5 Mitos yang Berkembang tentang Keperawanan Perempuan, Jangan Percaya!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berbicara mengenai keperawanan memang menjadi isu yang tak habis-habisnya untuk dibahas. Bahkan tak sedikit orang yang masih mempermasalahkan urusan keperawanan seseorang.
Istilah keperawanan ini merujuk pada hymen atau selaput dara yang menjadi bagian dari organ reproduksi perempuan. Banyak orang awam yang tak memahami bahwa selaput dara memiliki bentuk yang beragam dengan ketebalan yang juga tak sama. Hal inilah yang kemudian sering menyebabkan kesalahan persepsi mengenai keperawanan. Dari dampak itulah beberapa mitos mengenai keperawanan berikut ini jadi ramai berkembang.
1. Mitos 1: Selaput dara terasa rapat artinya masih perawan
Hal pertama yang menjadi mitos adalah mengenai selaput dara yang terasa rapat. Banyak orang mengatakan bahwa selaput dara yang terasa rapat artinya masih perawan, padahal tidak demikian.
Selaput dara bukanlah lapisan utuh, melainkan memiliki lubang agar pada saat haid, darah dapat keluar dengan lancar. Namun, ukuran lubang tersebut juga berbeda-beda. Kerapatan dari vagina pada saat berhubungan seksual secara umum disebabkan karena otot, bukan karena selaput dara.
2. Mitos 2: Operasi selaput dara bisa mengembalikan keperawanan
Banyak orang yang berlomba-lomba untuk memperoleh operasi selaput dara agar bisa mengembalikan keperawanan seperti sedia kala. Nyatanya hal ini adalah mitos belaka yang tak jelas tujuannya.
Istilah "kehilangan keperawanan" ditandai pada saat penetrasi pertama kali, bukan robeknya selaput dara. Para perempuan yang melakukan operasi selaput dara tak akan mengubah dirinya menjadi perawan jika sudah pernah melakukan hubungan seksual sebelumnya.
Baca Juga: 5 Tips Menjaga Kebersihan Selama Melakukan Hubungan Seks, Penting!
3. Mitos 3: Semua perempuan akan berdarah saat seks pertama kali
Editor’s picks
Stereotip yang satu ini rasanya dipercaya dengan sangat luas di kalangan masyarakat. Banyak orang yang berpendapat bahwa perempuan akan berdarah pada saat melakukan seks pertama kalinya akibat robeknya selaput dara.
Hal ini bisa jadi benar, tapi juga bisa jadi salah. Perempuan dengan bentuk hymen atau selaput dara tertentu belum tentu akan berdarah pada saat melakukan penetrasi. Semuanya bergantung pada bentuk dan ketebalan lapisan tersebut. Inilah yang membuat stigma jika seks pertama kali akan berdarah adalah hal yang keliru.
4. Mitos 4: Selaput dara yang robek artinya sudah tidak perawan
Banyak pria yang salah paham dalam mengartikan keperawanan, apalagi saat pertama kali melakukan seks. Bahkan tak jarang, mereka akan marah bila mengetahui bahwa selaput dara pasangannya telah robek dan menganggapnya sudah tak perawan lagi.
Padahal hal ini jelas keliru, sebab selaput dara dapat robek bahkan karena beberapa faktor. Mulai dari karena terjatuh, menunggangi kuda, dan masih banyak lagi. Itulah yang membuat seseorang tak boleh mengaitkan robeknya selaput dara hanya pada penetrasi semata.
5. Mitos 5: Selaput dara pasti dimiliki oleh semua perempuan
Berbicara mengenai hymen atau selaput dara memang sangat erat kaitannya dengan perempuan. Namun ternyata, bukan berarti semua perempuan memilikinya. Tak jarang, ada pula yang dilahirkan tanpa memilikinya karena kondisi tertentu. Hal inilah yang membuat selaput dara sebaiknya tak dijadikan patokan untuk menggambarkan perawan atau tidaknya seorang perempuan.
Menerima dengan tulus pasangan tentu akan lebih baik dari pada sibuk mempersoalkan mengenai keperawanan. Hal terpenting adalah dengan saling menanamkan kepercayaan terhadap satu sama lain. Jangan mudah menilai sesuatu tanpa tahu faktanya secara jelas, ya!
Baca Juga: Hamil Tanpa Berhubungan Seks, Mungkinkah Ini Terjadi?
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.