7 Film Tragedi Nyata Ulah Manusia yang Dapat Nominasi Oscar

Collective adalah film asal Rumania yang sempat dapat nominasi Oscar 2020 untuk kategori Film Dokumenter Fitur Terbaik. Judulnya diambil dari nama klub malam tempat band rock cadas lokal tampil dan berakhir dengan kebakaran hebat yang menewaskan serta melukai ratusan orang.

Sebenarnya, banyak korban yang selamat dan berhasil dilarikan ke rumah sakit, tetapi mereka meninggal beberapa minggu kemudian karena dugaan malpraktik. Sekelompok jurnalis berusaha melakukan investigasi atas tragedi kemanusiaan ini. 

Dapat dua nominasi Oscar untuk kategori Visual Efek Terbaik dan Editing Musik Terbaik, Deepwater Horizon juga mengupas tragedi kebocoran minyak di tepi pantai Louisiana, Amerika Serikat. Kebocoran yang menyebabkan bencana ekologis dan hilangnya nyawa sejumlah pegawai ini terjadi karena kelalaian para stakeholders yang hendak menghemat biaya dan mempercepat proses pengeboran minyak. Sebelum jadi nomine Oscar, film ini tayang perdana di Toronto International Film Festival 2016 dan dapat sambutan meriah.

Tragedi lain yang sempat difilmkan dan berhasil sabet nominasi Oscar adalah Waltz with Bashir. Film ini kisahkan pembunuhan massal pengungsi Palestina dan warga sipil Lebanon di sebuah wilayah bernama Sabra dan Shatila.

Film ini dibuat dalam format animasi oleh mantan personel Israel Defense Forces (IDF) bernama Ari Folman yang masih dihantui rasa bersalah atas keterlibatan satuannya dalam tragedi tersebut. Meski tak secara langsung melakukan pembunuhan, IDF terbukti mendukung dan membantu kelompok militan Phalangist di Lebanon untuk melancarkan aksi mematikan tersebut. 

Film peraih dua piala Oscar 2016, Spotlight, juga mengungkap tragedi nyata ulah manusia yang bikin siapa pun tercengang. Film yang dibintangi Mark Rufallo, Rachel McAdams, dan Michael Keaton ini merupakan reka ulang proses investigasi surat kabar lokal Boston yang mereka lakukan pada awal 2000-an. Kasus yang hendak mereka ungkap adalah dugaan pelecehan seksual sistematis terhadap anak-anak di bawah umur yang dilakukan para pemuka agama Katolik di kota itu sejak 1970-an. 

Tragedi ulah manusia lain juga difilmkan secara apik oleh sutradara Bosnia, Jasmila Žbanić, lewat Quo Vadis, Aida? (2020). Sinema peraih nominasi Oscar ini berusaha menceritakan ulang tragedi kemanusiaan yang pernah terjadi Srebrenica pada 1995 lewat sudut pandang tokoh fiktif bernama Aida. Ia diceritakan sebagai perempuan paruh baya yang bekerja sebagai translator untuk pasukan penjaga perdamaian PBB selama Perang Bosnia (1992—1995). 

Sudah beberapa tahun berlalu, luka dan trauma yang ditimbulkan perang sipil Peru (1980—2000) tak serta merta hilang begitu saja. Ini yang coba digambarkan Claudia Llosa lewat The Milk of Sorrow. Ia ditulis dari perspektif Fausta, putri dari penyintas perang sipil yang masih diliputi trauma dan rasa khawatir berlebih atas keselamatannya. Trauma mendalam itu muncul karena Fausta merupakan bagian dari etnik pribumi yang jadi sasaran pembunuhan massal dan pelecehan seksual sistematis selama perang sipil. 

Film tragedi terbaru yang dapat nominasi Oscar adalah Society of the Snow. Karya sinematik J.A. Bayona ini menceritakan ulang testimoni para penyintas kecelakaan pesawat maskapai Uruguay di Pegunungan Andes pada 1970-an.

Tragedi nahas tersebut terjadi karena kelalaian pilot yang kurang pengalaman dan berakhir tragis. Bahkan, para penyintasnya masih diliputi rasa bersalah yang menghantui mereka hingga kini. Bayona berhasil meramu cerita yang mengharu biru dan paling penting melibatkan serta mendapatkan persetujuan para penyintasnya.

Tragedi kemanusiaan akibat ulah manusia sudah beberapa kali difilmkan sebagai pelajaran berharga. Sudah seharusnya semua tak terulang, tetapi harus diakui manusia memang bukan makhluk paling bijak di muka bumi.