5 Film yang Pakai Teknik Narasi Bookend, Impactful!

Intinya sih...
- Teknik bookend dalam film memberikan efek emosional besar dan momen reflektif yang membekas
- Parasite, 1917, Ferris Bueller's Day Off, Dreams, dan A Separation adalah contoh teknik bookend yang sukses dieksekusi dalam film
- Teknik bookend adalah salah satu dari banyak metode yang bisa dipakai untuk mengakhiri sebuah karya sinematik
Pernahkah kamu menemukan sebuah film yang dibuka dan ditutup dengan adegan yang lumayan mirip? Menontonnya seperti sedang memutari sebuah lingkaran. Ternyata, teknik bercerita itu dikenal dengan istilah bookend.
Teknik ini terbukti efektif karena bisa memberikan efek emosional yang cukup besar. Mengulang adegan pembuka pada bagian penutup bisa jadi momen reflektif yang bikin akhir film jadi lebih membekas. Analoginya seperti sebuah perjalanan. Kamu biasanya melewati rute yang sama saat berangkat dan pulang melancong, tetapi setelah melakoni perjalanan di satu tempat rute itu mungkin tak lagi sama buatmu.
Penasaran bagaimana bookend bisa dieksekusi dengan baik dalam film? Coba saksikan deretan film berikut!
1. Parasite (2019)
Parasite adalah salah satu contoh terbaik dari eksekusi teknik bookend dalam film. Ia dibuka dengan adegan yang memperlihatkan jendela apartemen bawah tanah milik keluarga Kim. Untuk menutup filmnya, Bong Joon Ho kembali mengekspos jendela yang tak berubah itu. Namun, penonton tahu kalau kondisi keluarga Kim sudah berubah drastis sejak berbagai peristiwa dan insiden yang terjadi di rumah keluarga Park. Ia juga sengaja membedakan situasi di luar jendela. Adegan pembuka berlatar musim panas, sementara adegan akhirnya berlatar musim dingin.
2. 1917 (2019)
1917 karya Sam Mendes juga pakai teknik bookend. Film diawali dan diakhiri dengan adegan Schofield (George MacKay) yang sedang beristirahat di bawah pohon. Namun, sepanjang film kita tahu betul apa yang harus dan sudah dilalui Schofield. Mulai dari kehilangan teman, hampir terbunuh, menyaksikan kengerian perang, kelaparan, dan lain sebagainya. Ini juga sukses bikin akhir film jadi lebih membekas.
3. Ferris Bueller's Day Off (1986)
Ferris Bueller's Day Off dibuka dengan adegan ketika Ferris (Matthew Broderick) berpura-pura sakit di tempat tidur agar tak perlu ke sekolah. Dilanjut dengan dirinya yang bangun dan mulai berbicara ke kamera. Pada bagian akhir, adegan ini kembali diulang dan Ferris juga kembali mendobrak tembok keempat dengan berbicara ke arah penonton, mengulang kutipan yang sama, yakni "life moves pretty fast." Ini terjadi setelah kita mengikuti petualangannya melawan orang-orang yang mengeluhkan kebiasaannya bolos sekolah.
4. Dreams (1990)
Dreams karya Akira Kurosawa adalah film yang terinspirasi dari mimpi absurd sang sutradara sendiri. Inti filmnya adalah sebuah petualangan yang kaya imajinasi dan makna. Hebatnya, ia menyelipkan teknik bookend lewat parade pernikahan di bagian pembuka dan menutupnya dengan upacara kematian. Dua sekuen kontras itu punya kemiripan dan perbedaan sekaligus yang mengindikasikan simbolisme tertentu.
5. A Separation (2011)
A Separation dimulai dengan adegan saat dua pasutri menghadiri sidang perceraian mereka. Keduanya duduk di kursi terpisah, tetapi agak berdekatan. Film kemudian berlanjut ke beberapa adegan yang menjelaskan alasan perceraian keduanya. Menariknya, pada bagian akhir, mereka kembali dipertemukan di pengadilan, tetapi terlihat tak duduk berdampingan lagi. Bahkan meski keduanya berada dalam satu frame, ada partisi kaca yang memisahkan keduanya, seolah mengindikasikan kalau keputusan cerai mereka sudah final.
Bookend hanya satu dari sekian banyak teknik yang bisa dipakai untuk mengakhiri sebuah karya sinematik. Artinya, masih banyak metode lain yang bisa dieksplorasi dan dianalisa, nih! Kalau kamu punya teknik bikin akhir film yang membekas, coba bagikan juga di kolom komentar.