5 Alasan Kenapa Spider-Man: Homecoming itu Film yang "Gue Banget!"

Meski diceritakan sebagai superhero yang kuat, Spider-man di kehidupan sehari-harinya tetaplah anak remaja biasa. Peter Parker adalah siswa pintar di sekolahnya yang selalu ingin tahu dan kadang melakukan pelanggaran.

Tom Holland kali ini sukses membawakan sosok Peter Parker dengan usia sebenarnya. Tengil, aktif, dan cerdik, ketiga karakter remaja itu dibawakan dengan apik dan memukau. Dibanding sosok Peter di versi sebelumnya, rasanya Tom Holland-lah yang paling mewakili sisi remaja dari seorang Spider-man.

Berbeda dengan Thor dan Loki yang memang berasal dari golongan dewa, Spider-man adalah manusia biasa yang memiliki kekuatan super setelah digigit seekor laba-laba. Ia tidak dipasangi alat khusus seperti Iron Man, juga tidak disuntikkan serum khusus seperti Captain America atau Hulk.

Di Spider-man: Homecoming ini, Peter Parker diceritakan sering mengalami kegagalan. Bahkan di satu adegan, Peter terlihat begitu kesakitan tertimpa reruntuhan bangunan. Ia beteriak kesakitan sembari meminta pertolongan. Peter juga beberapa kali terlihat gagal mengoperasikan fitur-fitur pada kostum pemberian Tony Stark.

Hal ini rasanya tepat untuk mempertegas bahwa Spider-man hanyalah manusia biasa yang tidak selalu bisa menggunakan kekuatan ‘laba-labanya’.

Siapa yang tidak ingin diakui keberadaannya? Semua orang berusaha melakukan yang terbaik di bidangnya untuk meraih pengakuan dari orang sekitar. Apalagi remaja seusia Peter Parker.

Ia melakukan apa saja demi diakui kehebatannya. Bahkan ia rela menghilang dari tim lomba siswa teladan dan membohongi banyak orang, demi diakui kehebatannya sebagai seorang superhero.

Ini menunjukkan bahwa rasa ingin diakui dan dibilang hebat itu wajar. Tahapan yang pasti dilalui setiap anak muda sebelum ia menjadi dewasa. Peter juga menunjukkan bahwa jalan menuju pengakuan banyak orang itu tidak selalu mulus. Ia kadang gagal dan membuat dirinya sendiri malu. Tapi percayalah tidak ada hasil yang mengkhianati proses.

Sama seperti superhero lainnya, tujuan utama Spider-man adalah menumpas musuh dan tindak kejahatan. Sebagai remaja yang masih labil dan banyak maunya, sulit rasanya untuk bisa fokus pada satu hal saja.

Hal itu juga yang dialami Peter dalam menggapai tujuan utamanya. Diceritakan di awal sampai tengah film, yang diinginkan Peter adalah mendapat pengakuan dari mentornya, Tony Stark, bahwa ia layak bergabung dengan tim Avengers.

Tapi seiring berjalannya waktu, Peter menyadari bukan itulah tujuan utama yang membuatnya layak disebut superhero. Tonton sendiri, deh apa yang menyadarkan Peter. Dijamin bikin kalian yang berjiwa muda ingin ikut juga, melakukan gerakan positif untuk lingkungan sekitar.

Menjadi pahlawan yang mampu menyelamatkan banyak nyawa dan keutuhan lingkungan, sudah pasti meraih apresiasi dari orang-orang. Itu juga yang diharapkan Peter dibalik kostum Spider-mannya.

Tapi pahlawan sejati mestinya tidak menjadikan penghargaan sebagai tujuan utama. Sosok yang menolong dan melakukan kebajikan dengan tulus tanpa mengharap imbalanlah yang pantas disebut sebagai pahlawan yang sebenarnya.

Satu saja bocorannya, kalimat dari Tony Stark kepada Peter Parker ini dijamin bikin jiwa mudamu bergetar, “Kalau tanpa kostum kau tidak bisa berbuat apa-apa, maka sesungguhnya kau tidak pantas mendapatkan kostum itu”.

Gimana, sudah cukup membuatmu penasaran dengan cerita lengkapnya? Film ini wajib ditonton bagi anak muda dan orang tua yang anak-anaknya mulai beranjak remaja.

Tidak ada keberhasilan yang diraih dengan instan dan mudah. Semuanya butuh perjuangan dan fokus. Kalau kamu mendambakan sebuah predikat dari orang sekitar, tunjukkanlah bahwa bukan kamu yang mengejar predikat itu, tapi julukan itu memang pantas diterima olehmu yang telah berusaha.