Toxic relationship atau hubungan yang tidak sehat belakangan sering dibahas dalam banyak forum. Tidak hanya seminar formal tentang psikologi, tetapi juga pendekatan yang lebih mudah dipahami seperti novel dan film.
Sulitnya, banyak orang yang tidak sadar kalau ia berada di sebuah toxic relationship hingga suatu hal buruk terjadi dan merugikan mereka. Katanya sih karena cinta sudah membutakan seseorang, tetapi coba deh tonton beberapa kisah cinta di film berikut, bisa jadi pelajaran berharga.
'You' adalah serial original Netflix yang dirilis pada tahun 2018 lalu. Mengisahkan seorang wanita yang didekati seorang pria yang tampak sempurna. Singkat cerita, mereka berpacaran, namun sang wanita akhirnya sadar ada hal-hal aneh yang melingkupi kepribadian sang pria.
Film ini dapat banyak audiens setia, sayangnya banyak pula yang mengidolakan sosok pria obsesif tersebut hanya karena ia tipe pria romantis. Hal ini membuat pihak produser dan aktor pun cepat-cepat mengonfirmasi pesan yang sebenarnya hendak disampaikan agar penonton tak salah tangkap. Pada dasarnya, karakter sang pria tidak patut diidolakan, justru harus diwaspadai.
Film yang dibintangi Ryan Gosling dan Michelle Williams ini tampak indah di awalnya. Sepasang kekasih menikah dan membina rumah tangga. Namun, tak seindah film Hollywood, hubungan mereka mulai memburuk dengan kesibukan masing-masing yang padat, serta ego kedua pihak.
Dalam film ini, penonton terbagi jadi dua kubu, ada yang menganggap karakter wanita tidak rela berkorban seperti sang pria. Ada pula yang mengambil sikap netral bahwa ini adalah potret hubungan di era modern dengan tuntutan yang semakin banyak.
Salah satu film drama psikologi yang sukses menghipnotis penonton. Seorang pria bernama Nick mendapati sang istri menghilang ke polisi. Ketika dilakukan investigasi dan penyelidikan, polisi justru curiga pada Nick. Mereka mulai merasa bahwa Nick mungkin telah membunuh istrinya dan menghilangkan jejak. Apalagi dikuatkan dengan surat dan jurnal yang ditulis sang istri, Amy.
Namun, kisah ini tidak sesederhana yang dibayangkan banyak orang. Mengungkap bagaimana seseorang bisa memanipulasi orang lain untuk mengikuti drama yang ia buat. Benar-benar film yang bikin siapapun geregetan.
Film ini merupakan salah satu film yang mengundang banyak perdebatan. Dikisahkan Tom memiliki rekan kerja baru bernama Summer yang menurutnya menarik. Mereka suka musik yang sama dan sering menghabiskan waktu bersama. Namun, suatu hari Summer menghilang dan menikahi orang lain.
Lagi-lagi penonton terbagi jadi dua kubu. Kubu Tom yang merasa bahwa Summer telah memberinya harapan palsu dan mematahkan hatinya. Sementara kubu satunya menganggap bahwa Tom adalah platonic lover, yaitu seseorang yang baper pada kebaikan orang lain hingga merasa bahwa orang itu mencintainya. Kamu sendiri ada di kubu siapa?
Film ini punya beberapa spektrum hubungan antar karakternya yang cukup banyak. Tidak hanya antara Charlie dan Sam, tetapi juga antar karakter lain. Seperti Charlie dan Mary yang terlihat jelas bahwa ada unsur paksaan dalam hubungan mereka.
Juga hubungan asmara antara kakak Charlie dengan kekasihnya yang membuatnya tak bisa terus terang dan tidak berani mengambil keputusan penting dalam hidupnya.
The Perk of Being Wallflower memang banyak mengangkat isu-isu yang menjangkiti anak muda, seperti toxic relationship, peer pressure, dan kesehatan mental.