6 Film Animasi 3D Stop-Motion Ini Akan Membuatmu Bergidik Ngeri

Dunia animasi memang terus berkembang pesat selama bertahun-tahun, dari animasi hand-drawn hingga animasi 3D. Teknik stop-motion merupakan salah satu teknik sinematografi tradisional yang masih digunakan oleh para rumah produksi, dengan menambahkan penyesuaian computer generated effects dan prototipe 3D inovatif.
Objek berupa clay atau puppet sering digunakan dalam teknik ini karena mudah direposisi. Secara teknik, objek tersebut dipindahkan sedikit demi sedikit diantara frame-frame yang dipotret secara individual, menciptakan ilusi gerakan saat rangkaian frame dimainkan dengan urutan cepat.
Dengan menggunakan 3D stop-motion, hasil film seolah-olah tampak 'hidup' dan memberikan kesan unik. Nah, 6 film animasi berikut ini menggunakan teknik 3D stop-motion dengan menyuguhkan genre fantasy, comedy, musical, dark horror dan bahkan perpaduan di antaranya.
1. The Nightmare Before Christmas (1993)

The Nightmare Before Christmas adalah film animasi stop-motion bergenre musical dark fantasy yang diproduksi oleh Tim Burton dan rilis pada tahun 1993. Meskipun film ini muncul bahkan sebelum sebagian dari kita dilahirkan, film ini diluncurkan kembali oleh Walt Disney Pictures dan dirilis ulang setiap tahunnya di Disney Digital 3D dari tahun 2006 hingga 2009. Hal tersebut menjadikan film ini sebagai fitur animasi stop motion pertama yang sepenuhnya diubah menjadi 3D.
Dikisahkan dalam film seorang penduduk dari Halloween Town bernama Jack Skellington, yang menjadi "Pumpkin King" dan pemimpin kota, memimpin para penduduknya dalam mengatur perayaan Halloween tahunan. Karena khawatir kotanya akan menjalani rutinitas yang sama dari tahun ke tahun dan menginginkan sesuatu yang baru, dia pun menyusuri hutan di pagi hari setelah hari Halloween.
Tak diduga dia tersandung di 7 pohon berisi pintu menuju kota-kota yang mewakili berbagai hari libur, dan membuka portal ke Christmas Town. Terpukau dengan liburan yang tak familiar, Jack kembali ke Halloween Town untuk menunjukkan penemuannya pada penduduk kota, namun mereka gagal memahami ide Christmas dan membandingkannya dengan ide Halloween. Tak mau menyerah begitu saja, Jack pun berusaha mencari cara lain.
2. Corpse Bride (2005)

Film animasi stop-motion yang rilis pada tahun 2005 karya Tim Burton ini, mengusung genre musical fantasy dan mengambil setting di era Victorian. Film ini menuai kesuksesan kritik dan komersial serta dinominasikan pada 78th Academy Awards untuk Best Animated Feature.
Uniknya, pengambilan gambar menggunakan kamera digital SLR Canon EOS-1D Mark II, daripada kamera film 35mm yang digunakan untuk film stop-motion Burton sebelumnya, The Nightmare Before Christmas.
Film ini bercerita tentang seorang corpse bride bernama Emily dan pria muda anak dari penjual ikan 'orang kaya baru' bernama Victor. Suatu ketika Victor melupakan janji nikah di rehearsal pernikahannya dengan Victoria, anak perempuan terabaikan dari bangsawan sombong namun melarat.
Dia pun melarikan diri dan berlatih janji nikahnya di hutan terdekat dengan menyematkan cincin pernikahan pada akar terbalik di pohon terdekat. Tak disangka ternyata akar tersebut adalah jari dari seorang wanita terbunuh dengan gaun pengantin compang-camping bernama Emily, yang bangkit dari kuburan dan mengklaim bahwa dia sekarang adalah istri Victor. Emily sendiri dulunya seorang wanita berbakat dan kaya dalam hidupnya namun dibunuh oleh mantan tunangannya.
3. Coraline (2009)

Dirilis pada tahun 2009, film animasi 3D stop-motion dengan genre dark fantasy horror ini diproduksi oleh Laika yang mana didasarkan pada novel international best-selling karya Neil Gaimans tahun 2002 dengan judul yang sama. Film ini memperoleh ulasan positif dari beragam kritik dan memenangkan Annie Awards untuk best music, character design, production design, serta menerima nominasi Academy Awards dan Golden Globe untuk Best Animated Feature.
Ketika menonton film ini, kamu akan dibawa ke dunia paralel yang menyimpan rahasia-rahasia gelap dan jahat. Dikisahkan dalam film ini seorang gadis petualang bernama Coraline merasa bosan di rumah barunya, hingga kemudian dia menemukan sebuah pintu rahasia dan mendapati versi lain dari kehidupannya disisi lain.
Pada awalnya, dunia paralel tersebut secara mengerikan mirip sekali dengan kehidupan nyata Coraline, yang membedakan adalah orang-orang di dunia paralel dirasa lebih baik oleh Coraline. Akan tetapi ketika dunia paralel yang tampaknya sangat sempurna tersebut berubah menjadi berbahaya, dan orang tua 'lain' Coraline mencoba menjebak dirinya selamanya, Coraline pun harus mengandalkan akal, tekad, dan keberaniannya untuk menghindari dunia paralel yang semakin berbahaya tersebut dan menyelamatkan keluarganya.
4. ParaNorman (2012)

Dengan mengusung genre comedy horror, pada tahun 2012 rumah produksi Laika kembali merilis film animasi berjudul ParaNorman, yang sebelumnya memproduksi Coraline (2009). Film animasi ParaNorman ini merupakan film stop-motion pertama yang menggunakan 3D color printer untuk menciptakan wajah-wajah karakter. Tak heran film ini mendapat ulasan-ulasan positif dan merupakan kesuksesan bagi sebuah box office sederhana dengan memperoleh pendapatan $107 juta melebihi budget pembuatannya yakni $60 juta.
Film ini menceritakan seorang anak laki-laki berusia 11 tahun bernama Norman yang memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang yang sudah meninggal. Semua roh dari orang yang sudah meninggal tersebut memiliki urusan yang belum selesai di dunia kehidupan.
Kemudian Norman diberikan tugas untuk menyelamatkan kotanya dari sebuah kutukan kuno penyihir bernama Agatha, serangan para zombie, dan pemikiran-pemikiran sempit orang-orang dikotanya. Norman menyadari bahwa Agatha telah mengalami salah tuduh oleh dewan kota yang menganggap dirinya memiliki kekuatan untuk ilmu sihir.
5. Frankenweenie (2012)

Film animasi Frankenweenie ini merupakan remake dari film pendek Tim Burton tahun 1984 dengan judul yang sama dan diproduksi oleh Walt Disney Pictures. Dirilis pada tahun 2012, film animasi 3D stop-motion ini mengusung genre fantasy horror comedy dengan penampilan visual yang cenderung gloomy dalam gradasi warna hitam putih. Berbeda dengan karya Tim Burton sebelumnya, film ini merupakan film animasi pertama karyanya yang tidak memiliki sentuhan genre musical.
Dikisahkan seorang anak laki-laki bernama Victor kehilangan anjingnya, seekor Bull Terrier bernama Sparky. Victor lalu melakukan percobaan sains dengan menggunakan tenaga listrik untuk membangkitkan kembali Sparky. Akan tetapi, dia malah diperas oleh teman-temannya agar hewan-hewan kesayangan mereka yang sudah mati dapat dihidupkan kembali. Hal tersebut menyebakan terjadinya kekacauan dimana-mana.Victor pun harus menghadapi konsekuensi yang tidak disengaja dan bahkan mengerikan.
6. The Boxtrolls (2014)

Pada tahun 2014, rumah produksi Laika kembali mengeluarkan film animasi 3D stop-motion terbaru berjudul The Boxtrolls dengan mengusung genre fantasy comedy. Dengan mengambil setting era Victorian, film ini didasarkan pada novel Here Be Monsters! karya Alan Snow dan memperoleh pendapatan lebih besar dari budget pembuatan ($60 juta) yakni $109,3 juta, serta menerima nominasi Academy Award untuk Best Animated Feature.
Film ini mengisahkan seorang anak muda yatim piatu bernama Eggs yang dibesarkan oleh para troll pengumpul sampah, yang sering dikenal sebagai "Boxtrolls". Eggs berupaya untuk menyelamatkan para troll dari Archibald Snatcher, seorang pembasmi hama. Hal tersebut dikarenakan adanya rumor berhembus di kota yang mengatakan bahwa Boxtroll adalah kumpulan monster yang suka menculik dan membunuh anak kecil.
Snatcher pun berusaha membuat kesepakatan dengan pemimpin kota, Lord Portley-Rind, untuk membasmi setiap Boxtroll dengan imbalan keanggotaan di dewan pecinta keju kota yang disebut White Hats, terlepas dari kenyataan bahwa Snatcher sangat alergi terhadap keju.
Film animasi 3D stop-motion apa yang menjadi favoritmu? Jangan lupa bagikan dikolom komentar ya.