ilustrasi celana dalam perempuan (pexels.com/Cliff Booth)
Coba ingat kembali bagaimana sesi bercinta yang panas bermula. Apakah kamu melewati sesi foreplay dengan masih mengenakan celana dalam?
Jika jawabannya iya, besar kemungkinan terdapat cairan vagina atau cairan pra ejakulasi di sana. Bahkan walau tidak terlihat sekalipun, bakteri dari cairan-cairan ini tetap ada.
Belum lagi fakta bahwa celana dalam telah dipakai beraktivitas sehari-hari dan berkeringat. Ini tentu memicu kombinasi antara bakteri, ragi, dan lembap.
Sisa-sisa 'pemanasan' ini menumpuk menjadi hal yang dapat memicu efek buruk bagi vulva maupun penis. Vagina dan penis pasca seks mengalami titik yang sangat mungkin terinfeksi bakteri. Belum lagi kelembapan pada celana dalam yang mempermudah perkembangbiakan bakteri dan ragi.
Memakai kembali celana dalam yang telah digunakan setelah bercinta bukan pilihan yang tepat, papar Dr Madhu Goel, Associate Director, Obstetrics & Gynaecology, Fortis La Femme pada PopXo. Tindakan ini pun meningkatkan risiko kesehatan. Paling sering terjadi, yakni infeksi saluran kemih, bacterial vaginosis, serta risiko infeksi ragi bagi perempuan. Bahkan, menggunakan celana dalam yang sama setelah bercinta juga meningkatkan potensi iritasi. Akhirnya, menimbulkan redness di labia, rasa gatal, dan inflamasi.
Menghindarkan tubuh dari kemungkinan infeksi inilah, yang menjadi alasan pentingnya ganti celana dalam setelah bercinta. Jadi, Jangan lupa ganti, ya!