Film Raya and The Last Dragon versi bahasa Indonesia rilis di Disney + Hotstar sejak Jumat (4/6/2021). Disney Indonesia menggandeng Mikha Tambayong, Ayu Dewi, dan Eva Celia sebagai pengisi suara tiga karakter utama.
Pada Sabtu (5/6/2021), Eva Celia membagikan kisah serunya sebagai pengisi suara Namaari kepada IDN Times lewat live CETAR: Cerita Artis. Ini dia 5 fakta seru Eva Celia jadi Namaari di Raya and The Last Dragon (2021)!
"Aku di sini mengisi suara Namaari," jawab Eva Celia ketika ditanya ia berperan sebagai siapa.
Eva Celia dipercaya sebagai pengisi suara karakter Namaari di film Raya and The Last Dragon (2021). Namaari sendiri digambarkan sebagai perempuan yang kuat, berwibawa, mengintimidasi, dan punya jiwa protektif saat melindungi rakyatnya.
Dalam film ini, Namaari digambarkan sebagai karakter antagonis. Meski begitu Eva Celia justru menggambarkan karakter Namaari dari sudut pandang lain.
"I wouldn't calling that. Menurut aku hidup itu abu-abu, asyik. Gak ada hitam, gak ada putih," jelasnya disertai dengan tawa renyah.
Meski saling mengenal sejak kecil dan memiliki passionate yang sama. Nyatanya Namaari dan Raya dibesarkan dengan cara yang berbeda. Maka tidak mengherankan cara mereka bertindak dan berpikir juga berbeda. Walaupun memiliki tujuan yang sama.
Eva Celia mengaku sudah beberapa kali menonton film Raya and The Last Dragon (2021) bahkan sebelum rilis. Hal itu tidak mengherankan karena dirinya memang menyukai karya, lagu, hingga karakter Disney.
Mengaku menikmati tayangan Disney sejak masih kecil, Eva menjawab, "Even sampai sekarang aku masih selalu amazed dengan apa yang mereka buat."
Eva juga membagikan perasaannya ketika mendapatkan kesempatan menjadi pengisi suara di film Disney. "Yang pasti senang, bangga, dan terharu juga karena seperti banyak manusia di luar sana. Aku besar dengan karya, film, dan karakter Disney," tuturnya.
Di lain kesempatan ia menyampaikan, "Campur adik sih, yang pasti senang, excited banget, cuma at the same time ada sedikit pressure. Karena of course I want Disney to like it and I want people to like my voice."
Eva mengaku jika ini menjadi pengalaman sekaligus tantangan untuknya. Terbiasa merekam suara untuk bernyanyi, dubbing merupakan pengalaman pertamanya.
"Jadi aku sempat canggung awalnya," kata Eva. Tapi berkat tim produksi yang profesional Eva berhasil menyuguhkan hasil yang memuaskan.
Selain itu, Eva juga menjelaskan jika meski hanya dubbing, ia tetap harus berakting menggunakan gestur tubuh agar bisa menghayati. "Mau gak mau we have to act too. Bahasa tubuh kita tuh ya harus tetap luwes, kayak seolah-olah kita beneran sedang akting," lugasnya.
Riset, menonton film, mempelajari karakter, kisah di balik, dan cara berpikir Namaari merupakan persiapan yang Eva lakukan sebelum masuk tahap produksi. Uniknya, ia hanya butuh kurang dari sehari untuk merekam semua adegan yang diperlukan. Kudos, Eva!
"Ketika masuk studio aku tuh harus seolah-olah jadi Namaari," ujar Eva sambil mengingat tahap voice recording yang ia lakukan.
"Namaari ini terlihat di luar tuh kemasannya sangat keras dan very intimidating," kata Eva saat mendeskripsikan karakter Namaari. Menurut Eva, Namaari juga cukup protektif dengan orang-orang di sekitarnya.
Sifat protektif yang dimiliki Namaari justru tidak jauh berbeda dengan Eva, "I feel like that, aku kalau misal sama orang-orang yang aku cintai, aku pasti kayak sangat protektif."
Memerankan karakter Namaari yang terlihat dewasa dan bijakasana juga menjadi challenge tersendiri baginya. Setelah melewati tahap produksi, Eva mengaku jika Namaari menjadi salah satu karakter Disney favoritnya. Baloo dari The Jungle Book (2016) dan Pocahontas jadi karakter Disney lainnya yang Eva sukai.
Sepintas, Eva menyampaikan jika dirinya sedang menyiapkan album terbaru. Tetapi Eva tidak ingin membagikan prosesnya hingga nanti mendekati waktu rilis.
Ia juga tidak menutup diri jika nantinya akan kembali ditawari menjadi pengisi suara film animasi. "Experience ini sangat berharga buat aku and I really want to do it again. Apalagi untuk bisa berkerja sama dengan Disney Indonesia lagi, yah sebuah mimpi jadi kenyataan," tutur Eva.
"Menurut aku is to important finally ada film animasi Disney yang terinspirasi dari budaya Asia Tenggara. Jadi ketika di dubbing dalam versi bahasa Indonesia, menurutku it feel closer to home, it's home even more," jelas Eva.
Film Raya and The Last Dragon (2021) akan menyuguhkan budaya Indonesia, seperti batik, gamelan, pencak silat, dan wayang. Eva juga mengatakan jika cerita ini bisa membuat penonton tertawa, terharu, hingga menangis.
Namaari, Raya, dan Sisu digambarkan sebagai karakter perempuan yang kuat, serta pejuang. Eva berharap setelah menonton film ini perempuan akan lebih paham makna women empower women.
"Semoga di sini kita bisa belajar untuk perempuan bisa empower perempuan lain," jelasnya.
Itu dia 5 fakta seru Eva Celia jadi Namaari di Raya and The Last Dragon (2021)! Buat kamu yang penasaran, langsung aja tonton film Raya and The Last Dragon (2021) di Disney + Hotstar!