Size Does Matter, Ini Ukuran Normal Rata-rata Penis saat Ereksi

Isu ukuran penis ini telah mendapat perhatian tersendiri di kalangan peneliti. Sebuah laporan dalam British Journal of Urology International tahun 2014 mengungkapkan, ukuran penis yang tidak sedang ereksi rata-rata mencapai 4 cm untuk panjang maupun lingkar. Namun, ketika ereksi, rata-rata ukuran penis berkisar 14 cm untuk panjangnya dan 11 cm untuk diameternya.

Meski demikian, temuan studi tersebut perlu ditinjau ulang karena ukuran penis bisa berbeda-beda bergantung pada ras. 

Sebagai contoh, menurut survei tahun 2012 yang dilakukan oleh Tenga, produsen alat masturbasi lelaki asal Jepang, rata-rata ukuran penis orang Jepang ketika ereksi adalah 13,5 cm, dengan diameter sekitar 3,5 cm.

Situs WorldData memberikan informasi mengenai berapa rata-rata ukuran penis di tiap negara. Dari situ, didapatkan urutan negara yang memiliki ukuran penis terbesar serta terkecil tahun 2020. Berikut ini urutannya, yang mana panjang penis diukur saat ereksi.

10 negara dengan ukuran penis terbesar

1. Ekuador – 17,61 cm
2. Kamerun – 16,67 cm
3. Bolivia – 16,51 cm
4. Sudan – 16,47 cm
5. Haiti – 16,01 cm
6. Senegal – 15,89 cm
7. Gambia – 15,88 cm
8. Belanda – 15,87 cm
9. Kuba – 15,87 cm
10. Zambia – 15,78 cm

10 negara dengan ukuran penis terkecil

1. Kamboja – 10,04 cm
2. Burma – 10,70 cm
3. Taiwan – 10,78 cm
4. Filipina – 10,85 cm
5. Sri Lanka – 10,89 cm
6. Hong Kong – 11,19 cm
7. Banglades – 11,20 cm
8. Thailand – 11,45 cm
9. Vietnam – 11,47 cm
10. Malaysia – 11,49 cm

Untuk Indonesia sendiri, rata-rata ukurannya adalah 11,67 cm, yaitu di urutan 77 dari 88 negara. 

Melansir Health, ada beberapa hal yang menyebabkan perbedaan ukuran penis, dua di antaranya adalah perbedaan genetik dan hormon. 

Bahkan, ukuran penis tiap anggota keluarga pun bisa berbeda. Perlukah perbedaan ukuran ini dikhawatirkan? Selama penis mampu melakukan tugasnya dengan baik, yaitu reproduksi, maka genetik penis itu akan diturunkan.

Kekhawatiran tentang ukuran penis, menurut banyak ahli kesehatan, sebetulnya tak perlu. Yang pentingnya adalah penis bisa menjalani fungsi utamanya dengan baik, yaitu untuk reproduksi.

Meski demikian, banyak lelaki yang khawatir bahwa pasangannya tak akan terpuaskan atau khawatir pasangannya tak bisa meraih orgasme karena ukuran penisnya. 

Melansir Live Science, orgasme perempuan lebih kompleks dari yang dibayangkan. Bukan cuma berhubungan dengan fisik, orgasme pada perempuan juga bergantung pada faktor psikologis. Akan tetapi, beberapa perempuan memang lebih bisa mencapai orgasme jika ukuran penis pasangan cocok dengan tubuh mereka.

Sebuah penelitian di California, Amerika Serikat (AS) berjudul “Women's Preferences for Penis Size: A New Research Method Using Selection among 3D Models” dalam jurnal PLOS One tahun 2015 mencoba mencari tahu ukuran penis yang umum menjadi favorit perempuan. Dari situ, ditemukan bahwa perempuan tidak terlalu memikirkannya.

Memang ada pernyataan bahwa mereka lebih mempermasalahkan ukuran penis yang terlalu kecil. Akan tetapi, diskusi akan data itu menyatakan bahwa perempuan menyukai penis yang lebih besar hanya untuk hubungan satu malam (one-night stand), bukan untuk hubungan serius dalam jangka waktu lama.

Penelitian berjudul “Penis size: Survey of female perceptions of sexual satisfaction” yang dipublikasikan di jurnal BMC Womens Health tahun 2001 juga menyatakan bahwa perempuan tidak terlalu memikirkan panjang penis. Dituliskan juga vagina memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan mencocokkan diri dengan ukuran penis yang berbeda, sehingga apa pun ukurannya perempuan tetap bisa terpuaskan.

Dari 50 partisipan perempuan dalam penelitian tentang kepuasan akan ukuran penis tersebut, 45 orang menyatakan bahwa mereka terpuaskan untuk masalah lebar dan ketebalan penis. Cuma 5 orang saja yang lebih suka penis yang ukurannya lebih panjang.

Beberapa partisipan juga melaporkan bahwa seks dalam sebuah hubungan lebih terasa nikmat ketimbang seks tanpa komitmen. 

Jadi, tak perlu terlalu khawatir akan ukuran penis, ya!

Bila memang terlalu khawatir atau minder dengan ukuran penis, kamu bisa membesarkan atau membuatnya lebih panjang.

Melansir Health, dituliskan bahwa untuk mengubah ukuran penis, operasi bisa dilakukan. Bisa dengan memperbesar lingkar penis atau membuatnya lebih panjang.

Pada operasi pembesaran diameter penis, biasanya dilakukan dengan menyuntikkan lemak yang diambil dari bagian tubuh lain ke dalam penis.

Sementara itu, untuk membuat ukuran penis lebih panjang, teknik yang paling umum digunakan adalah dengan memotong ligamen yang menghubungkan antara penis dan tulang kemaluan. Kemudian, kulit pada pangkal penis dicangkok supaya ukuran penis lebih panjang. Umumnya panjang penis akan bertambah 1-2 cm saat tidak ereksi. Namun, ukuran penis saat ereksi dikatakan tetap sama. 

Meskipun memperbesar penis lewat operasi dikatakan menawarkan hasil yang permanen, tetapi belum ada cukup bukti untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya. 

Selain operasi, ada pula metode lain seperti suntikan filler pada penis. Meski begitu, metode ini belum terbukti aman dan efektif. Ada pula cara lainnya seperti jelqing, suplemen dan krim, vakum, atau penggunaan alat pemanjang penis.

Bila kamu ingin memperbesar atau memperpanjang ukuran penis, konsultasi dulu dengan dokter sebelum melakukan metode apa pun, untuk mencegah efek samping yang tidak diinginkan.

Ukuran penis juga dapat dipengaruhi oleh berat badan. Lelaki yang kelebihan berat badan atau mengalami obesitas biasanya memiliki ukuran penis yang lebih kecil. Solusinya? tentu saja dengan menurunkan berat badan!

"Menurunkan berat badan atau mencukur rambut kemaluan (manscaping) akan membuat penis lebih terlihat. Ini akan membuatnya tampak lebih besar," kata Mike Bohl, MD, MPH, dari klinik online kesehatan lelaki Roman kepada Health. 

Itulah serba-serbi tentang ukuran normal rata-rata penis. Tak perlu terlalu khawatir akan ukuran penis, karena banyak faktor yang memengaruhinya. Yang penting, fungsi utama penis untuk reproduksi tidak terganggu. Bila mengalami masalah seperti disfungsi ereksi atau ejakulasi dini, jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter agar bisa segera ditangani.