5 Film Tentang Perjuangan Mencari Keadilan Hukum yang Bikin Menohok

Film biopik ini merupakan kisah tentang Thurgood Marshall, pengacara berkulit hitam yang kemudian akan menjadi Hakim Agung Afrika-Amerika pertama dalam sejarah Amerika Serikat. Film ini sendiri berlatar tahun 1940, saat ia berjuang melalui salah satu kasus yang menentukan kariernya.

Yaitu membela orang Afrika-Amerika yang tidak bersalah dari dakwaan yang tidak adil di pengadilan. Kliennya adalah seorang sopir Afrika-Amerika, yang dituduh melakukan pemerkosaan terhadap seorang wanita kulit putih kaya. Ini adalah kasus yanng tidak mudah karena isu rasialisme yang berkembang waktu itu, bahkan hakim kasus tersebut pun bersikap rasis.

Sosok Thurgood Marshal sendiri diperankan oleh mendiang Chadwick Boseman, yang baru saja meninggal dunia karena kanker.

Film klasik ikonik ini menelusuri masa-masa awal Lincoln sebagai pengacara di Springfield, Illinois, tempat ia mendirikan praktik hukumnya sendiri. Sosoknya merupakan pengacara pembela yang tangguh. The Young Mr. Lincoln juga menyoroti romansanya dengan calon istrinya, Mary Todd.

Namun, plot utama dari film ini mengikuti kasus nyata pertama yang diambil oleh Lincoln: persidangan dua bersaudara yang dituduh melakukan pembunuhan. Kariernya ini pun menjadi satu tahapan penting Lincoln dalam evolusi dirinya menjadi Presiden ke-16 Amerika Serikat kelak.

Ini merupakan drama pengadilan militer tentang seorang pengacara muda yang dipilih untuk memimpin penyelidikan pembunuhan yang mengungkap rahasia tentang ritual perpeloncoan yang menghebohkan di Marinir. Tom Cruise berperan sebagai pengacara muda tidak berpengalaman tersebut, Letnan Daniel Alastair Kaffee, yang menjadi pembela Marinir yang dituduh melakukan pembunuhan, Col. Nathan R. Jessep (Jack Nicholson).

Lewat film ini, kita digambarkan sebuah sidang yang intens, penuh ketegangan dan adu argumen yang sangat menarik demi mengungkapkan keadilan. Film ini juga dibintangi oleh Demi Moore yang berperan sebagai atasan Daniel Kaffee, Letnan Komandan JoAnne Galloway.

Drama historis ini menceritakan kisah tujuh orang, yang diadili dengan berbagai tuduhan seputar pemberontakan di Konvensi Nasional Demokrat 1968 di Chicago, Illinois. Konvensi Partai Demokrat sendiri disambut dengan protes dari para aktivis seperti Mahasiswa moderat untuk Masyarakat Demokratik yang dipimpin oleh Tom Hayden dan militan Yippies yang dipimpin oleh Abbie Hoffman dan Jerry Rubin, yang menyebabkan konfrontasi kekerasan dengan pemerintah setempat.

Akibatnya, tujuh dari tersangka biang keladi didakwa dengan tuduhan konspirasi oleh pemerintahan Nixon, termasuk beberapa orang lainnya yang tidak terlibat dalam insiden tersebut. Di sini kita disajikan sistem pengadilan yang dipenuhi dengan intrik dan politik panas yang sangat menarik.

Berbagai istilah hukum dan perjuangan intens para terdakwa mencari keadilan yang tak pernah patah arang membuat film ini sangat inspiratif.

Ini merupakan karya Sidney Lumet yang membedah sistem peradilan dengan kisah 12 juri laki-laki kulit putih yang sedang mempertimbangkan apakah seorang anak berusia 18 tahun harus dinyatakan bersalah atau tidak karena membunuh ayahnya sendiri. Jika ada keraguan yang masuk akal, juri harus memutuskan bahwa terdakwa tidak bersalah; di sisi lain jika mereka memutuskan bersalah, pemuda itu akan dihukum mati.

Lewat film klasik ini, kita disajikan perdebatan di sebuah ruang persidangan antara 12 juri tersebut yang sangat panas, penuh asumsi dan melahirkan reaksi yang membuat penonton takjub.

Film bertema pengadilan dan keadilan selalu mampu mengobrak-abrik emosi penonton. Apalagi jika plot cerita yang ditampilkan terasa relate dengan realitas yang sedang dirasakan. Lewat lima film di atas, kita dihamparkan berbagai sudut pandang yang  menarik proses pengadilan yang cukup kompleks. Tetapi juga diberikan harapan tentang arti perjuangan yang tak kenal putus asa.