Suka Adolescence? Tonton 8 Film tentang Kasus Kriminal Anak

Diklaim banyak orang sebagai serial terbaik 2025 sejauh ini, serial rilisan Netflix, Adolescence memang berhasil mengusik penontonnya. Terutama soal budaya kebencian terhadap perempuan (misogini) yang justru membabi buta seiring dengan peningkatan kesadaran kesetaraan gender. Serial itu juga membahas isu kasus kriminal yang melibatkan anak-anak serta kepelikan di baliknya.
Tidak seperti kasus yang mencatut orang dewasa, kasus kriminal dengan pelaku anak-anak punya kerumitan tersendiri. Peran orangtua, lingkungan pertemanan, sampai konten digital yang mereka konsumsi ikut berpengaruh di dalamnya. Kalau kamu suka isu yang dibahas Adolescence, coba juga 8 film dan serial berikut.
1. The Here After (2015)

The Here After juga menyoal kasus pembunuhan yang dilakukan seorang bocah di bawah umur. Sang bocah yang dimaksud bernama John (Ulrik Munther). Namun, bukannya fokus pada prosesnya menjalani hukuman, sutradara Magnus von Horn (The Girl with the Needle) justru memotret kehidupannya setelah keluar dari penjara. Reputasinya yang buruk dan dendam yang masih membara dari keluarga korban membuat prosesnya merajut masa depan tidak semudah membalik telapak tangan.
2. We Need to Talk About Kevin (2011)

Kasus kriminal anak dipotret dari perspektif orangtua juga didemonstrasikan film We Need to Talk About Kevin. Film langsung dibuka dengan adegan Eva (Tilda Swinton) mengunjungi putranya di penjara. Sang putra, Kevin (Ezra Miller) divonis penjara setelah melakukan penembakan massal di sekolahnya. Dari situ, Eva mencoba mengingat masa kecil Kevin dan menandai bendera merah yang sayangnya ia lewatkan saat itu.
3. The Son (2002)

The Son gak kalah provokatif dibanding Adolescence. Film Belgia ini mengikuti pergolakan batin Olivier (Olivier Gourmet) yang kehilangan putranya karena sebuah insiden. Masih belum benar-benar bisa menerima kematian itu, Olivier secara sengaja mencari celah untuk mengenal seorang bocah yang mengingatkannya pada sang putra. Francis (Morgan Marinne) nama sang bocah ternyata tak dipilihnya secara acak. Olivier tahu betul kalau bocah itu adalah pelaku pembunuhan putranya yang baru bebas dari penjara anak-anak.
4. Bullhead (2011)

Bullhead masih berlatar Belgia dan dikemas dengan alur maju mundur. Ia mengekor Jacky (Matthias Schoenaerts), pria yang kecanduan hormon steroid karena insiden yang ternyata pernah terjadi saat ia masih kanak-kanak. Perlahan, kita diajak mengikuti kejadian mengganggu yang pernah dialami Jacky dan melibatkan kawan sebayanya saat itu. Dianggap kenakalan anak biasa dan dibantu kuasa si ayah, si pelaku tak pernah dapat hukuman pidana yang sepantasnya. Film kemudian berprogres ke masa dewasa mereka yang ternyata masih terdampak insiden itu.
5. Picco (2010)

Berlatar sebuah penjara anak-anak di Jerman, Picco mengikuti Kevin (Constantin von Jascheroff), remaja yang baru masuk ke sistem itu karena sebuah insiden. Di sana, ia dipaksa menerima dan menyatu dengan hierarki dan aturan tak tertulis yang sudah terbentuk. Film dengan cermat menyorot kelemahan dari sistem penjara anak-anak tersebut. Mulai dari kelebihan kapasitas sampai kekerasan yang dibiarkan membudaya.
6. Dog Pound (2010)

Mirip dengan film sebelumnya, Dog Pound memotret realitas yang terjadi di penjara anak-anak. Kali ini latarnya Amerika Serikat. Lewat remaja bernama Butch (Adam Butcher), kita diajak mengenal sistem dan budaya yang mengakar di institusi tersebut. Bukannya memberi tempat yang aman dan kondusif, seringkali penjara anak-anak justru memfasilitasi kenakalan dan penyimpangan yang lebih parah.
7. Sons (2024)

Seperti The Son, film Sons yang berlatar Denmark juga membahas pergolakan batin orangtua yang harus menghadapi pembunuh anaknya. Ia adalah Eva (Sidse Babett Knudsen) sipir di penjara anak-anak yang sengaja meminta untuk dimutasi ke bagian penjara tempat pelaku pembunuhan putranya bakal ditahan. Di sana, ia menghadapi pergolakan moral hebat, perpaduan antara kebencian dan keinginan mempertahankan idealismenya.
8. Juvenile Justice (2022)

Bukan film, Juvenile Justice adalah serial 1 musim yang berpusat pada sesosok hakim yang tak segan menghukum pelaku kejahatan di bawah umur. Ternyata, kegigihannya memberi efek jera pada anak-anak pelaku kejahatan berakar dari kisah pilunya sendiri. Ia pernah kehilangan putranya karena kecerobohan dua orang bocah yang sayangnya dibiarkan bebas tanpa konsekuensi apapun. Serial berhasil memotret pergolakan batin orang dewasa saat harus menghadapi anak-anak bermasalah.
Kasus kriminal anak memang punya tingkat kerumitan yang berbeda dibanding kasus dengan pelaku orang dewasa. Kehilangan masa muda adalah hal yang paling disayangkan, ditambah beban moral orang dewasa di sekitarnya. Serial Adolescence dan film-film di atas adalah bahan renungan yang penting, terutama di era digital ini. Gaya asuh bukan lagi satu-satunya faktor yang mendorong penyimpangan pada anak. Benar kata pepatah, "butuh seluruh desa untuk membesarkan seorang anak."