Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Film dan Serial yang Potret Profesi Karakternya dengan Akurat

The Bear (dok. FX/The Bear)

Film memang karya fiktif yang memungkinkan kreatornya berinovasi dan berimajinasi. Namun, saat berhubungan dengan profesi dan latar belakang kultural karakternya, penonton punya hak buat menuntut level akurasi setinggi mungkin. Salah satu contoh terbarunya adalah film drama realisme, 1 Kakak 7 Ponakan (2025) yang mengekor perspektif Moko, seorang mahasiswa Arsitektur. 

Meski banjir pujian, karakter Moko sebagai arsitek dirasa sebagian orang kurang riset. Mulai dari tulisan tangan sampai tugas akhir kuliah Moko dianggap kurang realistis. Detail macam ini ternyata bisa mempengaruhi pengalaman penonton, lho.

Belajar dari sana, boleh coba riset lagi soal job portrayal lewat enam film dan serial berikut ini, deh. Dilabeli akurat dan memuaskan, beberapa rekomendasi film dan serial ini bisa jadi contoh ideal buat sineas yang ingin membuat karakter dengan profesi spesifik. 

1. The Bear (2022—2024)

The Bear (dok. FX/The Bear)

Bukan sembarangan ketika The Bear jadi fenomena saat musim debutnya rilis pada 2022. Mereka sampai sekarang disebut potret profesi koki paling realistis dalam sejarah perfilman Hollywood.

Teknis kerja di dapur, stres kronis yang harus dilewati para koki, sampai naik turunnya bisnis kuliner sukses mereka gambarkan dengan akurat. Gak sedikit para pekerja sektor kuliner yang mengamini bahkan memuji akurasi tersebut. 

2. Abbott Elementary (2021—2025)

Abbott Elementary (dok. Disney+/Abbott Elementary)

Ada banyak serial dan film yang memotret lika-liku hidup guru, tetapi Abbott Elementary adalah yang paling akurat sejauh ini. Terutama untuk konteks Amerika Serikat, ya. Urusan gaji, gap antargenerasi, sampai fasilitas di sekolah negeri berhasil mereka tampakkan sesuai realitas yang ada. Drama-dramanya juga tidak dibuat-buat, riset para kreatornya wajib diacungi jempol!

3. This Is Going To Hurt (2022)

This is Going to Hurt (dok. Sister Pictures/This is Going to Hurt)

Ditulis dari pengalaman pribadi Adam Kay (penulis naskah) sebagai dokter, This is Going to Hurt juga punya level akurasi yang tak main-main. Terutama buat konteks dunia kedokteran Inggris, banyak detail di miniseri yang diamini para nakes.

Dikemas dengan format mockumentary, penonton akan sesekali disuguhi interaksi Ben Whishaw (sang aktor yang memerankan Kay) berbicara ke arah kamera. Namun, ini gak akan mengurangi kesan realismenya. 

4. Tangerine (2015)

Tangerine (dok. Magnolia Pictures/Tangerine)

Setia di genre realisme, Sean Baker berhasil memotret profesi pekerja seks dengan cukup akurat lewat film Tangerine. Cara mereka berpakaian, berinteraksi, dan diperlakukan orang-orang di sekitar mereka tidak dibumbui. Semuanya terkesan begitu natural. Meskipun tentu ada drama-drama tambahan untuk kepentingan sinematik, gambaran keseharian mereka yang menekuni profesi itu cukup memuaskan dan sesuai kenyataan. 

5. The Second Mother (2015)

The Second Mother (dok. Madman Films/The Second Mother)

Selain Roma (2018), potret realistis dari profesi pekerja domestik bisa pula kamu temukan dalam film Brasil, The Second Mother. Film mengikuti drama seorang asisten rumah tangga paruh baya yang mengabdi di rumah keluarga kaya selama beberapa dekade. Ini membuatnya lebih dekat dengan anak sang majikan ketimbang putrinya sendiri yang ia tinggal di rumah kerabat. Elemen psikis itu ditambah detail-detail kultural dan geografis Brasil bikin film ini makin imersif dan realistis. 

6. Better Call Saul (2015–2022)

Better Call Saul (dok. Sony Pictures Television/Better Call Saul)

Katanya susah menemukan film Hollywood yang berhasil memotret profesi pengacara secara akurat. Kebanyakan meromantisasi pekerjaan itu sampai-sampai melupakan fakta kalau keseharian mereka pun gak jauh dari monoton. Sejauh ini, Saul dalam Better Call Saul adalah karakter pengacara dalam film yang paling realistis. Terutama untuk adegan-adegan di luar ruang sidang. 

Mungkin buat sebagian orang, terutama yang awam dengan natur dari profesi tertentu, ketidakakuratan bukan masalah. Namun, buat para pegiatnya, rasanya bakal risih banget melihat film yang gagal merepresentasikan profesi mereka. Jadi, wajar sebenarnya kalau penggambaran profesi wajib diriset secara rinci. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Ayu Silawati
EditorDwi Ayu Silawati
Follow Us