Tragedi MH370 dituang ke dalam dokumenter berjudul MH370: The Plane That Disappeared. Serial garapan Netflix ini berusaha menelusuri misteri jatuhnya pesawat MH370 yang menjadi kecelakaan pesawat paling aneh sepanjang sejarah.
Apa yang sebenarnya terjadi masih menjadi teka-teki besar. Beragam teori pun tersebar mengelilingi kasus ini. Lewat MH370: The Plane That Disappeared, beberapa teori diteliti dan fakta dipisah dari hal fiktif. Berikut penjelasannya.
Dikemukakan bahwa Shah, sang pilot dengan sengaja menabrakkan pesawat ke Samudra Hindia untuk melakukan bunuh diri sekaligus pembunuhan massal. Teori ini cukup populer dibanding teori lainnya.
Pernyataan ini sendiri didukung oleh simulator penerbangan Shah yang ada di rumahnya. Data pada simulator tersebut menunjukkan jalur serupa dengan penerbangan yang dialihkannya di atas Samudra Hindia hanya satu bulan sebelum kejadian.
Walau begitu, ada juga yang berpendapat bahwa tidak mungkin bagi Shah untuk mengambil alih pesawat sendirian tanpa bantuan siapapun. Selain itu, tidak ada juga motif yang jelas dan tanda-tanda psikologis pilot akan melakukan hal keji ini.
Cyndi Hendry, seorang sukarelawan Tomnod, sebuah perusahaan citra satelit yang tidak lagi beroperasi beranggapan bahwa lokasi pencarian jatuhnya pesawat berada di perairan yang salah.
Dalam salah satu episode dokumenter, Hendry mengatakan dia melihat bentukan seperti puing-puing pesawat. Lokasinya di Laut China Selatan, bermil-mil jauhnya dari area pencarian, hanya beberapa hari setelah pesawat menghilang.
Setelah melihat kumpulan puing-puing putih, Hendry menghubungi Malaysia Airlines untuk mengemukakan analisisnya tersebut namun dihiraukan. “Saya mencoba menjangkau begitu banyak orang untuk memberi tahu mereka bahwa puing-puing ini ada. Tidak ada yang mendengarkan saya,” ungkap Hendry.
Teori lainnya ialah pesawat ini dibajak oleh penumpang Rusia. Pasalnya, beberapa bulan setelah kejadian, Malaysian Airlines Penerbangan 17 ditembak jatuh oleh rudal saat terbang di atas Ukraina selama invasi Rusia ke Krimea.
Menurut Jeff Wise, seorang ahli teori, hal ini dapat terjadi. Tiga penumpang Rusia diketahui duduk di dekat palka listrik. Hal ini membuat mereka bisa menciptakan gangguan dan kemudian mengakses di bawah dek untuk mengendalikan pesawat.
Namun teori itu dengan cepat dibantah oleh mantan direktur krisis Malaysia Airlines, Fuad Sharuji. “Siapa pun yang masuk ke palka dapat menonaktifkan transponder dan menonaktifkan sistem komunikasi. Namun tidak mungkin menerbangkan pesawat dari kompartemen avionik," terangnya.
Ada juga yang berpendapat bahwa bukan orang Rusia dibalik tragedi ini, melainkan Amerika. Saat itu, militer AS sedang berlatih di Laut Cina Selatan sehingga membuat beberapa orang menyarankan mereka menjatuhkan MH370 pada titik di mana ia kehilangan kontak radar.
Wartawan Perancis bernama Florence de Changy berpendapat bahwa “sudah menjadi rahasia umum bahwa China sangat ingin memperoleh teknologi AS yang sangat dijaga ketat di bawah pengawasan dan teknologi drone. Ini bisa menjadi inti permasalahan yang menyebabkan tragedi MH370.”
Pada malam MH370 lepas landas, Amerika memiliki dua pesawat pemblokir radar di dekatnya. Hal ini membuat De Changy percaya bahwa mereka dapat menjatuhkan pesawat dari radarnya atau memerintahkan Shah untuk mendarat.
Dan yang terakhir, teori yang dinilai paling masuk akal dan diterima secara luas ialah bahwa pesawat MH370 jatuh begitu saja ke laut akibat kesalahan mekanis. Gagasan ini didukung oleh penemuan puing-puing pesawat yang positif teridentifikasi berasal MH370 setelah beberapa tahun.
Sebagian besar pesawat belum ditemukan, begitu pula jenazah penumpangnya. Namun Goong Chen, seorang matematikawan dari Texas A&M University, berpendapat bahwa pesawat yang jatuh secara vertikal menjadi penyebab kurangnya reruntuhan pesawat.
“Sederhananya, sebuah pesawat yang menabrak air secara miring akan hancur dan bagian-bagiannya tersebar seluruh permukaan air. Tapi pesawat yang jatuh hampir penuh secara vertikal akan meluncur langsung ke dalam laut dengan kerusakan minimal," jelas Goon Chen.
Hilangnya pesawat MH370 hingga kini masih menjadi teka-teki terbesar. Belum ada jawaban yang pasti terkait kecelakaan ini. Tak heran, beragam teori tersebar dengan beberapa fakta pendukungnya.