5 Film tentang Kesehatan Mental di Netflix untuk Sarana Edukasi

Strange Voices berkisah tentang Nicole, siswi cerdas yang memiliki pacar dan hidup harmonis. Namun, semuanya berubah ketika ia mulai mengalami paranoid dan mendengar suara-suara aneh. Nicole dan keluarganya pun harus saling mendukung saat menghadapi hal baru yang dimiliki Nicole.

Film yang mengangkat kisah skizofrenia ini dirilis pada 1987, di mana kesehatan mental belum banyak dibicarakan. Film ini berhasil menjadi representasi menyentuh tentang orang-orang yang struggle dengan mentalnya pada 1980-an, di mana fasilitas kesehatan dan dukungan kejiwaan masih sulit didapatkan.

The Fundamentals of Caring merupakan film adaptasi novel berjudul The Revised Fundamentals of Caregiving karya Jonathan Evison. Film ini berkisah tentang Ben, mantan penulis yang direkrut sebagai perawat anak berkebutuhan khusus, Trevor.

Film arahan Rob Burnett ini berusaha menyampaikan mental struggle yang dihadapi seseorang baik yang diakibatkan oleh faktor internal maupun eksternal. Ben harus berjuang melawan depresi setelah anaknya meninggal dan diceraikan istrinya. Sedangkan Trevor harus menghadapi rasa frustasi akibat disabilitasnya.

To the Bone adalah film arahan Marti Noxon tentang Ellen, gadis berumur 20 tahun yang dikeluarkan dari kampus dan mengidap anoreksia. Ellen lalu menjalani serangkaian terapi penyembuhan yang membuatnya semakin dekat dengan keluarganya.

Dibintangi Lily Collins dan Keanu Reeves, To the Bone berusaha mengajak penonton untuk membuka mata mengenai struggle yang dihadapi oleh orang yang mengidap eating disorder dan proses penyembuhan yang mereka lakukan. Selain itu, film ini juga menjadi pengingat agar tidak mengglorifikasi diagnosa mental.

Horse Girl adalah drama psikologi arahan Jeff Baena yang tayang perdana di Sundance Film Festival. Film ini berkisah tentang Sarah, pegawai toko yang mengalami depresi akibat hal-hal yang dia sukai berubah menjadi hal mengganggu jiwa dan kewarasannya.

Jalan cerita Horse Girl diadaptasi dari kisah nyata Alison Brie dalam menghadapi depresi dan skizofrenia di keluarganya. Film ini berusaha merepresentasikan kesulitan yang dialami oleh penyintas gangguan mental dalam memahami apa yang terjadi pada dirinya. Di sisi lain, keluarga dan orang-orang di sekitarnya justru seringkali melihat diri mereka sebagai sosok aneh dan hanya ingin mencari perhatian.

I’m Thinking of Ending Things mengikuti kisah perempuan yang melakukan perjalanan bersama pacarnya untuk menemui orangtua si pacar. Sepanjang film, kisah sang perempuan terus dijeda oleh adegan petugas kebersihan sekolah. Dua adegan yang sekilas tidak berkaitan ini lalu disatukan dalam adegan ketiga yang jadi klimaks film ini.

Charlie Kaufman, selaku sutradara, menyuguhkan storyline yang terbilang abstrak dan penuh metafora dalam menggambarkan pikiran orang yang didiagnosa mengidap gangguan mental. I’m Thinking of Ending Things ditutup dengan teka-teki yang membuat penonton menyimpulkan sendiri akhir film tersebut yang berkaitan dengan trauma masa kecil, suicidal thought, dan skizofrenia.

I’m Thinking of Ending Things dan deretan film di atas wajib ditonton untuk memperluas pengetahuan dan kesadaran mengenai isu kesehatan mental yang ada di sekitar kita. Film-film tersebut juga menjadi media pembelajaran mengenai cara menyikapi orang yang sedang struggle dengan mentalnya.

Film-film di atas juga secara tersirat mengajak penonton untuk tidak ragu meminta bantuan dan dukungan orang terdekat/terpercaya maupun profesional jika benar-benar membutuhkan. Yuk, mulai peduli dengan keadaan dan kesehatan mental diri dan orang-orang di sekitar kita.