5 Novel Berlatar Krisis Iklim, Membawamu ke Dunia Distopia

Terbit tahun 2020, The Ministry for the Future mengisahkan sebuah badan internasional yang dibentuk untuk melindungi generasi masa depan dari krisis iklim. Novel diawali dengan bencana gelombang panas yang merenggut jutaan nyawa. Frank May seorang penyintas yang mengalami trauma kemudian bekerja sama dengan Mary Murphy yang merupakan pemimpin badan penanggulangan iklim.

Sepanjang novel menceritakan badan atau kementerian yang dipimpin oleh Mary Murphy mengalami kemajuan dan kemunduran. Cerita juga tampak realistis karena menggambarkan dengan detail dampak perubahan iklim dan bencana alam. Unsur-unsur geopolitik dan diplomasi juga memperkaya alur cerita.

Novel ini sangat padat informasi dengan berbagai istilah yang awam bagi orang-orang yang gak bergelut di bidang lingkungan. Namun, kamu bisa belajar istilah-istilah baru untuk menambah wawasan.

Berkisah tentang seorang ibu rumah tangga dari pedesaan, Dellarobia Turnbow berusaha kabur dari pernikahannya yang tak bahagia. Di tengah perjalanan, ia melihat fenomena tak biasa yaitu jutaan kupu-kupu yang bermigrasi ke daerahnya. Kemudian, Dellarobia Turnbow juga dipertemukan dengan Ovid Byron seorang ilmuwan yang tertarik dengan migrasi kupu-kupu besar-besaran.

Perubahan iklim yang mendorong kupu-kupu secara serentak untuk melakukan migrasi adalah tema sentral dalam novel ini. Selain itu, ketimpangan sosial dan ekonomi juga memperkaya cerita, dan masih relevan dengan isu-isu sosial terkini. Termasuk mendobrak peran tradisional perempuan yang selalu diasosiasikan dengan tugas domestik.

Flight Behavior menggabungkan antara narasi pribadi dengan isu perubahan iklim yang mendesak. Kamu akan diajak untuk melihat dampak nyata dari perubahan iklim pada komunitas lokal.

Berlatar di California, sekelompok remaja harus menghadapi kekeringan yang melanda. Awalnya mereka gak saling mengenal, tetapi harus bersatu untuk bertahan hidup dari bencana krisis air. Mereka melalui perjalanan yang penuh bahaya untuk mencari air, seperti ancaman, penjarahan, hingga kekerasan.

Secara keseluruhan, novel ini menyoroti kemampuan manusia untuk bertahan hidup dalam kekeringan dan krisis air. Dan menampilkan sisi manusia yang brutal untuk mendapatkan air. Air yang biasanya bisa didapatkan dengan mudah, kini harus didapatkan dengan mempertaruhkan nyawa.

Novel yang terbit tahun 2018 ini sangat cocok untuk dibaca oleh remaja dan awal dewasa karena cara penulisannya yang lugas dan mudah dimengerti. Selain itu karakter-karakter dalam novel sebagian besar diperankan oleh anak-anak remaja dan isu yang diangkat relevan oleh masalah anak-anak muda saat ini.

Novel ini menampilkan kisah Deen Datta yang merupakan seorang pedagang buku kuno di New York. Tiba-tiba ia didatangi oleh Piya Roy, ilmuwan kelautan yang meneliti lumba-lumba. Piya Roy meminta Deen Datta untuk menerjemahkan manuskrip kuno tentang Manasa Devi.

Proses penerjemahan ini membawa Deen Datta pada sebuah petualangan ke daerah-daerah yang diselimuti krisis lingkungan. Ia bertemu dengan berbagai orang yang terdampak perubahan iklim, mulai dari pengungsi hingga masyarakat adat. Ia juga berpergian dari India ke Italia.

Amitav Ghosh merupakan penulis asal India yang sering menulis novel bertema sejarah. Gun Island merupakan novelnya yang mengangkat isu lingkungan dan menggabungkannya dengan sejarah dan mitologi. Meskipun alur novel ini agak lambat di awal cerita, tetapi akan semakin menarik ketika kamu mengikuti perjalan Deen Datta menerjamahkan manuskrip Manasa Devi.

Novel fiksi ini berkisah tentang ekspedisi untuk mengeksplorasi sebuah wilayah di selatan Amerika yang disebut dengan Area X. Sebelas ekspedisi sudah diturunkan, tapi setiap ekspedisi selalu berakhir gagal. Semua tim kembali dengan keadaan yang janggal seperti mati bunuh diri atau saling menembak. Tim ekspedisi ke-11 bisa pulang dengan selamat tetapi tak lama, mereka tewas karena kanker.

Tim ekspedisi ke-12 kemudian diturunkan ke area X. Anggota tim terdiri dari ahli biologi, ahli survey, ahli psikologi dan seorang psikolog. Sepanjang cerita, kengerian dan ekologi yang horor ditampilkan. Meskipun gak menyoroti perubahan iklim secara langsung, novel ini menggambarkan bagaimana alam merespon kolonisasi manusia.

Novel ini pertama kali terbit pada tahun 2014 dan sempat diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama, Annihilation di tahun 2018. Bagi kamu yang menyukai novel genre thriller psikologis, novel ini sangat cocok untukmu. Ditambah dengan bumbu fiksi ilmiah dan krisis ekologi.

Masing-masing novel punya cerita besar yaitu mengangkat latar perubahan iklim dan kesulitan manusia menghadapinya. Meskipun hanya fiksi semata, tetapi saat kamu membacanya kamu akan seperti dibawa ke dunia yang penuh distopia, yang sangat berbeda dengan dunia saat ini. Jadi, novel berlatar krisis iklim mana yang paling ingin kamu baca?