Banyak yang gak tahu kalau film populer terkadang hasil adaptasi dari novel. Dari sekian banyak karya sastra di dunia, novel sastra klasik masih memiliki tempat di hati pencinta literatur dan penikmat film.
Tidak mengherankan jika pada akhirnya banyak sutradara yang tertarik untuk membuat film dari karya klasik. Cerita-cerita tersebut seperti tak lekang oleh waktu dan tetap dicintai masyarakat bahkan hingga sekarang.
Film berdasarkan novel Charlotte Bronte ini mengusung tema yang cukup berat, seperti perbedaan kelas sosial, agama, dan feminisme. Hal-hal yang masih dianggap tabu di 1847, masa di mana cerita terjadi.
Saat kecil, Jane Eyre (Mia Wasikowska) dibuang oleh bibinya setelah kepergian kedua orang tuanya. Jane kecil ditemukan pihak berwenang dan dimasukkan ke dalam asrama wanita. Menjelang dewasa, ia pun akhirnya mendapatkan pekerjaan sebagai pelayan untuk wanita kelas atas yang akan dinikahi bangsawan.
Karena pekerjaannya itu, Jane harus pindah ke rumah besar yang dimiliki Edward Rochester (Michael Fassbender). Meski awalnya canggung, Jane yang cenderung tertutup akhirnya mulai luluh hatinya dengan Rochester. Begitu pula Rochester yang menyukai sosok Jane. Namun, kisah cinta mereka tidak berjalan mulus karena banyaknya rahasia masa lalu yang menghalangi.
Novel sastra klasik "Little Women" telah diadaptasi baik ke dalam film, serial, dan animasi beberapa kali. Namun, banyak penggemar sepakat bahwa versi 2019 karya Greta Gerwig adalah yang paling baik dalam menggambarkan ceritanya.
Little Women mengisahkan kakak beradik keluarga March dalam meraih mimpi dengan cara sendiri. Berlatarkan pada 1868, Joe March (Saoirse Ronan) adalah guru yang bercita-cita menjadi penulis novel terkenal.
Sementara itu, ada Amy March (Florence Pugh) yang meninggalkan kota kelahiran mereka dan menetap di Prancis bersama sang bibi agar bisa menjadi pelukis. Sementara itu, kakak tertua, yakni Meg March (Emma Watson) memutuskan menikah dan menjalani hidup bahagia bersama pria idamannya.
Selama meraih mimpi, banyak peristiwa yang dialami kakak beradik March, mulai dari karier, konflik keluarga, hingga sakit karena cinta. Penggambaran setiap karakternya sangat kuat, bikin kamu terenyuh.
Diadaptasi dari novel klasik luar biasa karya Victor Hugo, Les Miserable juga telah beberapa kali diangkat ke dalam film ataupun serial televisi. Meskipun begitu, film Les Miserables pada 2012 dianggap yang paling menghibur.
Kisah Les Miserables berfokus pada Jean Valjean (Hugh Jackman) yang mencoba memulai hidup baru setelah dipenjara puluhan tahun. Catatan sebagai mantan narapidana membuatnya tidak mudah untuk kembali hidup di masyarakat. Valjean pun berusaha berubah menjadi lebih baik hingga sukses menjadi pengusaha sekaligus walikota.
Valjean yang kini telah berhasil pun memanfaatkan kekayaan dan koneksi yang dimiliki untuk membantu orang-orang miskin tertindas. Namun, kebaikannya ini justru membawanya menuju permasalahan yang amat pelik.
Emma adalah film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karangan novelis populer, Jane Austen. Diceritakan di Inggris pada era 1800-an, Emma Woodhouse (Anya Taylor-Joy) adalah perempuan bangsawan menawan dan cerdas.
Di mana pun Emma berada, ia selalu menjadi perhatian orang-orang. Meskipun dikagumi banyak orang, Emma sebenarnya belum merasa bahagia. Dirinya sering dilanda kegugupan dan kebingungan atas diri sendiri.
Selain itu, sifatnya yang selalu merasa paling tahu membuat Emma berulang kali gagal menjalani hubungan percintaan. Akankah Emma pada akhirnya berhasil menemukan cinta sejati?
Masih dari karya Jane Austen, Pride & Prejudice adalah film drama romantis besutan sutradara Joe Wright dan dibintangi aktor aktris papan atas Hollywood. Pride & Prejudice bercerita tentang kisah cinta gadis bangsawan bernama Elizabeth (Keira Knigthley).
Elizabeth adalah wanita cerdas dan pemberani. Suatu hari, di sebuah pesta, ia bertemu pria angkuh bernama Mr. Darcy (Matthew Macfadyen). Sifat Mr. Darcy itu membuat Elizabeth tidak menyukainya dan mereka jadi sering bertengkar.
Meskipun begitu, Mr. Darcy ternyata malah jadi jatuh hati pada Elizabeth. Tentu saja pada awalnya, cinta itu ditolak mentah-mentah. Namun, seiring waktu, Elizabeth akhirnya mengetahui sifat asli Mr. Darcy dan pandangannya terhadap pria itu menjadi lebih positif.
Walau film dari sastra klasik jauh dari kesan modern karena berlatarkan era lampau, nyatanya beberapa sutradara justru berhasil membawa unsur modern ke dalam kisah-kisah klasik. Keseriusan mereka membuat film klasik menjadi menarik dan tak kalah mengasikkan.