ilustrasi tidur (freepik.com/drobotdean)
Penyebab reaksi alergi pada vulva atau vagina lainnya adalah pakaian dalam atau seprai atau sarung guling atau bantal. Bahan-bahan tertentu bisa menyulitkan bagi pemilik kulit sensitif, atau kamu bisa saja bereaksi terhadap detergen yang kamu gunakan.
Alergi terhadap detergen atau bahan tertentu lebih mungkin muncul di kulit sensitif di sekitar vulva.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan membeli detergen lembut tanpa pewangi, memilih bahan alami seperti katun, atau bisa juga tidur tanpa celana dalam.
Reaksi alergi bisa terjadi di vagina atau vulva karena air mani, lateks, spermisida, wewangian, pewarna kimia, atau bahan tertentu.
Kalau kamu mengalami iritasi, ruam, kemerahan, sensasi terbakar, bengkak, atau gejala reaksi lainnya, sebaiknya temui dokter. Dokter akan membantu kamu mencari tahu pemicunya dan membuat rencana perawatan terbaik.
Referensi
YogeshS Marfatia et al., “Genital Contact Allergy: A Diagnosis Missed,” Indian Journal of Sexually Transmitted Diseases and AIDS 37, no. 1 (January 1, 2016): 1, https://doi.org/10.4103/0253-7184.180286.
"Latex Allergy." American College of Allergy, Asthma & Immunology. Diakses pada Mei 2024.
Miaozong Wu, James McIntosh, and Jian Liu, “Current Prevalence Rate of Latex Allergy: Why It Remains a Problem?,” Journal of Occupational Health 58, no. 2 (March 1, 2016): 138–44, https://doi.org/10.1539/joh.15-0275-ra.
"Semen Allergy." Cleveland Clinic. Diakses pada Mei 2024.
"5 Reasons Your Vagina Is Having an Allergic Reaction." Health. Diakses pada Mei 2024.
"Douching." Office on Women's Health. Diakses pada Mei 2024.
"Itchy, Itchy, Ow! Common Vaginal Allergies." Intimina. Diakses pada Mei 2024.