Kesetaraan gender tak mengubah pandangan masyarakat kepada perempuan. Kesenjangan upah gender dan patriarki masih menjadi perkara yang perlu diperhitungkan. Menjadi perempuan memang begitu kompleks dan sulit diidentifikasi.
Berbicara tentang perempuan memang tak ada habisnya. Oleh karena itu, ada beberapa rekomendasi novel yang menceritakan tentang perempuan. Kisah yang penuh perjuangan dibalut sedemikian apik menjadi sebuah novel. Penasaran seperti apa? Yuk, simak beberapa novel berikut ini.
Novel karya Cho Nam-Joo ini menggambarkan keseharian perempuan di Korea yang mengalami ketidaksetaraan gender dan diskriminasi. Tokoh dalam novel ini, Kim Ji-yeong harus melepaskan karir dan kebebasannya demi mengasuh seorang anak.
Novel Kim Ji-yeong Lahir Tahun 1982 masuk ke dalam novel populer yang ada di dunia. Novel ini diterjemahkan ke dalam 18 bahasa, salah satunya yaitu bahasa Indonesia. Bahkan, novel ini masuk dalam daftar penghargaan National Book Award for Translated Literature dari AS dan Emile Guimet Prize for Asian Literature dari Prancis.
Novel ini mengangkat sebuah kisah rumah tangga antara Amara dan Baron. Kisah tersebut dimulai dengan pernikahan keduanya yang tidak di restui oleh ibu Amara karena mereka berbeda agama. Tokoh Amara dalam novel tersebut digambarkan sebagai sosok yang mandiri dan memiliki karir yang bagus.
Setelah menikah, Amara mengalami banyak tekanan mental. Dia harus mengalami banyak kemelut dalam rumah tangga. Bahkan dia mencapai titik terendah dalam hidupnya dan harus berjuang mati-matian untuk bertahan. Perjuangan yang dilakukan tokoh Amara benar-benar dikemas dengan baik sehingga pembaca bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Amara.
Kisah dari novel ini berpusat pada tokoh bernama Dewi Ayu yang memiliki paras cantik nan elok. Dia merupakan seorang pelacur pada zaman kolonial. Selama menjadi pelacur, dia memiliki empat orang anak yang tidak jelas asal-usul ayahnya.
Novel karya Eka Kurniawan ini menunjukkan bahwa kecantikan juga sekaligus luka. Dalam kisahnya, kecantikan Ayu Dewi tak hanya meninggalkan luka bagi dirinya sendiri, namun juga pada keempat anaknya. Novel ini dikemas dengan alur maju-mundur. Oleh karena itu, pembaca dituntut cermat dalam mengidentifikasi waktu pada setiap bagian novel.
Novel Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam ditulis berdasarkan pengalaman perempuan Sumba dimana mereka menjadi korban kawin tangkap. Dimana tradisi kawin tangkap ini menyuarakan jerit perempuan yang seolah tak terdengar.
Novel ini mengisahkan seorang tokoh bernama Magi Diela yang memperjuangkan haknya sebagai seorang wanita. Magi Diela menjadi korban kawin tangkap daerahnya. Dia diculik dan dijinakkan untuk melaksanakan tradisi didaerahnya. Namun, dia melakukan perlawanan terhadap banyak pihak untuk mendapatkan haknya sebagai perempuan.
Perempuan di Titik Nol mengisahkan tentang para perempuan Mesir yang harus menghadapi budaya patriarki. Tokoh Firdaus, seorang perempuan di Mesir menjadi seorang pekerja seks komersial saat dewasa padahal saat kecil dia hidup di pedesaan.
Firdaus menjadi korban budaya partriarki. Dia harus mendapatkan hukuman mati karena membunuh seorang germo. Novel ini memaparkan tentang penderitaan seorang perempuan yang hidup di tengah masyarakat patriarki dan mendapatkan kekerasan sepanjang hidupnya.
Kisah yang luar biasa tersebut mampu menyentuh setiap orang yang membacanya. Perjuangan, penderitaan, dan titik terendah mereka menjadi karya yang begitu luar biasa. Nah, itulah rekomendasi novel yang bercerita tentang perempuan.