Karya kaum perempuan di industri sinema gak bisa dipandang sebelah mata. Lewat idealisme dan otak brilliant, mereka bisa menggarap film berkualitas yang menuai respons positif baik dari penonton maupun terkhusus kritikus film.
Industri perfilman Indonesia sendiri telah berhasil melahirkan film maker perempuan yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional, lho. Penasaran siapa saja? Simak artikelnya berikut ini, yuk!
Gina S. Noer lebih dahulu dikenal sebagai penulis skenario sejumlah film populer, di antaranya Ayat-Ayat Cinta (2008), Habibie & Ainun (2013), hingga Keluarga Cemara (2019). Alumni UI ini mengantongi banyak piala Citra FFI selama berkarier profesional di industri sinema sejak tahun 2006.
Dua Garis Biru (2019) menjadi debutnya sebagai sutradara. Film yang sempat menuai kontroversi sebelum rilis ini berhasil masuk jajaran box office dengan jumlah penonton lebih dari 2,5 juta. Gina dinilai sukses mengarahkan para pemain untuk menampilkan akting terbaik mereka.
Pada tahun 2021, Gina dikabarkan akan merilis film keduanya yang berjudul Cinta Pertama, Kedua & Ketiga. Kita tunggu aja tanggal rilis resminya, ya!
Kontribusi Nia Dinata pada industri perfilman Tanah Air gak perlu dipertanyakan lagi. Ia merupakan Komite Seleksi dan Penjurian FFI periode 2018-2020 dengan film-film garapan yang mendunia. Profesi Nia sebagai sutradara tak lepas dari jejak rekam pendidikan film yang ia tempuh di Amerika Serikat.
Karier sutradaranya dimulai melalui Ca Bau Kan (2001), film yang jadi wakil Indonesia untuk Academy Awards 2002 meski tidak lolos masuk nominasi. Kemudian, ia kembali menyutradarai fim-film fenomenal lain, seperti Arisan (2003) dan Berbagi Suami (2006).
Melalui Berbagi Suami, ia memenangkan sejumlah penghargaan di luar negeri, salah satunya Best Director pada Brussels International Film Festival.
Upi merupakan salah satu film maker paling produktif yang dimiliki Indonesia. Wanita kelahiran 1972 ini telah menyutradarai lebih dari 10 film, belum termasuk sebagai penulis skenario dan produser. Ia banyak bereksperimen dengan berbagai genre, baik itu thriller, comedy, action, hingga romance.
Melalui film teranyarnya, Radit dan Jani (2008), Belenggu (2013), dan My Stupid Boss (2016), Upi inominasikan sebagai Sutradara Terbaik pada ajang FFI. Ia juga dianugerahi penghargaan oleh Tempo sebagai Penulis Skenario Terbaik pada tahun 2014, lho.
Wanita yang punya selera fashion kekinian ini bergabung dalam jajaran sutradara Jagat Sinema Bumilangit. Menurut berbagai sumber, Sri Asih, film kedua BCU yang ia sutradarai akan segera rilis dalam waktu dekat setelah tertunda akibat pandemi COVID-19.
Kamila Andini merupakan putri dari filmmaker kondang Garin Nugraha sekaligus istri Ifa Isfansyah, juga seorang sutradara berbakat Tanah Air. Ia terhitung telah menggarap lima film, termasuk Yuni yang dijadwalkan rilis tahun ini.
Film pertamanya, yakni The Mirrors Never Lies mendapat sambutan hangat dari kritikus film. Menampilkan Gita Novalista hingga Reza Rahadian, film ini berhasil mendapatkan tujuh nominasi pada ajang FFI 2011, termasuk Sutradara Terbaik untuk Kamila.
Kemudian, Sekala Niskala (2017) berjaya di berbagai festival bergengsi baik nasional maupun internasional. Film ketiga Kamila ini memenangkan piala Golden Hanoman pada Jogja-NETPAC Asian Film Festval hingga Best Youth Feature Film pada Asia Pasific Screen Awards di tahun yang sama. Kagum banget!
Masih sedikit namun berbobot, kalimat yang tepat menggambarkan jumlah film yang berhasil digarap Mouly Surya. Debut melalui film Fiksi (2008), ia langsung mendapatkan piala Citra sebagai Sutradara Terbaik dan Penulis Skenario Asli Terbaik (bersama Joko Anwar). Fiksi yang bisa disebut sebagai film thriller lokal terbaik sepanjang masa ini mengantarkan Mouly menyabet gelar Best Director pada JiFFest 2008. Wow!
Dua film Mouly selanjutnya, yakni What They Don’t Talk About When They Talk About Love (2013) dan Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017) juga meraih kesuksesan serupa. Mengangkat kisah yang unik dan jarang banget kita temui di film Indonesia pada umumnya, kedua film ini juga diapresiasi baik nasional maupun internasional.
Tiga film garapan wanita yang dipercaya menjadi salah satu juri BIFF 2020 ini identik dengan karakter utama cewek yang kuat dan pejuang yang bakal cocok buat kamu penjunjung tinggi girl power.
Itu tadi lima film maker wanita terbaik dengan karya kualitas jempolan. Semoga makin banyak kaum perempuan di masa depan yang memajukan industri perfilman Tanah Air, ya!