5 Film Detective Conan Terbaik Era 2000-an Versi IMDb

Siapa sangka, taman hiburan bisa menjadi panggung sebuah misteri mematikan? Dalam film ke-10 Detective Conan, The Private Eyes' Requiem, penonton diajak menyelami petualangan seru Conan Edogawa dan teman-temannya yang terjebak dalam sebuah permainan berbahaya.

Cerita dimulai dengan undangan misterius yang mengundang Conan, Kogoro, Ran, dan anggota Detektif Cilik ke sebuah hotel dekat taman hiburan. Di sana, mereka diberi gelang yang ternyata sebuah bom waktu. Jika mereka gagal memecahkan teka-teki yang diberikan, nyawa mereka akan melayang.

Untuk memecahkan kasus ini, Conan harus bekerja sama dengan detektif-detektif hebat lainnya, termasuk Heiji Hattori. Keduanya saling bertukar pikiran dan petunjuk untuk mengungkap kebenaran di balik kasus ini. Selain mereka, kehadiran karakter-karakter pendukung, seperti Inspektur Megure, Sonoko, dan Kaito Kid, juga menambah keseruan cerita.

Film ke-13 dari seri detektif cilik nan genius ini membawa penonton dalam sebuah petualangan menegangkan yang melibatkan Organisasi Hitam. Dengan judul The Raven Chaser, film ini menyuguhkan plot yang kompleks, dibalut dengan aksi seru dan teka-teki yang mengundang otak untuk berputar.

Kisahnya berpusat pada serangkaian pembunuhan misterius yang menghubungkan berbagai wilayah di Jepang. Korban-korbannya ditemukan dengan sebuah ubin mahyong di dekat tubuh mereka, seolah menjadi tanda tangan sang pembunuh. Conan, seperti biasa, tak tinggal diam. Ia menduga ada keterlibatan Organisasi Hitam dalam kasus ini.

Ketegangan semakin meningkat ketika Conan berhasil mengidentifikasi seorang anggota Organisasi Hitam yang menyamar sebagai polisi. Namun, situasi berubah drastis saat Conan harus menghadapi sebuah situasi penyanderaan dan upaya pembunuhan terhadap Inspektur Megure. Siapa sebenarnya dalang di balik kejadian ini?

Diatur sebagai film keempat dari waralaba, Detective Conan: Captured in Her Eyes menceritakan insiden penembakan terhadap seorang polisi di dekat Conan dan teman-temannya. Conan, dengan kecerdasannya yang luar biasa, berhasil mengidentifikasi ciri-ciri pelaku. Namun, kasus ini semakin rumit ketika Ran mengalami amnesia setelah menyaksikan sebuah peristiwa mengerikan.

Pelaku misterius ini ternyata mengincar nyawa Ran. Conan pun berusaha sekuat tenaga untuk melindungi Ran dan mengungkap identitas pelaku sebenarnya. Dalam perjalanannya, Conan harus menghadapi berbagai rintangan dan bahaya.

Salah satu poin menarik dalam film ini adalah penggambaran kondisi amnesia psikogenik yang dialami Ran. Amnesia jenis ini terjadi akibat trauma psikologis yang sangat mendalam. Lewat subplot tersebut, film ini berhasil menyoroti pentingnya dukungan psikologis bagi seseorang yang mengalami trauma.

Detective Conan: Countdown to Heaven mengikuti liburan seru para anggota Detektif Cilik bersama Profesor Agasa. Namun, kesenangan berganti menjadi misteri ketika mereka mengunjungi Menara Kembar Nishitamashi yang megah. Di tengah kesemarakan persiapan pembukaan, serangkaian pembunuhan terjadi. Korban demi korban berjatuhan, meninggalkan teka-teki rumit bagi Conan untuk dipecahkan.

Film kelima dari seri Detective Conan ini menawarkan lebih dari sekadar teka-teki pembunuhan. Ada unsur aksi yang menegangkan, terutama saat adegan penyelamatan anak-anak Detektif Cilik dari gedung yang terbakar. Selain itu, Countdown to Heaven juga menandai debut menegangkan dari Organisasi Hitam dalam dunia layar lebar. Kehadiran mereka, yang awalnya hanya sekilas, perlahan-lahan menjadi ancaman nyata!

Dalam Detective Conan: The Phantom of Baker Street, kasus yang dihadapi Conan terbilang unik. Film ini mengambil latar peluncuran game virtual reality (VR) canggih bernama Cocoon. Namun, acara tersebut diwarnai dengan insiden penyanderaan 50 anak dari keluarga kaya dan berpengaruh oleh kecerdasan buatan bernama Noah's Ark yang mengendalikan Cocoon.

Noah's Ark menganggap para peserta Cocoon berasal dari keluarga yang terlalu dimanja dan ingin "mengatur ulang" masa depan Jepang. Untuk menyelamatkan diri, para korban harus memenangkan permainan VR yang menegangkan. Menariknya, Conan, Ran, dan para anggota Detektif Cilik ikut serta dalam game VR tersebut. Mereka terlempar ke dunia detektif legendaris, Sherlock Holmes, di abad ke-19 London.

The Phantom of Baker Street memadukan unsur fiksi ilmiah, sejarah, dan satire sosial dengan apik. Selain menegangkan, film ini juga mengajak penonton bernostalgia dengan kisah Sherlock Holmes. Tak heran jika film keenam dari seri Detective Conan ini berhasil meraup 3,4 miliar yen di box office kala itu.

Dengan beragam kasus menarik yang disajikan, film-film Detective Conan di atas membuktikan bahwa waralaba ini tak hanya menghibur, tetapi juga merangsang otak. Jadi, sebelum menonton film terbarunya, sempatkan untuk menonton ulang film-film klasik ini ya! Siapa tahu kamu menemukan petunjuk penting yang menghubungkan semua kasus tersebut.