5 Tema Menegangkan di Film Thriller yang Bikin Jantung Berdebar

Film thriller selalu memiliki daya tarik tersendiri dengan alur cerita yang mampu membuat penonton terduduk di ujung kursi. Dengan ketegangan yang tak henti-hentinya dan plot twist yang tak terduga, genre ini terus memikat hati para penggemar film. Namun, apa sebenarnya yang membuat film thriller begitu menghipnotis?
Salah satu kuncinya terletak pada penggunaan tema-tema menegangkan yang dieksplorasi dengan cermat. Tema-tema ini tak hanya berfungsi membangun ketegangan, tetapi juga menggugah emosi dan rasa penasaran penonton.
Mulai dari unreliable narrator yang membuat penonton meragukan segala sesuatu hingga detektif dengan masa lalu kelam yang membawa cerita semakin dalam dan kompleks, berikut lima tema yang sering hadir dalam film thriller dan berhasil menciptakan suasana yang mencekam. Yuk, simak ulasannya!
1. Unreliable narrator

Jantung berdebar kencang saat menonton film thriller? Itulah daya tarik genre ini dengan alur cerita menegangkan dan penuh misteri. Salah satu elemen yang membuat film thriller semakin seru dan membuat penasaran adalah unreliable narrator, atau pencerita yang tak dapat diandalkan.
Unreliable narrator adalah karakter yang menceritakan kisah dalam film, tetapi ceritanya tak bisa dipercaya sepenuhnya. Berbagai alasan mendasari unreliable narrator. Bisa jadi mereka sengaja berbohong untuk menutupi sesuatu, berhalusinasi atau mengalami gangguan mental yang mengganggu ingatan dan persepsi, atau tak mempunyai semua informasi yang dibutuhkan untuk menceritakan kisah yang akurat.
Fight Club (1999), Shutter Island (2010), dan Gone Girl (2014) adalah beberapa contoh film thriller dengan unreliable narrator. Film-film ini menunjukkan bagaimana unreliable narrator dapat menciptakan rasa tegang dan kebingungan bagi penonton. Penonton diajak menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi dan siapa yang bisa dipercaya, sampai film mencapai klimaksnya.
2. Lokasi yang terisolasi

Lebih dari tiga dekade setelah perilisannya, Misery (1990) masih menjadi salah satu film thriller favorit banyak orang. Keberhasilannya tak lepas dari cerita menegangkan dan akting luar biasa Kathy Bates sebagai Annie Wilkes, seorang penggemar obsesif yang meneror seorang novelis dengan cara yang mengerikan.
Selain penampilan Bates yang layak mendapatkan Oscar, salah satu faktor kunci yang juga berperan dalam menciptakan suasana mencekam dalam film ini adalah lokasinya yang terpencil. Kabin terpencil di tengah hutan menjadi latar belakang sempurna untuk kisah teror Annie Wilkes (Bates) terhadap sang novelis, Paul Sheldon (James Caan).
Yap, lokasi terisolasi memang menjadi salah satu tema penting dalam film thriller. Pasalnya, lokasi yang terpencil dapat menciptakan beberapa elemen penting yang membangun ketegangan, seperti terbatasnya akses. Jika karakter utama terjebak di tempat terpencil, mereka akan kesulitan untuk melarikan diri atau mendapatkan bantuan. Hal ini meningkatkan rasa panik dan putus asa yang dapat “menular” kepada penonton.
Di sisi lain, lokasi terpencil dalam film thriller juga digunakan untuk mengeksplorasi tema-tema lain, salah satunya kondisi psikologis manusia. Dalam The Lighthouse (2019), mercusuar yang dihadang badai memaksa dua karakter utamanya untuk menghadapi sisi tergelap dari diri mereka sendiri, seperti ketakutan, trauma, dan kegilaan. Hal ini menciptakan pengalaman menonton yang menegangkan sekaligus penuh makna.
3. Psikopat yang genius

Psikopat genius merupakan salah satu karakter antagonis yang sering dihadirkan dalam film thriller. Mereka mampu merencanakan kejahatan dengan matang, penuh perhitungan, dan bahkan tanpa celah. Kemampuan mereka untuk memanipulasi dan mengelabui orang lain semakin menambah kengerian dalam genre ini.
Anton Chigurh (Javier Bardem) dalam No Country for Old Men (2007) adalah contoh sempurna dari karakter psikopat genius. Ia merupakan seorang pembunuh bayaran tanpa ampun yang selalu membawa senapan berburu dan koin untuk menentukan nasib korbannya. Meski metodenya brutal, Chigurh selalu berhati-hati untuk menyembunyikan identitasnya dan tak meninggalkan jejak.
Kehadiran psikopat genius dalam film thriller tak hanya menghadirkan ketegangan dan adrenalin, tetapi juga memicu pemikiran dan refleksi tentang berbagai tema moral dan filosofis. Kemampuan mereka menjadi pengingat bahwa di balik kecerdasan yang luar biasa, terkadang tersembunyi jiwa kelam yang berbahaya. Menakutkan!
4. Detektif dengan masa lalu kelam

Untuk mengimbangi karakter psikopat, film thriller biasanya menghadirkan karakter detektif sebagai protagonis. Namun, menampilkan seorang detektif yang sama cerdasnya dengan si psikopat tentu menimbulkan kebosanan dalam cerita. Untuk itu, diciptakanlah latar belakang yang kompleks agar sang detektif terhubung dengan penonton.
Bagi sebagian detektif, masa lalu kelam menjadi motivasi untuk menegakkan keadilan. Kehilangan orang terkasih, menjadi korban kejahatan, atau menyaksikan tragedi mendorong mereka untuk melawan kegelapan dan melindungi orang lain. Namun, bagi detektif lainnya, masa lalu kelam justru menjadi jebakan yang menjerumuskan. Luka emosional yang belum sembuh dapat membelokkan penilaian mereka, mendorong mereka untuk bertindak impulsif, bahkan melanggar batas etika.
Kontradiksi ini dapat kamu temukan dalam Seven (1995) dan The Girl with the Dragon Tattoo (2011). Jika Lisbeth Salander (Rooney Mara) dalam The Girl with the Dragon Tattoo mengubah statusnya sebagai korban untuk menumpas kejahatan, David Mills (Brad Pitt) dalam Seven terjebak dalam idealismenya dan mendapat konsekuensi menyedihkan di akhir cerita.
5. Orang hilang dan kembali secara misterius

Dalam film thriller, kasus orang hilang selalu berhasil membangkitkan rasa ingin tahu dan ketakutan para penonton. Bagaimana orang tersebut bisa hilang? Apa yang terjadi padanya selama menghilang? Pertanyaan-pertanyaan ini selalu menyelimuti benak para penonton, membuat mereka tak bisa lepas dari film.
Dalam beberapa kasus, ada juga film dan serial thriller yang memulai ceritanya dengan kembalinya orang yang menghilang secara misterius. Contohnya adalah Changeling (2008) dan The OA (2016–2019). Meski memiliki nuansa yang berbeda, keduanya sama-sama menceritakan orang hilang yang kembali ke keluarganya namun dicurigai karena kembali dalam kondisi yang berbeda.
Bagaimanapun, film thriller dengan tema orang hilang dan kembali selalu berhasil membuat para penonton penasaran tentang bagaimana ceritanya akan berakhir. Tema ini pun membuka ruang bagi para pembuat film untuk mengeksplorasi berbagai isu sosial yang menarik, seperti krisis identitas, masalah kepercayaan, dan kritik terhadap sistem hukum.
Lima tema ini membuktikan bahwa film thriller memiliki banyak cara untuk membuat penonton terpaku dan merasakan ketegangan yang mendalam. Lebih dari sekadar tema, pesan moral dan filosofis yang terkandung di dalamnya juga memicu pemikiran dan refleksi. Jadi, siapkah kamu untuk merasakan jantung berdebar saat menonton film thriller berikutnya?