Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Film Berlatar Penjara yang Kisahnya Sarat Empati 

film 107 Mothers (dok. Trigon Films/107 Mothers)

Penjara, asosiasi negatif langsung menyeruak ketika kata ini diucapkan. Tempat menebus dosa itu memang tidak jauh dari kesan suram. Praktis, film-film yang berlatarkan penjara pun berkutat pada kepedihan, bahkan kekejaman yang terjadi di dalamnya. 

Penjara juga selalu dipotret sebagai tempat yang harus dihindari. Berbagai penggambaran upaya melarikan diri pun jadi topik lumrah saat bicara film dengan set penjara. Rasanya mungkin sudah jengah banget, ya. 

Kabar baiknya, tidak semua film berlatar penjara fokus pada hal-hal klise. Beberapa dibuat dengan sudut pandang yang cukup unik, bahkan sarat empati. Seakan mengingatkan kita kalau dalam kondisi krisis, kemanusiaan tidak bisa padam begitu saja. 

1. 107 Mothers (2022)

film 107 Mothers (dok. Trigon Films/107 Mothers)

107 Mothers berhasil mengaburkan kenyataan dan fiksi. Ia menceritakan keseharian para penghuni lapas khusus perempuan di Odessa, Ukraina. Sebagian dari mereka adalah ibu tunggal yang mau tak mau harus membesarkan anak mereka di dalam institusi tersebut. 

Mirisnya, mereka hanya diberi waktu tiga tahun untuk mengasuh anak-anak mereka yang masih berusia balita. Setelah itu, anak-anak tersebut harus diserahkan pada kerabat atau bahkan panti asuhan bila memang masa kurungan sang ibu belum selesai. 

Walau ini karya fiktif, sutradara Peter Kerekes mengemasnya dengan format dokumenter. Ia melibatkan penghuni lapas sebenarnya guna memberikan testimoni, tetapi juga merekrut beberapa aktor profesional untuk memeragakan adegan tertentu. 

2. Great Freedom (2021)

film The Great Freedom (dok. Festival de Cannes/The Great Freedom)

Film berlatar penjara yang sarat empati juga bisa kamu temukan dalam Great Freedom. Dibintangi aktor Jerman yang sedang naik daun, Franz Rogowski, film ini merupakan riwayat hidup seorang pria yang dipenjara karena orientasi seksualnya. 

Beberapa tahun setelah Perang Dunia II, negara-negara Eropa masih menganggap komunitas LGBTQ+ sebagai penyimpangan. Mereka bisa dipidana dan diharuskan menjalankan beberapa terapi khusus di fasilitas tertentu yang ditunjuk pemerintah. 

Sebastian Meise selaku sutradara tidak memungkiri bahwa penjara adalah tempat yang kelam dalam filmnya, tetapi ia memilih fokus pada studi karakter utamanya. Hans, sang lakon diceritakan sebagai sosok yang memiliki resiliensi tinggi. Meski tak mudah, ia mampu menemukan cinta dan empati selama menjalani masa kurungan. 

3. The Mustang (2019)

film The Mustang (dok. Focus Features/The Mustang)

Roman, karakter Matthias Schoenaerts dalam film The Mustang juga menemukan harapan serta koneksi ketika menjalani hukumannya di sebuah penjara di Nevada. 

Ia diceritakan sebagai sosok temperamental yang dipenjara karena menyerang pasangannya sendiri hingga mengalami cedera kepala parah. Namun, lama kelamaan ia berubah ketika mengenal seekor kuda di penjara tersebut.

Sesuai realitanya, sebuah penjara di Nevada memiliki program rehabilitasi yang melibatkan kuda liar di sekitar area penjara. Para napi diajak melatih kuda-kuda liar tersebut untuk kemudian dilelang. 

4. Son of Saul (2015)

film Son of Saul (dok. Laokoon Filmgroup/Son of Saul)

Pemenang Oscar 2016 di kategori Film Berbahasa Asing Terbaik ini cukup unik. Ia ditulis dari sudut pandang seorang pria Yahudi yang menjadi tawanan Nazi dan harus hidup di di kamp konsentrasi dengan kondisi yang tak layak. 

Di tengah segala keterbatasan itu, ia berusaha mencari cara untuk bisa memakamkan jenazah seorang bocah dengan layak. Tentunya keputusannya ini dianggap aneh oleh tawanan lainnya. Film ini seakan berargumen bahwa tidak peduli seberapa besar krisis dan nestapa, empati dan kemanusiaan itu masih ada. 

5. Hunger (2008)

Film Hunger (dok. Film4/Hunger)

Sebelum dikenal lewat 12 Years A Slave, Steve McQueen ternyata pernah merilis film berlatar penjara berjudul Hunger. Sinema ini mengangkat kisah nyata para aktivis kelompok Republikan Irlandia yang melakukan mogok makan selama dipenjara oleh otoritas Inggris. Ini terjadi pada 1981. 

McQueen tidak main-main dalam mengeksekusi ceritanya. Bersama para aktor, terutama Michael Fassbender selaku lakon, ia berhasil menampilkan kengerian yang realistis. Filmnya minim adegan kekerasan, tetapi berhasil mengganggu penonton. 

Dialog-dialog yang dilontarkan pun mengena. Dipikirkan betul-betul untuk memberikan penonton gambaran tentang idealisme politik para aktivis tersebut. Tanpa kesan mengglorifikasi keputusan mereka, film ini membawa pesan pentingnya empati dan sikap menghargai. 

6. Le Trou (1960)

Film Le Trou (dok. Filmsonor/Le Trou)

Le Trou adalah pelopor film yang membahas upaya kabur dari penjara. Dirilis pada 1961, film klasik ini mengikuti sekelompok napi yang sedang menyusun rencana kabur. Dengan seksama, persiapan demi persiapan mereka lakukan. 

Namun, menjelang hari-H, keraguan tentang rencana tersebut pun menyeruak hebat. Tidak fokus pada aksi seperti film-film penjara pada umumnya, Le Trou justru menyuguhkan gambaran tentang koneksi antarmanusia yang ternyata bisa terbangun dari mana saja. Termasuk dari kesamaan nasib. 

Keenam film di atas bisa jadi angin segar buatmu. Saatnya mengulik perspektif yang beda saat bicara penjara. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Ayu Silawati
EditorDwi Ayu Silawati
Follow Us