7 Album Barat Genre Alternatif Terbaik 2022, Mana Favoritmu?

Setelah vakum selama kurang lebih empat tahun, Arctic Monkeys akhirnya merilis album baru berjudul The Car pada Oktober 2022. Album ini lebih satu vibrasi dengan album terakhir mereka yang dirilis pada 2018, Tranquility Base Hotel & Casino ketimbang materi-materi lawas mereka.

Sesuai dengan usia mereka yang jauh lebih matang dari waktu mereka debut pada 2005, kini Arctic Monkeys lebih sering bicara soal berdamai dengan diri sendiri. Mereka sudah mulai tur untuk album The Car, nih. Jadwal tur Asia termasuk Jakarta sudah dipastikan ada pada Maret 2023 mendatang. 

Setelah merilis dua album sekaligus pada tahun 2019, Foals kembali dengan materi baru pada awal 2022. Album Life is Yours milik mereka terdengar jauh lebih optimis dan groovy ketimbang materi-materi sebelumnya. 

Meski terdengar lebih pop ketimbang rock seperti yang biasa mereka buat, album ini tetap menonjolkan ciri khas Foals. Lirik gubahan Yannis Philippakis yang gak pernah mengecewakan serta aransemen tricky ala Jack Bevan dan Jimmy Smith sukses mengonfirmasi Foals sebagai band berpengalaman. 

Meski berstatus debutan, Wet Leg sukses mencuri perhatian banyak orang. Mereka bahkan menyabet empat nominasi Grammy 2023 sekaligus. Satu prestasi yang mencolok, bukan? 

Album self-titled mereka ramai pujian. Bahkan menempati posisi kedua album terbaik 2022 versi majalah musik NME. Band post-punk asal Inggris ini memang membawa angin segar ke industri musik internasional. Aransemen musik mereka fresh dan unik dengan lirik-lirik satire yang menarik didengar.

Buat penggemar post-punk dan band-band lawas Inggris maupun Irlandia, Fontaines D.C. bisa jadi pelipur rindu. Sejak debut lewat album Dogrel pada 2018, kelima anak muda asli Dublin ini seakan tak terhentikan. Mereka meraih nominasi Grammy di tahun pertama debut dan berkali-kali dielu-elukan penggemar dari berbagai generasi. 

Tahun 2022, Fontaines D.C. merilis album ketiga berjudul Skinty Fia yang makin menonjolkan identitas Irlandia mereka. Pada album ini pula mereka mencoba memasukkan beberapa lagu cinta yang langka ditemukan di kedua album sebelumnya. 

Sempat hiatus usai merilis album Be The Cowboy pada 2018, Mitsky memilih kembali terjun ke dunia musik lewat album Laurel Hell. Album ini lebih terasa nostalgic dan energik dibanding album-albumnya yang terdahulu. Seakan menghadirkan sosok Mitsky yang lebih optimistik dan bersemangat usai rehat. 

Album comeback ini dapat banyak pujian dan merengkuh skor tinggi di Metactritic. Sekaligus kejutan menyenangkan untuk para penggemar Mitsky. 

Band power-pop asal Kanada ini terakhir merilis album lima tahun lalu. Tak heran kalau Blue Rev jadi hal paling dinanti. Alvvays masih setia menambahkan sentuhan shoegaze di lagu-lagu mereka. 

Bedanya dengan album sebelumnya, Antisocial, album terbaru Alvvays yang baru dirilis ini lebih menghentak dan optimistik. Seru didengarkan sambil menyetir, nih. Gak bikin ngantuk dan liriknya relevan dengan kondisi masa kini. 

Suede bisa dibilang satu dari sedikit band Britpop yang masih aktif hingga kini. Bersama dengan Pulp, Oasis, dan Blur; mereka sempat menguasai musik Inggris era 1990-an. Sempat bubar pada 2003, mereka akhirnya memutuskan untuk reuni dan aktif kembali hingga kini. 

Sejak 2013, Suede cukup rajin menelurkan album baru. Namun, barulah album terbaru mereka yang berjudul Autofiction pada 2022 mencuri perhatian. Metacritic memberikan skor 85 untuk mereka. Album ini memang banyak mengambil pengaruh dari materi-materi lawas mereka yang dirilis pada tahun 1990-an. 

Kalau sudah rilis album begini, biasanya musisi bakal menyiapkan tur keliling dunia. Tak menutup kemungkinan Indonesia bakal disambangi. Siapkan tabungan buat nonton musisi favoritmu tahun depan.