Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Vaginal Atresia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Perawatan

ilustrasi vaginal atresia (rightasrain.uwmedicine.org)

Vaginal atresia atau atresia vagina adalah kondisi langka yang terjadi ketika bagian bawah vagina belum terbentuk sebagaimana mestinya. Seseorang dengan atresia vagina akan tetap memiliki ovarium dan rahim, meskipun mungkin belum berkembang.

Menurut sebuah studi kasus dalam jurnal Medicine tahun 2018, vaginal atresial adalah kondisi langka yang diperkirakan memengaruhi 1 dari 4.000 hingga 10.000 orang. Beberapa orang juga menggunakan istilah vaginal agenesis untuk mendeskripsikan kondisi ini, akan tetapi keduanya adalah kondisi yang berbeda.

1. Apa itu vaginal atresia?

ilustrasi sistem reproduksi perempuan (cdc.gov)

Vaginal atresia adalah cacat lahir ketika vagina tertutup atau tidak ada. Biasanya kondisi ini tidak terjadi sendiri, tetapi merupakan salah satu dari beberapa masalah perkembangan pada bayi perempuan.

Studi kasus dalam The Pan African Medical Journal tahun 2020 mencatat bahwa selama perkembangan janin, saluran Müller membentuk saluran tuba, rahim, dan bagian atas, atau proksimal, dua pertiga vagina. Bagian bawah, atau distal, vagina berkembang dari sinus urogenital, bagian tubuh yang hadir selama perkembangan organ reproduksi dan saluran kemih. Atresia vagina terjadi ketika sinus urogenital gagal membentuk bagian bawah vagina.

Alih-alih, sumbatan jaringan fibrosa dapat menghalangi lubang vagina. Di belakang sumbat jaringan, vagina bisa lebih pendek atau hilang. Mungkin juga tidak ada koneksi antara bagian atas dan bawah vagina, mengutip Medical News Today.

Perubahan vagina bersifat internal. Akibatnya, alat kelamin luar, atau vulva, tetap tidak terpengaruh.

Kondisi ini biasanya muncul sebagai akibat dari beberapa sindrom ini:

  • Sindrom Bardet-Biedl.
  • Sindrom Fraser.
  • Sindrom Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser.

2. Bedanya dengan vaginal agenesis

Vaginal agenesis atau agenesis vagina terjadi ketika bagian atas, atau bagian proksimal, vagina tidak berkembang. Dalam kasus yang jarang, vaginal agenesis dapat menyebabkan perkembangan rektum dan anus yang tidak biasa.

Selama perkembangan janin, saluran Müllers bersatu untuk membuat rahim, saluran tuba, dan sebagian besar vagina. Dengan vaginal agenesis, saluran Müller tidak menyatu untuk membentuk bagian atas vagina.

Vaginal agenesis memengaruhi duktus Müllers, sedangkan vaginal atresia tidak.

3. Gejala

ilustrasi sakit perut (pexels.com/cottonbro studio)

Perempuan dengan kondisi vaginal atresia bisa jadi tidak menyadari memiliki kelainan tersebut sampai mencapai masa pubertas. Tanda dari vaginal atresia seperti yang dijelaskan dalam laman Nationwide Children’s Hospital meliputi: 

  • Terdapat kantung kecil atau lesung pada tempat di mana seharusnya menjadi lubang vagina.
  • Tidak mengalami menstruasi.
  • Sakit perut siklik (berulang).
  • Vagina bagian atas dipenuhi darah menstruasi lewat pemindaian daerah panggul.

4. Penyebab

Vaginal atresia terjadi ketika sinus urogenital gagal membentuk bagian bawah vagina selama perkembangan janin. Bayi yang lahir dengan kondisi ini paling sering memiliki salah satu dari sindrom berikut:

  • Sindrom Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser: Ini merupakan kondisi langka yang memengaruhi perempuan dan ditandai dengan kegagalan vagina dan rahim untuk berkembang. Orang akan tetap memiliki fungsi ovarium dan genitalia eksterna yang khas.
  • Sindrom Bardet-Diedl: Kondisi genetik ini memengaruhi banyak bagian tubuh. Pengidapnya mungkin mengalami jari tangan atau kaki tambahan, kehilangan penglihatan, mengalami obesitas di sekitar pinggang, masalah ginjal, gangguan intelektual
  • Sindrom Fraser: Juga merupakan sindrom langka, pengidapnya bisa mengalami kebutaan karena kulit menutupi mata seluruhnya, gangguan pendengaran, lubang yang hilang (seperti anus atau vagina), masalah ginjal, masalah dengan kotak suara dan paru-paru, hernia umbilikalis, dan kesulitan belajar. Sindrom Fraser terjadi karena perubahan pada gen FRAS1, FREM1, FREM2, atau GRIP1, yang berperan dalam perkembangan dan penempatan kulit.

5. Diagnosis

ilustrasi ultrasound, ultrasonografi, atau USG (pexels.com/MART PRODUCTION)

Vaginal atresia dapat didiagnosis selama pemeriksaan dokter segera setelah anak lahir. Jika tidak terdeteksi, sering kali ini baru diketahui di kemudian hari jika pasien tidak mengalami haid.

Seorang dokter yang curiga pasiennya mengidap vaginal atresia dapat merekomendasikan tes darah untuk menguji sindrom-sindrom yang berkaitan dengan kondisi medis ini, ultrasonografi (USG), atau pencitraan resonansi magnetik (MRI). Penilaiannya harus menjadi bagian dari evaluasi rutin anak yang lahir dengan malformasi anorektal atau atresia ani.

6. Perawatan

ilustrasi operasi (pexels.com/Vidal Balielo Jr.)

Perawatan biasanya termasuk operasi untuk membuat vagina baru (vaginoplasti) atau penggunaan dilator vagina.

Dilator vagina adalah tabung bundar kecil yang ditekan seseorang ke area vagina. Seseorang perlu melakukan ini selama 15-20 menit sehari.

Beberapa orang mungkin merasa ini lebih mudah dilakukan setelah mandi, karena kulit akan menjadi lembut dan akan meregang dengan baik. Dilator vagina mungkin lebih cocok untuk mereka yang memiliki lesung pipit di area vagina.

Vaginoplasti

Menurut sebuah laporan dalam Journal of Clinical and Diagnostic Research tahun 2014, prosedur bedah adalah sebagian besar dari perawatan vaginal atresia. Seorang ahli bedah akan membuat saluran di dalam jaringan antara rektum dan kandung kemih.

Ada dua jenis vaginoplasti yang dapat dilakukan oleh ahli bedah:

  • Cangkok kulit: Ini melibatkan pengambilan kulit dari bokong dan menempatkannya di atas cetakan untuk membuat vagina. Dokter bedah kemudian akan membuat sayatan kecil di tempat vagina seharusnya berada dan memasukkan cetakannya. Hal ini membuat bagian dalam vagina.
  • Vaginoplasti usus: Ini melibatkan pengangkatan sebagian usus besar. Dokter bedah kemudian akan menutup salah satu ujung usus dan menjahit usus besar ke sisa vagina yang akan berfungsi sebagai lubang vagina. Seorang ahli bedah akan menempatkan cetakan di vagina selama 3 hari.

Sebagai alternatif, ahli bedah dapat melakukan pull-through vaginoplasty. Seorang ahli bedah dapat meregangkan bagian vagina yang ada untuk membuat lubang. Ini bekerja paling baik untuk celah kurang dari 3 sentimeter. Jika celahnya lebih besar dari itu, seseorang mungkin memerlukan cangkok kulit.

Masih bersumber dari studi kasus dalam The Pan African Medical Journal tahun 2020, apabila vaginal atresia tidak memengaruhi rahim dan ovarium, mungkin saja perempuan bisa hamil dan memiliki bayi. Seseorang yang menjalani vaginoplasti untuk vaginal atresia dapat memiliki anak serta mampu memiliki kehidupan seks yang memuaskan.

Setelah membaca ulasan di atas, kini kita tahu bahwa vaginal atresia adalah kelainan bawaan yang disebabkan oleh pembentukan vagina yang tidak sempurna yang tergolong langka. Kabar baiknya, terdapat opsi perawatan seperti dilator vagina dan vaginoplasti.

Penulis: Dian Rahma Fika Alnina

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Bella Manoban
3+
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us