5 Hal Ini Masih Jadi Pertanyaan di Film Kabut Berduri, Bikin Penasaran

Awalnya, penonton diperlihatkan sebuah adegan yang mana Bujang (Yudi Ahmad Tajudin) mengaku sebagai pembunuh. Ia telah membunuh Yiwang, orang bertato garuda (Asyraf), dan lainnya. Pembunuhan tersebut dilakukan dengan cara memenggal kepala korban. Sanja pun menjadi saksi di mana Bujang membunuh Panca sebagai korban terakhir.

Namun, menjelang akhir film ini, penonton dibuat kaget dengan penemuan kepala Bujang yang tergantung di dekat pohon. Ini pertanda bahwa sang pembunuh masih berkeliaran bebas. Lalu, siapakah yang membunuh Bujang? Apakah sosok ini hanya peniru atau memang asli serial killers dalam film ini?

Sejak tahun 1967–1990, tentara Indonesia dan Malaysia bekerja sama dengan komunitas lokal dalam operasi penumpasan pemberontakan komunis PARAKU. Salah satu pemimpin PARAKU bernama Ambong, berhasil kabur dan diduga masih gentayangan di dalam hutan dalam wujud siluman.

Menurut Bujang, Ambong ini adalah hantu komunis. Hal ini tentu saja membuat penasaran penonton. Pasalnya, Ambong diperlihatkan sebagai pohon sawit besar mengerikan dan diiringi oleh riak air. Ada adegan di mana makhluk tak kasat mata sedang melangkah di sungai. Penonton menduga bahwa sosok itu adalah Ambong.

Agam (Kiki Narendra) terlibat kasus pembunuhan dan perdagangan anak. Atas kejahatannya tersebut, ia pun menjadi tahanan di penjara setempat. Menurut berita, Agam meninggal bunuh diri karena tak dapat menanggung semua perbuatan jahatnya.

Namun, kematian Agam ini agak aneh. Dengan mata terbuka, ia memuntahkan apa yang dimakan. Apakah ia sengaja membawa racun dari luar penjara? Jika memang iya, pengawasan dalam penjara tersebut tidak ketat.

Atau mungkinkah ada orang yang diam-diam mencampurkan racun ke dalam makanan atau minumannya? Melihat kejahatan yang dilakukan Agam sangat serius, bisa saja ia menjadi incaran oleh orang yang sakit hati dengannya.

Berlatar tahun 1972, ada seorang anak yang sedang mencuci sepatu di sungai. Diketahui, anak tersebut adalah Bujang. Sepatu orang dewasa itu penuh darah. Mungkinkah sepatu itu milik Ambong? Mengingat tahun tersebut bertepatan dengan masa operasi penumpasan pemberontakan komunis PARAKU.

Setelah kasus yang ditangani selesai, Sanja berniat pulang ke Jakarta. Selain itu, ia juga disuruh oleh pusat untuk kembali. Namun, kematian Bujang membuat Sanja kaget. Hal ini terlihat dari raut wajahnya. Mungkinkah ia menunda kepergiannya ke Jakarta? Melihat Sanja adalah sosok yang bertanggung jawab, tentunya tak akan diam melihat kasus tersebut.

Nah, bagi yang sudah menonton film Kabut Berduri, bagaimana pendapat kamu tentang poin-poin di atas? Apakah kamu setuju atau ada yang ingin menambahkan? Kabut Berduri tak hanya berkisah tentang pembunuhan tetapi ada isu sosial di dalamnya.