4 Film Denmark yang Berhasil Menang Oscar, Wajib Tonton!

Selama ini, Denmark memang identik dengan cerita rakyatnya yang mendunia, desain minimalisnya yang ikonik, dan kualitas hidup masyarakatnya yang tinggi. Namun, lebih dari itu, negara Skandinavia ini juga dikenal dengan produksi film-filmnya yang berkualitas dan kerap mencuri perhatian dunia.
Salah satu karya mereka yang sedang disorot adalah film horor bertajuk The Girl with the Needle (2024). Mengangkat kisah nyata serial killer Denmark bernama Dagmar Overby, film garapan Magnus von Horn ini mendapat pujian atas nuansa horor psikologisnya yang kuat dan atmosfernya yang mencekam. Tak heran jika The Girl with the Needle berhasil menembus nominasi Best International Feature Film Oscar 2025 dan bersaing dengan empat film dari negara lain, termasuk Emilia Pérez dari Prancis.
Namun, The Girl with the Needle bukanlah satu-satunya film Denmark yang berhasil unjuk gigi di panggung Oscar. Faktanya, ada 14 film Denmark lainnya yang berhasil masuk nominasi Oscar untuk kategori yang sama. Empat di antaranya bahkan sukses membawa pulang piala Oscar yang prestisius tersebut, lho!
Penasaran film Denmark apa saja yang berhasil meraih gelar Film Fitur Internasional Terbaik di Oscar? Yuk, simak ulasannya berikut ini!
1. Babette's Feast (1987)

Sedang mencari film drama periode dengan sentuhan kuliner yang penuh makna? Babette’s Feast wajib masuk dalam watchlist-mu. Film ini adalah karya pertama Denmark yang meraih penghargaan Oscar untuk kategori Best Foreign Language Film (sekarang Best International Feature Film) pada 1988. Ceritanya diadaptasi dari cerpen berjudul sama karya Isak Dinesen, yang juga dikenal dengan nama pena Karen Blixen, penulis memoar Out of Africa.
Berlatar di sebuah desa terpencil di Pantai Jutlandia, Denmark, pada abad ke-19, Babette’s Feast menceritakan dua saudara perempuan, Martine (Birgitte Federspiel) dan Filippa (Bodil Kjer), yang mendedikasikan hidup mereka untuk meneruskan ajaran ayah mereka, seorang pendeta karismatik.
Kehidupan mereka yang sederhana dan religius berubah ketika seorang pengungsi dari Paris bernama Babette (Stéphane Audran) hadir dan bekerja sebagai juru masak mereka. Kehadiran Babette membawa warna baru ke dalam kehidupan komunitas tersebut, terutama melalui keahlian memasaknya.
Babette’s Feast tak hanya menyajikan visual hidangan lezat yang siap membuatmu meneteskan air liur. Melalui masakan Babette, film ini menyampaikan pesan tentang bagaimana sebuah karya seni, dalam hal ini kuliner, dapat menyentuh hati dan mengubah pandangan seseorang. Dengan cerita yang kuat dan universal tersebut, tak heran jika Babette’s Feast tetap menjadi salah satu film Denmark yang paling dicintai dan diakui hingga kini.
2. Pelle the Conqueror (1987)

Tak butuh waktu lama bagi Denmark untuk kembali menunjukkan tajinya di kancah perfilman dunia. Setahun setelah Babette’s Feast, negara ini mengulang prestasi serupa lewat Pelle the Conqueror di ajang Oscar 1989. Tak hanya dinobatkan Oscar sebagai Film Berbahasa Asing Terbaik, film karya Bille August tersebut juga meraih Palme d'Or di Cannes Film Festival setahun sebelumnya.
Pelle the Conqueror mengisahkan perjuangan seorang ayah dan anak, Lassefar (Max von Sydow) dan Pelle (Pelle Hvenegaard), yang berimigrasi dari Swedia ke Denmark demi mencari kehidupan yang lebih baik. Setibanya di Denmark, impian mereka tentang kehidupan mudah pupus seketika, berganti dengan realitas pahit sebagai buruh tani di sebuah pertanian yang keras. Di tengah kesulitan dan perlakuan tak adil, Pelle, sang anak, menemukan kekuatan dalam dirinya untuk bertahan dan bermimpi tentang masa depan yang lebih cerah.
Disusun dengan narasi yang kuat dan menyentuh, Pelle the Conqueror menghadirkan potret kemiskinan dan ketidakadilan yang dialami para imigran pada masa itu. Penampilan memukau Max von Sydow sebagai Lassefar menjadi salah satu daya tarik utama film ini. Berhasil menghidupkan karakter Lassefar dengan begitu mendalam, aktor kawakan tersebut akhirnya menerima nominasi Best Actor Oscar pertamanya setelah terabaikan lebih dari tiga dekade.
3. In a Better World (2010)

In a Better World adalah film kedua karya Susanne Bier yang dipilih Denmark untuk berlaga di Academy Awards. Empat tahun sebelumnya, mereka mengirim After the Wedding (2006), yang juga disutradarai oleh Bier, namun kalah dari film asal Jerman berjudul The Lives of Others (2006).
Pada Oscar 2011, kekalahan tersebut terbayar dengan kemenangan In a Better World di kategori Best Foreign Language Film. Film ini juga semakin mengukuhkan nama Susanne Bier sebagai sutradara Denmark yang handal mengangkat isu-isu sosial yang kompleks.
Berlatar Denmark dan sebuah kamp pengungsian di Afrika, In a Better World mengisahkan dua keluarga yang bergulat dengan kekerasan dan balas dendam. Anton (Mikael Persbrandt), dokter yang bekerja di Afrika, menghadapi dilema moral ketika berurusan dengan panglima perang kejam. Sementara itu, putranya, Elias (Markus Rygaard), yang tinggal di Denmark, berteman dengan Christian (William Jøhnk Juels Nielsen), anak baru di sekolahnya yang menyimpan amarah atas kematian ibunya. Persahabatan mereka kemudian diwarnai aksi balas dendam yang berbahaya.
Dalam In a Better World, Bier cerdas memparalelkan potret kekerasan di dua latar yang berbeda, yakni Afrika dan Denmark. Kekerasan di kamp pengungsian Afrika digambarkan begitu brutal dan nyata, sementara kekerasan di Denmark hadir dalam bentuk perundungan di sekolah dan amarah yang terpendam. Kedua latar ini kemudian menyatu dalam tema besar tentang bagaimana manusia merespons kekerasan dan mencari keadilan. Layak masuk watchlist-mu, deh!
4. Another Round (2020)

Dibintangi Mads Mikkelsen, Thomas Bo Larsen, Lars Ranthe, dan Magnus Millang, Another Round merupakan sajian sinema Denmark yang unik dan menggugah. Film ini mengeksplorasi tema persahabatan, krisis paruh baya, dan tentu saja, hubungan manusia dengan alkohol. Disutradarai Thomas Vinterberg, yang sebelumnya menggarap The Hunt (2012) yang juga dibintangi Mikkelsen, Another Round berhasil meraih penghargaan Best International Feature Film di Academy Awards ke-93.
Kisah Another Round berpusat pada empat guru SMA yang merasa terjebak dalam rutinitas dan kehilangan semangat hidup. Mereka kemudian menguji teori kontroversial tentang kadar alkohol dalam darah yang ideal untuk meningkatkan performa dan kebahagiaan. Eksperimen ini awalnya membawa dampak positif, karena membuat mereka lebih bersemangat dalam mengajar dan menjalani kehidupan sosial.
Namun, seperti yang bisa diduga, eksperimen dengan alkohol ini lambat laun membawa konsekuensi yang tidak diinginkan. Film ini dengan cerdas menggambarkan bagaimana alkohol bisa menjadi pedang bermata dua: memberikan kebahagiaan sesaat, namun juga berpotensi menghancurkan. Menariknya, Another Round tak serta merta menghakimi alkohol, tetapi lebih mengajak penonton merenungkan dampaknya dalam kehidupan.
Dari drama periode yang menyentuh hati, isu sosial yang kompleks, hingga eksplorasi unik tentang pengaruh alkohol, keempat film di atas membuktikan bahwa Denmark punya tempat tersendiri di industri perfilman dunia. Keberhasilan film-film ini meraih Oscar juga menjadi bukti pengakuan atas kualitas sinema Denmark di kancah internasional.
Nah, sambil menunggu pengumuman The Girl with the Needle di Oscar 2025, tak ada salahnya untuk mengisi waktu dengan menonton film-film Denmark peraih Oscar di atas. Siapa tahu, setelah menonton, kamu jadi semakin tertarik menjelajahi dunia sinema Denmark yang begitu kaya dan beragam!