Karezza: Menghindari Klimaks saat Bercinta, Apa Manfaatnya?

Merupakan pengalaman seksual non-orgasme bagi pasangan

Kehidupan seksual yang bergairah, umumnya sangat dipengaruhi oleh pencapaian sebuah klimaks yang dianggap sebagai puncak kenikmatan (orgasme).

Laki-laki mengalami orgasme 5,4 menit setelah penetrasi, mengacu pada sebuah studi terhadap 500 pasangan di lima negara yang diterbitkan dalam The Journal of Sexual Medicine tahun 2005. Sementara itu, dalam sebuah studi yang berbeda, perempuan tercatat butuh waktu sekitar 13,4 menit untuk mencapai orgasme.

Terlepas dari perbedaan waktu yang cukup jauh tersebut, fokus menjadikan klimaks sebagai tujuan final dalam hubungan seksual dinilai terlalu buru-buru oleh sebagian orang. Orgasme menandakan seks segera berakhir, bahkan sengaja dihindari untuk mendapatkan sesuatu yang melebihi kepuasan ejakulasi. 

Sebut saja karezza, teknik seks yang menawarkan beragam manfaat yang mungkin tidak kamu duga kalau kamu membutuhkannya. Apa saja itu? Temukan jawabannya di bawah ini, ya!

1. Apa itu karezza?

Karezza: Menghindari Klimaks saat Bercinta, Apa Manfaatnya?ilustrasi karezza (pexels.com/cottonbro)

Karezza berasal dari bahasa Italia “carezza” yang artinya “belaian”. Atas dasar penamaan tersebut, karezza merupakan jenis hubungan seksual yang dilakukan penuh kelembutan seperti belaian. Dalam praktiknya, karezza melibatkan kedalaman emosi dan afeksi untuk mencapai intimasi.

Dilansir Healthline, penekanan karezza bukanlah pada gairah seksual, melainkan cinta spiritual untuk pasangan. Ini membuat tujuan karezza berbeda dengan kebanyakan teknik seks yang mengejar orgasme. Karezza dimaksudkan untuk mencapai keadaan penyatuan dengan pasangan.

2. Sejarah terciptanya Karezza

Sejarah karezza dicatat dalam buku “The Karezza Method”, yang dirilis pada tahun 1931 oleh ahli teori seks, J. William Lloyd. Ia menyebut bahwa penemu teknik karezza dan yang memopulerkannya di Amerika adalah dr. Quaker Alice B. Stockham.

Akan tetapi, Lloyd juga menyatakan bahwa karezza ditemukan oleh John Humphrey Noyes pada tahun 1844. Karezza berawal dari eksperimen Noyes dalam kehidupan pribadinya. Ia menyebut praktik mencapai kedekatan seksual tanpa orgasme sebagai “Kontinen Laki-laki”.

Hal ini karena menurut Noyes, perempuan masih diperbolehkan untuk orgasme dalam praktik seks sejenis. Kemudian seiring perkembangannya, karezza didefinisikan sebagai pengalaman seksual non-orgasme bagi pasangan.

Baca Juga: Klimaks Maksimal! 5 Tips Memainkan dan Merangsang Payudara Pasangan

3. Manfaat melakukan karezza

Karezza: Menghindari Klimaks saat Bercinta, Apa Manfaatnya?ilustrasi pasangan (pexels.com/cottonbro)

Dilansir Huff Post, karezza memprioritaskan bentuk hubungan intim penuh kasih sayang yang tidak berakhir dengan orgasme. Tujuannya adalah mendorong keintiman, meningkatkan komunikasi, dan memperdalam koneksi. Atas dasar itulah, manfaat yang diberikan karezza bisa berkembang luas seperti:

  • Mengurangi kecemasan terkait performa seks: Standar harus tercapainya klimaks dianggap terlalu mengekang hubungan seksual. Bagi beberapa orang yang sulit mencapai orgasme, karezza seperti pembebasan yang mengurangi tekanan dan kekhawatiran selama berhubungan seks.
  • Membantu menikmati momen: Berusaha terlalu keras untuk tidak kehilangan momentum orgasme mengakibatkan orang tidak dapat menikmati sensasi fisik dan perasaan terhubung. Dengan mengalihkan fokus pada penerimaan setiap dinamika seks, maka akan lebih mudah untuk menikmati momen yang ada.
  • Membuat seks bertahan lama: Meskipun orgasme menawarkan ledakan sensasi yang luar biasa, tetapi ini juga menandai seks segera berakhir setelah ejakulasi. Saat orgasme ditiadakan, seks bisa berlangsung selama yang diinginkan.
  • Membuat lebih dekat dengan pasangan: Karezza tidak hanya menghindari orgasme, tetapi juga memperbanyak aktivitas seperti berpelukan, berciuman dan bermesraan yang bisa menghadirkan perasaan hangat. Ini akan menumbuhkan kepercayaan serta perasaan ingin mengandalkan satu sama lain. 

4. Cara melakukan karezza

Karezza: Menghindari Klimaks saat Bercinta, Apa Manfaatnya?ilustrasi karezza (pexels.com/Filipp Romanovski)

Tidak ada aturan baku tentang bagaimana melakukan karezza. Hanya diperlukan ketenangan, kehangatan, relaksasi, dan cinta ketimbang gairah. Perpaduan komunikasi verbal dan nonverbal yang mengekspresikan rasa sayang yang bisa dicoba adalah:

  • Berikan senyuman tulus ke pasangan sambil menatap mesra. Sentuh tangannya dengan lembut, lanjutkan dengan belaian.
  • Memuji pasangan tentang hal yang kamu sukai darinya. Dengarkan ia secara bergantian, pertahankan kontak mata.
  • Sinkronkan pernapasan sampai terdengar napas pasangan. Dekatkan wajah, cium perlahan di bibirnya, lalu berikan ciuman yang ia sukai.
  • Dekap pasangan dan berikan pijatan ringan di lengan atau kaki. Bisikkan di telinganya kalimat sayang, goda dengan suara manja.
  • Mainkan titik sensitifnya, seperti tengkuk atau puting. Letakkan tangan dengan lembut di atas kelamin pasangan untuk membuatnya nyaman.
  • Lalu secara perlahan bisa dilanjutkan untuk penetrasi. Nikmati setiap perasaan yang hadir dan jangan menggebu-gebu. 
  • Jika merasa rangsangan meningkat tajam, tenangkan diri dengan mengobrol, lalu lanjutkan.

5. Karezza dos and don'ts

Karezza: Menghindari Klimaks saat Bercinta, Apa Manfaatnya?ilustrasi meditasi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Karezza memiliki keunikan dibanding jenis seks normal yang biasa dilakukan. Beberapa catatan di bawah ini akan membantumu dan pasangan bila ingin mencobanya: 

  • Persiapkan diri sendiri: Melakukan meditasi atau yoga dapat membantu mengenali diri sendiri dan memperjelas apa hal yang diinginkan.
  • Komunikasikan dengan pasangan: Bicarakan terkait apa yang diharapkan, tetapkan aturan dasar elemen apa yang ingin dieksplorasi dan juga dihindari.
  • Temukan cara untuk menjalin ikatan fisik dan emosional: Bermesraan dan memiliki obrolan yang mendalam termasuk kegiatan yang diutamakan dalam melakukan karezza.
  • Jangan menyalahkan diri sendiri: Kalau sudah sebaik mungkin menghindari orgasme tetap terjadi juga, jangan menyalahkan diri sendiri ataupun pasangan. Itu wajar terjadi apalagi pada awal percobaan.

Mencoba karezza untuk pertama kali mungkin akan terasa sulit karena teknik ini berbanding terbalik dengan seks pada umumnya yang gesit. Akan tetapi, mengeksplorasi berbagai teknik seks bisa membantu kamu dan pasangan memahami satu sama lain dengan lebih baik, dan pengalaman tersebut akan mengajarkan banyak hal.

Nah, sampai di sini, apakah kamu dan pasangan tertarik untuk mencoba karezza?

Penulis: Dian Rahma Fika Alnina

Baca Juga: 10 Fakta tentang Seks yang Wajib Diketahui Sebelum Beraksi

Topik:

  • Bella Manoban
  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya