemulsi, dan banyak lagi.

Walaupun ada banyak hal di balik kata "rasa", tetapi formulasinya dianggap rahasia dagang dan oleh karena itu produsen tidak perlu mencantumkan setiap komponen pada label.

7. Pengawet isothiazolinone

Isothiazolinone adalah jenis pengawet yang biasa ditemukan dalam produk perawatan pribadi seperti sabun intim, sering digunakan setelah beraktivitas seksual. 

Dua bahan yang paling umum digunakan dalam kelas pengawet ini adalah methylchloroisothiazolinone dan methylisothiazolinone. Keduanya merupakan sensitizer (bahan kimia yang menyebabkan reaksi alergi pada jaringan normal setelah terpapar) dan iritan. Methylisothiazolinone juga merupakan pengganggu endokrin potensial, mengutip MADE SAFE.

8. Nitrosamin

9 Bahan Tambahan dalam Kondom, Ada yang Berpotensi Bahayailustrasi kondom (pexels.com/cottonbro)

Zat yang terkait kanker ditemukan di sebagian besar kondom di pasaran saat ini, yang masuk ke dalam kondom melalui kontaminasi selama proses pembuatan.

Karena nitrosamin biasanya tidak diungkapkan pada label, kamu dapat menemukan opsi yang lebih aman dengan mencari merek yang menuliskan bahwa produk mereka bebas nitrosamin.

9. Wewangian yang dirahasiakan

Wewangian pada kondom mungkin mengadung lebih dari seratus bahan yang berbeda. Formula wewangian sering ditemukan dalam produk perawatan pribadi seperti pelumas seks dan pembersih intim.

Bahan wewangian dapat mencakup sejumlah bahan berbeda yang beracun bagi kesehatan, tetapi dua contoh umumnya adalah ftalat dan musk sintetis. Formulasi wewangian juga dianggap sebagai rahasia dagang, artinya perusahaan tidak diharuskan untuk mengungkapkan komponen wewangian.

Jika komponen wewangian tidak disebutkan pada label, sebaiknya hindari. Cari produk lain yang mencantumkannya, jika ada.

Komponen lain yang mungkin ditambahkan ke dalam produk kondom mungkin termasuk lidah buaya, L-arginin, dan perasa kimia sintetis yang tidak selalu diuji keamanannya di jaringan vagina atau dubur.

Kondom tidak diatur dengan cara yang sama seperti obat-obatan farmasi, dan sering kali ada perbedaan dasar dalam pelabelan. Bahkan, tidak jarang ditemukan kondom khusus atau baru tanpa informasi apakah terbuat dari lateks, kulit domba, atau poliuretan. Ini menempatkan kamu pada risiko alergi, khususnya jika memiliki alergi lateks. Dan, ini juga dapat merusak manfaat perlindungan dari kondom.

Apabila kamu tidak yakin tentang bahan tambahan atau aditif yang mungkin terkandung dalam kondom, bacalah label dan hindari produk yang tidak memberikan informasi sama sekali. Jika tidak yakin dengan bahan tertentu, kamu bisa menghubungi produsen (biasanya dicantumkan di label).

Baca Juga: Kondom Getar: Definisi, Manfaat, dan Cara Pemakaian

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya