Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Cerita Prilly dan Umay tentang Proses Produksi Film Kukira Kau Rumah

Prilly Latuconsina dan Jourdy Pranata di film Kukira Kau Rumah (instagram.com/prillylatuconsina96)

Kukira Kau Rumah adalah film produksi Sinemaku Pictures. Film ini diperankan oleh Prilly Latuconsina sebagai Niskala yang mengidap gangguan bipolar dan Jourdy Pranata sebagai Pram, kekasih Niskala. Tak hanya menjadi pemain, Prilly juga mengambil bagian penting sebagai produser.

Hanya dalam kurun waktu 15 hari penayangan di bioskop, film yang disutradarai oleh Umay Shahab ini berhasil mencetak rekor 2 juta penonton. Di balik kesuksesan tersebut, Prilly dan Umay punya cerita tentang proses produksinya, lho. Hal ini mereka sampaikan lewat kanal YouTube HAHAHA TV. Seperti apa kisahnya? Yuk, simak!

1.Umay ingin menjadi sutradara sejak usia 14 tahun

Umay Shahab (instagram.com/mdpictures_official)

Tahun 2015, kedua orang tua Umay terlibat sebagai produser film Heartbeat. Dari sana, artis 21 tahun ini menyaksikan seluk-beluk proses produksi sebuah film. Ia pun tertarik dan mulai berpikir untuk mengarahkan film karyanya sendiri.

Setahun setelahnya, Umay membuat film pendek dan diunggah ke kanal YouTube. Film yang berjudul Cinta di Balik Awan itu terdiri dari tiga part dengan total belasan juta views. Tahun 2019, Umay kembali berkarya dengan merilis film pendek Menggapai Awan dan berkolaborasi dengan Bank BTN.

2.Senang menciptakan sesuatu, Prilly akhirnya resmi menjadi produser film

Prilly Latuconsina sebagai Niskala di film Kukira Kau Rumah (instagram.com/mdpictures_official)

Prilly dikenal sebagai artis yang punya banyak ladang bisnis. Tak heran, sebab ia mengaku bahwa menciptakan dan mengembangkan produk adalah passion-nya. Alhasil, Prilly pun mengambil tantangan baru dengan menjadi produser film.

Sebagai produser, Prilly tak membatasi diri hanya pada satu bidang. Ia melakukan banyak hal, dari bagian kreatif yang berkaitan dengan naskah hingga presentasi pada investor dan mengelola budget

3.Prilly dan umay sama-sama merasa tak dianggap di industri perfilman

Umay dan Prilly (instagram.com/mdpictures_official)

Prilly dan Umay mulai akrab saat keduanya sama-sama terlibat proyek milik sutradara Monty Tiwa pada 2018. Merasa klik dengan satu sama lain, obrolan keduanya pun berujung pada cita-cita mereka yang sama, yakni membuat sebuah film yang digarap sendiri.

Walaupun telah sukses dengan trilogi film Danur, Prilly masih insecure dan merasa tidak diakui di industri perfilman. Ia merasa masih terkungkung oleh bayang-bayang kesuksesan sebagai artis sinetron yang punya banyak pengikut di media sosial.

Hal serupa turut dirasakan Umay. Ia beranggapan namanya sekarang tak sebesar dahulu saat dirinya masih menjadi artis cilik.

Dengan adanya proyek film Kukira Kau Rumah, Umay dan Prilly mendobrak segala stigma negatif dari masyarakat dan membuktikan bahwa anak muda seperti mereka mampu menciptakan karya yang luar biasa.

4.Kukira Kau Rumah punya 13 draf cerita

para pemain film Kukira Kau Rumah (instagram.com/sinemaku.pictures)

Banyak ide cerita yang akan diangkat untuk menjadi film Kukira Kau Rumah, sebelum akhirnya Umay dan Prilly sepakat mengambil isu mental health. Pembahasan ini dirasa sangat penting agar masyarakat khususnya anak-anak muda bisa lebih jujur dengan perasaan mereka.

Draf pertama Kukira Kau Rumah diceritakan dari sudut pandang Niskala. Namun, agar kisahnya bisa lebih relate kepada pandangan masyarakat umum terhadap penderita bipolar, draf kesembilan pun berubah menjadi perspektif Pram.

5.Sempat tak mendapat izin dari Amigdala

cuplikan adegan film Kukira Kau Rumah (instagram.com/sinemaku.pictures)

Usai merampungkan cerita, Prilly dan Umay mulai memikirkan judul. Awalnya, "Dalam Diam" dari lagu milik Sal Priadi yang akan digunakan. Berhubung frasa tersebut sesuai dengan Niskala yang menyimpan perasaannya dalam diam.

Beberapa waktu kemudian, mereka mendengar lagu "Kukira Kau Rumah". Setelah itu diputuskan bahwa kalimat tersebut lebih pas menggambarkan kondisi Niskala yang salah mengira bahwa keluarga dan sahabatnya adalah rumah, pun Pram yang ternyata salah menilai Niskala.

Amigdala sebagai pemilik lagu "Kukira Kau Rumah" sempat tidak mengizinkan karya mereka dialihwahanakan menjadi film.

"Mereka gak pengen membuat pendengar, tuh, terbatas interpretasinya." Umay menjelaskan alasan ketidakbersediaan Amigdala.

Umay kemudian mencoba memberi pengertian pada tim Amigdala bahwa film yang akan ia garap adalah interpretasinya sendiri sebagai penggemar.

6.Prilly ingin membuktikan bahwa dirinya mampu membawakan karakter yang tak biasa

Prilly Latuconsina sebagai Niskala di film Kukira Kau Rumah (instagram.com/prillylatuconsina96)

Dengan berperan sebagai produser, Prilly mempunyai kebebasan untuk memilih karakter yang akan dibawakannya. Ia mengaku akan sulit mendapat peran Niskala jika bukan dirinya yang bertindak sebagai produser.

"Karena ya orang ngasih peran aku apa, sih? Paling, ya, gitu-gitu lagi. Kayanya, produser-produser di luar sana belum percaya aku untuk bisa beneran meranin sesuatu yang berat," ungkap Prilly.

7.Hadirnya sosok Monty Tiwa yang selalu siap membimbing

Umay Shahab dan Monty Tiwa (instagram.com/umayshahab)

Pertama kali menggarap proyek film panjang, Umay dan Prilly tentu membutuhkan sosok senior yang bisa membantu mengarahkan mereka. Sutradara kondang Monty Tiwa-lah yang berperan dalam hal tersebut.

Saat pengambilan adegan mengenai ending cerita, Umay mengaku sempat merasa blank dan overwhelmed. Alhasil, ia menghubungi Monty Tiwa. Meskipun kala itu sang sutradara sedang memimpin syuting sebuah web series, dirinya tetap hadir guna menyelesaikan kendala yang dihadapi Umay.

Sejak tayang perdana di bioskop seluruh Indonesia pada 3 Februari, Kukira Kau Rumah telah disaksikan oleh lebih dari dua juta pasang mata. Kamu termasuk salah satunya, gak, nih? Kalau iya, bagikan kesan dan pesanmu di kolom komentar, dong!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Addini Safitri
EditorAddini Safitri
Follow Us